Sabtu, 01 Juni 2024

Hidayah itu dijemput atau ditunggu..?

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu

بإتمام الهداية و التوفيق بإتمام سببهما

yakni dengan menyempurnakan Hidayah dan TaufiqNya dengan menyempurnakan sebab-sebab untuk meraihnya [Tafsir Ruhul ma'ani juz 3/328 Qs Al Ma'idah 5:3 Darul hadits mesir]

Lafadz hudan atau hidayah berasal dari akar kata hada yahdi hidayatan yang berarti ar rosyad yakni tuntunan atau bimbingan.

الهداية شرعا هي الإهتداء الى الإسلام و الإيمان به

(Sehingga) Hidayah secara syar'i artinya tertunjukinya seseorang kepada islam dan ia beriman terhadapnya (Asy Syakhshiyah al islamiyah juz 1 hal 97 Darul ummah 2003)

Dengan demikian hidayah itu merupakan Petunjuk yang dicari, dipelajari dan dikaji yakni petunjuk yang diupayakan untuk mendapatkannya tetapi ia juga merupakan mawahib (Anugerah) yang Allah SWT berikan kepada siapa saja yang selalu berusaha bersungguh-sungguh mencarinya.

Allah azza wa jalla berfirman :

مَّنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

Siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah, maka sesungguhnya ia berbuat untuk  dirinya sendiri. dan barangsiapa yang tersesat maka sesungguhnya kesesatannya itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul (Qs al Israa' 17:15) 

Jenis- jenis hidayah 

" Kilauan mutiara kebenaran islam akan terus terkubur, terpendam dalam lautan kemalasan berfikir dan belajar

1. Hidayah kholqiyah

Akal & Hati merupakan hidayah penciptaan (kholqiyah). maka Siapapun yang berakal dan memiliki perasaan hati (wijdan) Sesungguhnya ia telah memiliki Hidayah.

Sahabat beriman, Rasa keingintahuan adalah jalan utama menjemput hidayah (bidayatul hidayah). Sedangkan Berfikir mendalam dengan Tafakkur yaitu mengkaji Ayat-ayat kauniyah dan Tadabburi yakni mengkaji Ayat-ayat Qauliyah merupakan sarana seorang hamba mengenal akan hakikat dirinya, Tuhannya serta Tujuan kehidupannya. Berfikir islami (Tasyri'i) menjadi jalan membangun kesadaran diri agar senantiasa istiqomah menyiapkan masa depan akhiratnya yang Kekal abadi.

karena kesadaran diri (Awareness) adalah kunci Perubahan. Maka siapapun yang ingin berubah maka ia harus merubah mindset pikirannya terlebih dahulu agar sesuai dengan tuntunan dan tujuan kehidupannya yakni islam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk (Hidayah), Maka Allah akan menambahkan petunjuk itu kepada mereka dan memberikan balasan atas ketakwaannya. (Qs Muhammad 47:17) 

2. Hidayah Irsad wal bayan

Islam datang merubah cara pandang. Merubah kejahilan (kebodohan) menuju jalan kebenaran, keselamatan, keadilan dan kebahagiaan. Allah subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan petunjukNya hidayah Al irsyad wal bayan didalam Al-Qur'an & As Sunnah.

Maka Bagi seorang hamba yang ingin mendapatkan PetunjukNya (hidayah). Hendaknya ia senantiasa belajar dan mengkaji hidayah al irsyad (tuntunan) wal bayan (Penjelasan) berupa Al Qur'an, As sunnah, Ijmak sahabat dan Qiyas syar'iyah yang terhimpun didalam ulumul syar'i yaitu ilmu Aqidah (Tauhid) dan ilmu-ilmu Syariah (fiqih & Tashawuf).

Dengan demikian Seorang muslim haruslah senantiasa bertafakkur dan Tadabbur mempergunakan hidayah kholqiyah (akal & hatinya) untuk berfikir, merasakan dan memahami hidayah irsyad wal bayan yang telah Allah azza wa jalla turunkan sebagai petunjuk dan solusi kehidupannya.

لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Sungguh kami benar-benar telah menurunkan AlQur'an  yang didalamnya berisi petunjuk bagi kalian. Mengapa kalian tidak Memahaminya..? (Qs Al Anbiyaa' 21:10)

3. Hidayah Taufiq wal inayah

Imam khatib Asy Syarbini Rahimahullah mendefinisikan :

التوفيق : الذي هو  خلق قدرة الطاعة في العبد

Taufiq adalah kemampuan berbuat taat yang Allah ciptakan bagi hambaNya (Al Iqna  syarhu taqrib hal 28 Darul hadits Mesir)

Allah Ta'ala telah memberi Kita kemampuan Akal dan Hati nurani untuk berfikir Dan merasakan, menimbang dan memutuskan memilih jalan ketaatan atau kefasikan sebagaimana firmanNya :

وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ

Dan kami telah menunjukkan Dua jalan (Qs al Balad 90:10) 

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا

Maka kami menunjukkan pada manusia jalan keburukan dan ketaqwaan (Qs Asy Syams 91:8) 

Oleh Karena itu, manusia sendirilah yang menentukan Pilihan hidupnya. Jadi Solusinya manusia harus selalu meningkatkan hubungannya kepada Allah SWT yang disebut  Idrak silah billah. Sebab seberapa kuat konektivitas sinyal keimanan seorang hamba kepada Tuhannya ditentukan dari seberapa luas pengetahuan dan pemahamannya terhadap hidayah irsyad wal bayan juga tergantung seberapa dalam & kokoh kebenaran Islam menghujam (tertanam) didalam benaknya serta terpatri direlung jiwanya yang menjadi pondasi keimanan yang akan menjadi energi ketaatannya dalam beribadah kepada Allah SWT serta terikat pada Sunnah NabiNya SAW.


Imam ibnul Qoyim Al jauziyah mengingatkan :

تعمي بصيرة القلب، تطمس نوره و تسدّ طرق العلم و تحجب 
موادّ الهداية
Butanya mata Hati akan memadamkan cahaya hidayah, menutupi jalan-jalan ilmu Serta menghalangi Cahaya hidayah 
(Ad da' wad dawa' hal 70 dar 'alamiah)

Khotimah
Tanpa petunjuk Kita akan kehilangan arah, terombang-ambing dalam ketidaktahuan dan ketidakpastian. oleh Karena itu, untuk mendapatkan hidayah Taufiq wal inayah hendaknya Kita senantiasa meluruskan niat, menjernihkan pikiran, membersihkan Hati Serta senantiasa mengharapkan bimbingan dan pertolongan Allah SWT dalam mengkaji, mempelajari dan Memahami al-Qur'an dan As sunnah.
 
Bahkan Nabi Saw mengajarkan kita berdoa :
اللهم إني أسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى
Yaa Allah,...
Sesungguhnya aku memohon hidayah TaufiqMu, ketaqwaan, kebersihan jiwa dan kekayaan hati (HR Muslim)

Tidak ada komentar: