Rabu, 06 November 2024

Membina keluarga islami

     Anak merupakan amanah sekaligus investasi Akhirat kedua orang tuanya. Islam menjelaskan berbagai aspek kehidupan seorang hamba termasuk dalam dunia parenting (tarbiyatul aulad) baik yang bersifat lahiriah (zhahir) seperti ibadah dan muamalah, maupun yang bersifat batiniah (qolbu) seperti sifat qana’ah, amanah, ikhlas, jujur, isti’anah, kesehatan mental dll. Syariat Islam membimbing orang tua untuk membentuk kepribadian islami anak dengan cara yang komprehensif :

Ta'lim

Pertama Menanamkan Keimanan

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia memberi pelajaran kepadanya. ‘Wahai anakku, Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sungguh mempersekutukan Allah itu adalah benar-benar kezaliman yang besar" (Qs Luqman : 13) 

Pembentukan karakter & kepribadian keluarga dimulai dari penanaman Pondasi Aqidah Islam yang benar. Yakni keimanan kepada Allah SWT & Rasul-Nya saw. Terlebih lagi diakhir zaman ini pentingnya membentengi anak dari ateisme, singkritisme yaitu mencampur adukkan keimanan dengan khurafat, keyakinan tradisi & agama lain maupun pluralisme yaitu sebuah keyakinan yang menganggap semua agama benar. Padahal Allah SWT menegaskan :

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya (Qs Ali Imran 3:19)

Kedua Mencintai Allah & Nabi-Nya

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs Ali Imran 3:31)

Manifestasi keimanan atau muqtadhoyatul Aqidah seorang Muslim tercermin dari komitmennya dalam meneladani Nabi saw ittiba' wa at ta'asi dalam kehidupannya

Ketiga Menjadi Ahlul Qur'an 

Pendidikan utama setelah keimanan ialah Mengajarkan Al Qu'ran. pada tahapan ini ayah dan bunda mulai mengajarkan anak Makhrojul huruf, tajwid, tahsin, & tahfidz Al-Qur'an. bila mereka telah beranjak mumayiz & baligh barulah mulai mentashih bacaan, hafalan serta mengajak anak mentadabburi Al-Qur'an. 

ينبغي للدارس لعلوم القرآن:  أن يتأدب بأدب القرآن و يتخلق بأخلاقه و يكونَ غرضه من وراء العلم: رضوان الله و الدار الآخرة

hendaknya bagi para pelajar mengkaji ilmu-ilmu Al-Qur'an. beradab dengan adab Al-Qur'an berakhlak dengan akhlaq Qur'an serta menjadikan tujuannya dibalik dari semua ilmu adalah keridhoan Allah & kampung (negri) Akhirat [ At tibyan fii ulumil Qur'an hal 12 Darul mawahib 2016 ]

Keempat Mengkaji As-sunnah 

Menjalani hidup sesuai tuntunan Nabi saw adalah kewajiban setiap mukmin. Disinilah pentingnya seorang Muslim mempelajari As-sunnah. Al allamah Syaikh 'atho Abu rustoh menghimpun ta'rif (defenisi) Sunnah Secara Syar'i dalam Perspektif ahli hadits & Ushul Fiqih :

عند علماء الحديث : ما وأضيف إلى رسول الله من قول أو فعل أو تقرير أو وصف خلقي

Menurut muhadditsin : As-Sunnah adalah Apa yang disandarkan kepada Rasulullah Saw baik dari perkataan, perbuatan, diamnya Serta sifat karakter atau akhlak (etika Islam)

وعند علماء الأصول : ما ورد عن رسول الله من قول أو فعل أو تقرير

Menurut jumhur Ushul : As-sunnah ialah apa saja yang bersumber dari Rasulullah baik ucapan, tindakan Serta ketetapan (taqrir) Nabi saw [ Taisir alwushul ilal ushul Hal 80 Darul ummah Cet ke-2 2000 ]

Kelima Cinta ilmu & Literasi turots

Kecerdasan intelektual dan emosional akan membawa pada kebaikan, kebahagiaan & keberkahan jika diselimuti & dibungkus keimanan Serta berjalan diatas rel Syariat. Semuanya itu berawal dari pemahaman Syar'i yang akan melahirkan kesadaran yang membentuk kepribadian islam. 

Oleh Karena itu, pentingnya pengajaran Literasi islami (turots) yang telah menjelaskan berbagai kunci jawaban kehidupan dunia & Rahasia kebahagiaan diakhirat yang bersumber dari Al-Qur'an & As-sunnah. tetapi kenapa kita jarang mentadabburinya...?

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا

Mengapakah mereka tidak merenungi (meresapi) Al-Qur'an..? Kalaulah sekiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapati pertentangan yang banyak di dalamnya (Qs An Nisa 4:82)

Kelima Menguatkan Keikhlasan dalam Beramal

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama..."(Qs Al-Bayyinah : 5) 

Kandungan Ayat ini mengajarkan kita bahwa semua ibadah dan amal harus dilakukan dengan niatan yang ikhlas karena Allah, juga harus ditanamkan dalam diri anak sejak dini.

Sebagaimana Nabi saw juga menerangkan bahwa hakikat Amal seorang Muslim

 "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya..." (HR. Bukhari dan Muslim)

Keenam  Mengajarkan Kejujuran & Amanah

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur)."(Qs At-Taubah : 119) 

Ayat ini mengajarkan pentingnya kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, yang perlu ditanamkan sejak dini agar anak terbiasa jujur dalam perkataan dan perbuatan.

"Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya, serta orang-orang yang memelihara shalatnya, mereka itulah yang akan mewarisi surga Firdaus..."(Qs Al-Mu'minun : 8-9) 

Dari sini Allah SWT mengajarkan pentingnya amanah dalam menjalani hidup sehari-hari dalam segala aspek kehidupan anak. Begitu pula baginda Nabi Saw Mengajarkan Kita :

"Hendaklah kalian selalu jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga..." (HR. Bukhari dan Muslim)


Ta'dib 

Pertama Melatih Ibadah 

"Dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."(Qs Thaha : 132) 

Ayat ini mengajarkan agar orang tua mengajarkan shalat kepada anak-anak mereka dan menanamkan pentingnya sabar dalam menjalankan ibadah.

Juga Hadits Nabi Saw : 
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya saat usia sepuluh tahun serta pisahkanlah tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menekankan pentingnya pembiasaan ibadah sejak usia dini, sehingga anak tumbuh dengan kebiasaan ibadah yang baik dimulai dari sholatnya

Kedua Menghiasi Akhlak Mulia 

 "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."(Qs Al-Hujurat : 10)

Ayat ini mengajarkan kita pentingnya membangun persaudaraan, kebersamaan, dan adab dalam pergaulan serta berbagai interaksi kehidupan

Diantara hikmah terbesar diutus Nabi saw ialah Mengajarkan Akhlak Mulia : "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia" (HR. Ahmad)

Hadits ini menunjukkan bahwa akhlak mulia adalah tujuan penting dari pendidikan dalam Islam, sehingga anak harus diarahkan untuk memiliki adab yang baik, jujur, dan amanah

Ketiga Menjaga interaksi anak

Selanjutnya membekali anak dengan ilmu saja belumlah cukup. Karena Ta'dib yang Sesungguhnya adalah bagaimana peran orangtua mengaplikasikan ilmu syar'i yang telah dipelajari atau didapatkannya baik Ta'lim (pendidikan) formal maupun tradisional sampai terbentuknya kepribadian islam dalam diri anak serta menjaga mereka dari pergaulan bebas, Narkoba, freesex, LGBTQ Serta berbagai kenakalan remaja & kriminal.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya..."(Qs Al-Baqarah Ayat 286) 

Keempat Memupuk rasa Qana'ah dan Amanah

Kesehatan Mental (batin) keluarga Muslim terletak pada rasa sabar dan syukurnya atas segala ketetapan Allah SWT inilah yang disebut dengan Qona'ah.

Oleh karenanya Ketahuilah bahwasanya Ketentraman Hati & ketenangan jiwa ada didalam rasa Qana'ah: 

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik, dan hal itu tidaklah dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, dan itu adalah kebaikan baginya. Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar dan itu adalah kebaikan baginya." (HR. Muslim)

Kelima Menghidupkan suasana ketaqwaan 

Menciptakan suasana Keimanan keluarga dengan Tadabbur al-Qur'an dan berbagai diskusi atau sharing islami bersama istri & Anak-anak Serta saling Menguatkan, melengkapi didalam ilmu & amal sholeh 

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Dan saling tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (Qs Al Ma'idah 5:2) 

Keenam Menjaga taqarub & Isti'anah 

Kedekatan seorang hamba kepada Rabbnya bergantung sebarapa banyak ibadahnya (taqorub) & Tawakal Serta pengharapannya kepada Allah (Isti'anah). Setiap muslim bisa menjadikan seluruh hidupnya bernilai Ibadah dengan senantiasa terikat pada Syariat Allah dalam seluruh interaksinya Serta senantiasa bersandar & bergantung meminta Pertolongan Allah SWT dalam seluruh Aktivitasnya.

إياك نعبد و إياك نستعين

"Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan." (Qs Al-Fatihah : 5)

Pada Ayat yang mulia ini Allah Ta'ala membatasi penghambaan hanya kepada-Nya serta bergantung hanya kepada Allah, sehingga Anak-anak tumbuh dengan keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penolong dalam segala kondisi.

اى نخصك بعبادة من توحيد وغيره ونطلب المعونة على العبادة وغيرها

Maksudnya mengkhususkan penghambaan Kita dengan mentauhidkan-Nya semata dari selain-Nya Serta mencari & memohon Pertolongan-Nya dalam Ibadah dan ketaatan lainnya [Tafsir jalalain Hal 1 Maktabah ash shoffa Mesir 2004]

Tidak ada komentar: