Kamis, 09 Mei 2024

Membentuk kepribadian islami anak

Al allamah Qodhi Taqiyuddin An nabhani rahimahullah menerangkan : 

الشخصية في كل إنسان تتألف من عقليته و نفسيته

kepribadian pada setiap manusia tersusun (terbentuk) dari aqliyah dan nafsiyahnya (Asy Syakhshiyah Al islamiyah juz 1 hal 12 Darul ummah  2003)

A.  Tasqif Al islami

Fitrahnya manusia akan menjalani Hidup sesuai dengan cara pandangnya (mindset). Sebagai seorang Muslim, Islam Merupakan Cara pandangnya (Islamic worldview) Maka kepribadian islam seseorang Muslim akan terbentuk dari Aqliyah dan Nafsiyahnya yang islami. Dimana konsepsi Pemikiran islam (Qoidah fikriyah) yang tersimpan didalam benaknya itu dijadikan sebagai perspektif dan standar nilai hidupnya (Qiyadah fikriyah) lalu diaplikasikan dalam Aktivitas perbuatannya (nafsiyah) baik yang bersifat zhahir atau fisik (af 'alul jawarih) maupun bathin atau hati (af'alul Qolbi) sehingga terbentuk menjadi kepribadian dirinya.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui..?  
sesungguhnya hanya orang berfikirlah yang dapat menerima (mengambil) pelajaran (Qs az Zumar 39:9)

Sahabat beriman, ayat mulia diatas menjelaskan bahwa pengetahuan dan pelajaran manusia didapat dari proses berfikir untuk membentuk kesadaran diri yang benar. Mengkaji kemurnian Aqidah (Tauhid) dan Tsaqofah islami yang mengkristal dan mengakar akan menumbuhkan keimanan dan amal sholeh serta melatih keteguhan jiwa (Riyadhoh an nafs) dalam ketaatan dan keistiqomahan. Maka dibutuhkan proses pembelajaran untuk mengisi akal (Aqliyah) sesuai tuntunan Islam.

Membentuk kepribadian Anak

 1. Aqliyah (mindset)

العلم كالنور في الهداية 

Ilmu itu seperti Cahaya dalam pencarian Hidayah (husnush shiyaghah syarhu durusil balaghah hal 99 Maktabah Jubeer 2023)

Ibarah Ini selaras Sebagaimana firman Allah SWT:

الٓر ۚ كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَمِيدِ.[ أي لتخرجهم من الظلمات الكفر و الجهل و الضلال الى نور الإيمان و العلم و الهداية]

Alif, laam raa. (Ini adalah) Al-Qu'ran yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (Qs Ibrahim 14:1)

yakni Agar mengeluarkan (menyelamatkan) manusia dari gelapnya kekufuran, kebodohan dan kesesatan menuju Cahaya iman, ilmu & hidayah (Tafsir fathul Qodir juz 3 hal 116 Darul hadits Mesir 2007)

Peran ilmu dalam merubah prilaku (nafsiyah) itu diawali dari perubahan mindset (pikiran). Mindset yang Benar akan melahirkan Kesadaran yang Benar. Lalu menjadi pusat kendali seseorang dalam memilah dan memilih untuk mengambil sebuah tindakan atau keputusannya.

Ta'lim wa ta'alum proses membentuk mindset Islami Anak

كِلْ لكل عبد بمعيار عقله، وزِنْ له بميزان فهمه

Takarlah ilmu bagi setiap orang sesuai ukuran akalnya dan pertimbangkanlah pengajaran baginya sesuai kadar pemahamannya (Ihya ulumiddin hal 56 Darul alamiah 2014)

Ulumul Aqidah

قال رسول الله:[اليقين الإيمان كله] ولا بد من تعلم علم اليقين

Rasulullah saw bersabda : keyakinan itu adalah mengimani sepenuhnya (HR Al bayhaqi) maka tidak boleh tidak mengharuskan dari mempelajari ilmu yakin ini (Ihya ulumiddin hal 64 Darul alamiah 2014)

Tauhid merupakan dasar keimanan. Setelah mencapai usia baligh seorang anak telah menjadi mukallaf secari Syar'i. Maka tugas  utama Orangtua ialah mengenalkan Penciptanya (Ma'rifatullah) dan menjadikan Allah sebagai puncak Tujuan amalnya dan muara seluruh aktivitasnya dengan menyentuh akal dan hati anak melalui  mentadaburi ayat-ayat Qauliyah dan tafakkur alam & sains sesuai dengan kadar akalnya.

Ulumul Adab

Akhlak adalah jamak dari khuluqun ia merupakan sifat bawaan pada manusia (tabiat al kholqi) sedangkan adab islami merupakan hasil dari proses pembentukan karakter yang mulia (akhlaqul karimah).

Maka pentingnya mengajarkan ulumul adab yang akan Menghidupkan iman didalam jiwa, melembutkan hati dan menghaluskan akal & rasa.

Ulumul Fiqih 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya (Qs al Israa' 17:36)

"Apapun masalahnya islam solusinya"

Fiqih adalah standar kebenaran amal seorang Muslim.Tanpa fiqih seorang Muslim tidak akan bisa memahami Hukum-hukum islam atau Syariah dan beramal sesuai dengan hukum syara'.

2. Nafsiyah (attitude)

Setelah membekali Aqliyah anak dengan berbagai ilmu syar'i yang mereka butuhkan selanjutnya ayah dan bunda harus membantu mereka untuk mengamalkan ilmunya dengan berbagai uslub (cara) dan wasilah (sarana) yang sesuai dengan potensi tumbuh kembangnya.

A. Aktivitas fisik

Orang tua harus selalu mengarahkan orientasi hidup anak adalah untuk akhirat sehingga semua aktivitasnya selalu dalam bingkai ketaatan.

Diriwayatkan dari jabir bin abdullah dari sayidina Ali Ra : 

أخوف ما أخاف على أمتي:  اتباع الهوى و طول الأمل. فأما اتباع الهوى فيصد عن الحق وأما طول الأمل فينسى الآخرة 

yang paling aku takutkan atas umatku ialah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. adapun mengikuti hawa nafsu dia akan menghalangi dari kebenaran sedangkan panjang angan-angan akan melalaikan dari Akhirat ( Ar risalah al qusyairiyah hal 188 DKI Beirut)

begitu juga Hujjatul islam imam Al Ghazali rahimahullah mengingatkan bahwasanya : 

فالأهم ما يبقى أبد الآباد و عند ذلك تصير الدنيا منزلا و البدن مركبا والعمال سعيا إلى مقصد، ولا مصقد إلا لقاء الله ففيه النعيم كله

Ilmu yang paling utama ialah ilmu akhirat yang akan membuat pemiliknya kekal abadi selamanya. pada saat itu dunia hanya menjadi persinggahannya saja, badannya hanyalah kendaraannya dan seluruh aktivitasnya dijadikan usaha untuk meraih tujuan akhiratnya. tiadalah tujuannya melainkan pertemuan kepada Allah Ta'ala semata didalamnya semuanya adalah kenikmatan.... (Ihya ulumiddin hal 53 Darul alamiah 2014)

B. Aktivitas hati

Orang tua tidaklah maksum (terbebas dari salah & keliru) begitu pula anak-anak kita mereka bukanlah "Robot". maka Kita hendaknya membiasakan diri dan membantu anak untuk senantiasa muhasabah diri agar mereka juga terbiasa membersihkan berbagai penyakit Hati serta mengobati Luka batinnya

عظ نفسك فإن اتعظت فعظ الناس إلا فاستح من أن تعظ الناس

Nasehatilah dirimu.  jika engkau telah bisa menerima nasehat dari dirimu sendiri maka nasehatilah manusia. Namun bila tidak maka malulah engkau padaku (Allah) saat menasehati orang lain (Ar risalah al qusairiyah hal 251 DKI Beirut)

B. Riyadhoh

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allâh, ikutilah aku (nabi saw) niscaya Allâh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Qs ali Imran 3:31] 

Penerapan konsepsi Islam pada anak (Ta'dib) yang telah tersimpan didalam benaknya secara praktis dilakukan melalui pelatihan & pembiasaan (Riyadhoh) serta keteladanan (Qudwah) dari kedua Orangtuanya, keluarga serta komunitasnya 

A. Ta'dib

Pertama, Ta'dib iman

Tadabbur Al-Qu'ran & As sunnah Serta mengkaji berbagai Ulumul Syar'i merupakan manhaj Islam dalam menuntun anak & keluarga kejalan hidayah, membangun kesadaran mereka yang Benar, yang menjadi Pangkal dari segala kebaikan dan pondasi semua kemuliaan.

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Qs al Baqarah 2:152)

Membangun kesadaran anak untuk selalu bersama Allah SWT  (Idrak silah billah)

Kedua, Ta'dib akhlak 

أَتَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Mengapa kamu menyuruh orang lain mengerjakan kebaikan, sedang kamu sendiri melalaikannya..? padahal kamu membaca Al Kitab. Maka tidakkah kamu berpikir...? (Qs al Baqarah 2:44)

Ta'dib akhlak dilakukan dengan memberikan Contoh (mir'ah) dan keteladanan (Qudwah) dalam adab dan ketaatan bagi anak adalah sarana efektif dalam pembentukan kepribadian anak. lalu memupuknya dengan kesabaran dan kasih sayang serta merawatnya dengan muroja'ah, ibadah dan dakwah sambil terus menyempurnakan kepribadian mereka dengan kebaikan adabnya serta menghiasinya dengan kemuliaan akhlak.

Ketiga, Ta'dib Taqwa

Ketaatan pada Syariat Merupakan kunci ketaqwaan. Dengan demikian Orangtua harus terus berupaya menciptakan atmosfer ketaqwaan keluarga serta lingkungan pertemanan dan komunitas atau circlenya yang islami 

Diriwayatkan dari Anas ra Nabi saw bersabda : 

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Engkau bersama dengan orang yang engkau cintai (HR Bukhari)

Bahkan Imam hawazin Al Qusyairi Rahimahullah menjelaskan :

اصحبوا مع الله، فإن لم تطيقوا فاصبحوا مع من يصحب مع الله،  لتوصلكم بركات صحبتهم الى صحبة الله عزّ و جلّ

Selalulah engkau bersama dengan Allah, jika belum mampu maka bersahabatlah engkau bersama orang yang selalu bersama Allah, agar dengan keberkahan persahabatanmu kepada mereka membuatmu juga bersama allah azza wa jalla (Ar risalah al Qusairiyah hal 329 DKI Beirut)

B. Istiqomah 

Buah dari tarbiyatul aulad ialah ketaqwaan keluarga. Sehingga Orang tua harus senantiasa menghadirkan suasana keilmuan, keimanan dan ketaatan dalam rumah tangganya Sebab Kepribadian islami itu tumbuh dari berbagai ketaatan yang diaplikasikan dalam kehidupan.

Selanjutnya output Ta'dib harus menumbuhkan kecintaan anak kepada Rabbnya sehingga ia akan menjaga Allah selalu didalam hati & pikirannya yakni merasakan Allah selalu bersamanya (muroqobah)

 اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ  تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

Jagalah Allah (dihati dan pikiranmu) maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya Allah akan bersamamu (HR Tirmidzi)

C. Parenting islami (islamic parenting

islam menjadikan rumah tangga muslim sebagai madrosatul ula sehingga ta'lim wa ta'alum dimulai sejak dini oleh kedua orangtuanya. dari sini parenting islami tidak hanya berfokus pada proses pengasuhan dan pendidikan anak semata tapi proses membangun keluarga Dakwah mulai dari merawat ketaqwaan anak, keluarga, masyarakat hingga negara sebab hakikatnya ilmu bagi seorang Muslim itu untuk diamalkan dan didakwahkan. Sebagaimana firman Allah SWT : 

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Qs an Nahl 16:125)

Tidak ada komentar: