Melangkah dalam ketaatan dimulai dari menemukan kebenaran islam yang sesungguhnya serta membuktikan kesempurnaannya baik secara ilmiah maupun rasional yang sesuai fitrah manusia dan relevan sepanjang zaman.
I. KEBENARAN ISLAM secara ILMIAH
Islam telah menunjukkan kebenarannya melalui wahyu Al-Qur'an yang selaras dengan ilmu pengetahuan modern, meski Al-Qur'an diturunkan pada abad ke-7 diantaranya :
1. Penciptaan Alam Semesta
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya..." (QS Al-Anbiya: 30)
Ayat ini sesuai dengan teori Big Bang, yang menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu massa tunggal singularitas yang meledak dan terus mengembang.
2. Ekspansi Alam Semesta
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS Adz-Dzariyat: 47)
Edwin Hubble (1929) membuktikan bahwa alam semesta terus mengembang, sesuai dengan ayat ini.
3. Siklus Air
"Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pepohonan dan biji-bijian yang dapat dipanen." (QS Qaf: 9)
"Allah menurunkan air dari langit, lalu dengan itu Dia menghidupkan bumi setelah matinya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mendengar." (QS An-Nahl: 65)
Ayat ini menggambarkan siklus air secara rinci—evaporasi, kondensasi, dan presipitasi—yang baru dipahami oleh manusia dengan teknologi modern.
4. Tahapan Penciptaan Janin
"Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh. Lalu, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging..." (QS Al-Mu'minun: 13-14)
Deskripsi ini sesuai dengan tahapan embriologi modern yang ditemukan oleh Dr. Keith Moore, seorang ahli embriologi, yang menyebut ini sebagai fakta ilmiah yang luar biasa.
5. Gravitasi dan Orbit Planet
"Dan Dia menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan..." (QS Ar-Rahman: 5)
"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung di bumi..." (QS Luqman: 10)
Ayat ini menggambarkan hukum gravitasi yang menjaga benda langit tetap dalam orbitnya, serta fungsi gunung sebagai penstabil lempeng bumi.
II. KEBENARAN ISLAM secara RASIONAL
Islam didasarkan pada logika yang dapat diterima akal manusia:
1. Konsep Ketuhanan yang Logis
Dalil: "Katakanlah (Muhammad), 'Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya.'" (QS Al-Ikhlas: 1-4)
Tauhid (keimanan kepada Allah yang Maha Esa) adalah konsep Tuhan yang sederhana, tidak membutuhkan sekutu atau perantara, dan sejalan dengan logika bahwa Tuhan yang sempurna tidak membutuhkan apapun.
2. Hukum Kausalitas
Dalil: "Ataukah mereka tercipta tanpa asal usul ataukah mereka menciptakan (diri mereka sendiri) ?" (QS At-Tur: 35)
Segala sesuatu memerlukan penyebab. Alam semesta tidak mungkin tercipta sendiri tanpa Sang Pencipta. Keberadaan Allah adalah jawaban logis atas hukum sebab-akibat ini.
3. Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Dalil: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia." (QS Al-Qashash: 77).
Islam tidak hanya berfokus pada aspek spiritual (akhirat), tetapi juga mengatur kesejahteraan dunia, menciptakan keseimbangan yang masuk akal.
III. KESUAIAN ISLAM dengan FITRAH MANUSIA
Islam dirancang untuk memenuhi kebutuhan mendasar manusia, baik kebutuhan materi (fisik) maupun non materi (spiritual) :
1. Pencarian Makna Hidup
Islam menuntun manusia untuk menemukan jati dirinya. sebab manusia secara alami membutuhkan tujuan hidup. Islam memberikan makna yang jelas: mengenal Allah, beribadah kepada-Nya, dan mencapai kebahagiaan yang abadi.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS Adz-Dzariyat: 56)
2. Akhlak dan Moral
Dalil: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS At-Tin: 4)
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS Al-Ahzab: 21)
Islam mengajarkan akhlak mulia (kejujuran, kasih sayang, keadilan), yang sejalan dengan naluri manusia untuk hidup bermartabat.
3. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Dalil: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." (QS Al-Hujurat: 13)
Penjelasan:
Islam mengajarkan kesetaraan gender dan menghormati keberagaman, yang memenuhi kebutuhan manusia akan keadilan dan harmoni sosial.
IV. RELEVANSI ISLAM Sepanjang ZAMAN
Islam fleksibel, aplikatif, dan tetap relevan di setiap era:
1. Prinsip-Prinsip Dasar yang Universal
Nilai seperti keadilan, kasih sayang, dan kejujuran tidak lekang oleh waktu. Contohnya adalah larangan riba, yang relevan untuk menghindari ketimpangan ekonomi modern.
2. Fleksibilitas Hukum Islam
Dalil: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu." (QS Al-Baqarah: 185)
Penjelasan:
Prinsip ijtihad memungkinkan hukum Islam berkembang sesuai konteks zaman tanpa meninggalkan nilai dasarnya.
3. Kontribusi pada Ilmu Pengetahuan
Pada masa keemasan Islam, ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Biruni memberikan kontribusi besar yang membuktikan bahwa Islam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan.
KESIMPULAN
Kebenaran dan kesempurnaan Islam terbukti melalui:
1. Dalil ilmiah: Fakta-fakta Al-Qur'an yang sesuai dengan sains modern.
2. Rasionalitas: Tauhid dan hukum Islam masuk akal dan logis.
3. Kesesuaian dengan fitrah manusia: Islam memenuhi kebutuhan spiritual, sosial, dan moral manusia.
4. Relevansi sepanjang zaman: Prinsip-prinsip Islam tetap relevan menghadapi tantangan zaman modern.
Islam adalah agama universal dan sempurna yang dirancang untuk memberi rahmat bagi seluruh umat manusia.
وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ وَإِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا
Dan milik Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepadamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar maka (ketahuilah), sesungguhnya kepunyaan Allah-lah apa yang ada dilangit dan apa yang dibumi dan Allah itu Maha Kaya lagi Maha Terpuji (Qs an Nisa 4:131)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar