من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.
Siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung dan siapa yang hari ini ia sama dengan hari kemarin maka dia orang yang merugi sedangkan, siapa yang hari ini ia lebih buruk dari hari kemarin maka dialah orang yang celaka (dilaknat)" [HR Al Hakim]
Keyakinan yang benar tidak membatasi ikhtiar, keimanan yang lurus tidak menghalangi usaha sebab ketaatan (kasb) adalah bukti kebenaran iman. Maka teruslah melangkah dan janganlah menyerah karena masa depan adalah buah dari perjuangan hari ini.
Mengharmonisasikan cita-cita, Ikhtiar dan takdir merupakan perkara yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Usaha tanpa berdoa dan berserah diri adalah kesombongan. Begitu pula, berdoa tanpa melakukan usaha adalah kemalasan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dikotomi diatas merupakan kekeliruan yang akan menghilangkan produktivitas dari "Penjara pikiran" yang menyesatkan. Bahkan ilusi perasaan ini seringkali membungkus kemalasan dengan tawakal dan kelalaian dengan takdir, padahal semua ini adalah kedunguan dan kemalasan berkedok agama.
"Malas itu bukanlah takdir tapi pilihan hidup orang yang gagal"
اعمل ما شئت بل انت تموت
(Maka) Lakukanlah apapun yang kau mau (suka) tapi kau pasti akan mati...
Pertama Ikhtiar
Ikhtiar merupakan usaha (kasb) yang dipilih dan dilakukan oleh seorang Muslim untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Islam menjadikan ikhtiar sebagai amal jawarih atau aktivitas fisik karena Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha dalam meraih tujuannya.
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (Qs An Najm 53:39)
Dengan demikian seorang muslim tidak boleh berpikir apa yang dia tidak bisa atau mampu lakukan tapi hendaklah ia mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Kedua Doa
Adapun Doa merupakan permohonan atau permintaan kepada Allah SWT untuk menyampaikan hajat dan harapan. Doa menjadi salah satu cara dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menunjukkan ketergantungan kita kepada-Nya. Allah SWT mendengar setiap doa yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Tidak ada yang dapat mencegah takdir kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan" (HR. Tirmidzi)
jadi Doa merupakan sarana seorang hamba taslim atau berserah diri kepada Allah SWT sekaligus penyempurna amal seorang hamba.
Ketiga Tawakal
Tawakal adalah berserah diri kepada Allah SWT. Tawakal menunjukkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah menjadi ketentuan Allah. Tawakal tidak berarti menunggu tanpa berusaha; melainkan merupakan pengakuan bahwa hasil akhir adalah hak prerogatif Allah.
Adapun takdir hasil akhir yang digariskan Allah sehingga seorang hamba hendaknya senantiasa isti'anah yakni mencari Pertolongan Allah dengan ikhtiar terbaiknya diiringi dengan doa & tawakal yang sempurna dimana ketiganya saling terhubung membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Keempat Hubungan antara Ikhtiar, Doa dan Takdir
Ikhtiar dan Doa : Keduanya harus dilakukan secara bersamaan. Ikhtiar adalah usaha fisik (af'alul jawarih), sedangkan doa adalah usaha batin (af'alul Qolbi). Seorang Muslim yang baik akan melakukan ikhtiar dan berdoa secara bersamaan kepada Allah untuk memaksimal usahanya agar membuahkan hasil.
Ikhtiar dan Takdir : Meskipun kita berusaha dengan keras, hasil akhir tetap berada ditangan Allah SWT. Kita harus menerima takdir dengan lapang dada, baik itu sesuai dengan harapan maupun tidak. Namun takdir tidaklah menghalangi usaha seorang hamba yang akan ia pertanggung jawabkan atas setiap pilihan atau kasb ikhtiarinya.
Doa dan Takdir : Doa dapat mengubah takdir. Ini menunjukkan betapa pentingnya berdoa dalam setiap langkah hidup kita. Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa hamba-Nya yang memohon dengan tulus.
لا يُشككنّك في الوعد عدمُ وقوع الموعود و إن تعيّنَ زمنه لِئلا يكون ذلك قدحا في بصيرتك و اخمادا لنور سريرتك
Jangan pernah engkau meragukan janji Allah yang belum terwujud meski waktunya telah ditentukan agar itu tidak menjadikan pandangan batinmu tercemari (rusak) serta padamnya cahaya keimanan dihatimu [Syarhu Alhikam hal 9 AlHaromain]
Iman merupakan energi ketaatan. Dengan demikian iman yang benar dibingkai dalam ilmu Aqidah sedangkan amal ketaatan yang baik dibingkai dalam ilmu Syariah. Kesimpulannya iman dan amal tidak boleh dipertentangkan juga tidak pula dipisahkan.
Walhasil, diantara syarat utama meraih kesuksesan atau keberhasilan ialah kemampuan melawan rasa malas dan mengatasi kelemahan diri dengan doa & usaha yang maksimal.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an-Nya:
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan katakanlah: Bekerjalah (berusahalah) kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. lalu kalian akan dikembalikan kepada Allah yang Maha mengetahui pada perkara yang ghaib serta maha menyaksikan. maka Dia akan memberitahumu terhadap apa saja yang telah kalian kerjakan" [QS At-Taubah: 105]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar