Minggu, 03 November 2024

Makna kalimat Tauhid

 Allah SWT berfirman :

فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَىٰكُمْ

 "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan" (Qs Muhammad : 19)

    Kalimat tauhid Laa ilaaha illallah adalah inti dari ajaran Islam dan fondasi dari keimanan seorang Muslim. Kalimat ini mengandung makna bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan dijadikan tujuan dalam segala amal dan perbuatan. Mengimplementasikan makna kalimat tauhid dalam kehidupan sehari-hari berarti berusaha menjalani hidup dengan menjadikan Allah sebagai pusat dari segala tindakan, keyakinan, dan tujuan hidup. 

Rasulullah SAW bersabda:

 "Barangsiapa yang mati dalam keadaan mengatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka dia akan masuk surga." (HR. Muslim)

As Syaikh an nawawi albantani Rahimahullah menjelaskan makna kalimat tauhid 

لا معبود بحق موجد إلا الله وهو متصف بكل كمال و لا نهاية له

tidak ada yang berhak diibadahi pada eksistensinya kecuali Allah. Dia disifati dengan semua kesempurnaan serta tiada batasan bagi-Nya [Kasyifatus saja fi syarhi safinatin najah hal 20 Darul 'alamiah 2018]

Namun pembuktian terhadap Zat Allah secara empiris atau saintifik adalah kemustahilan sebab eksistensi Allah bukanlah object inderawi yang terikat & terbatas oleh dimensi ruang waktu. Kita hanya dituntut untuk meyakini Eksistensi-Nya

وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Dan disisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Qs Al An'aam 6:59)

Adapun cara Mengimplementasikan Makna Kalimat Tauhid dalam Kehidupan Seorang Hamba adalah :

Pertama, Menguatkan Iman dan Keyakinan bahwa Hanya Allah yang Maha Kuasa

Implementasi pertama dari kalimat tauhid adalah memiliki keyakinan yang kokoh bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa atas segala sesuatu di alam semesta. Muslim harus percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas izin dan kehendak Allah. Ini bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan:

Menjauhi segala bentuk syirik (menyekutukan Allah), baik dalam bentuk syirik besar (menyembah selain Allah) maupun syirik kecil (misalnya riya atau ingin dipuji dalam ibadah).

Memohon segala keperluan dan kebutuhan hanya kepada Allah, baik melalui doa atau tawakkal kepada-Nya.

"Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia" (Qs Al-An'am ayat 102)

Kedua, Beribadah dengan Ikhlas Hanya untuk Allah

Seorang Muslim harus memastikan bahwa semua ibadah yang dilakukan, baik shalat, puasa, zakat, atau ibadah lainnya, ditujukan hanya kepada Allah, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia atau keuntungan duniawi.

Ikhlas adalah inti dari kalimat tauhid, karena dalam setiap ibadah, seorang Muslim harus menjaga niatnya murni untuk Allah.

Praktik ikhlas bisa dilakukan dengan selalu mengecek niat sebelum beramal dan menghindari riya (pamer).

Allah juga berfirman dalam Al-Bayyinah ayat 5

 "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama..."

Ketiga, Menjadikan Allah sebagai Sumber Hukum dan Pedoman Hidup

Kalimat tauhid berarti seorang Muslim hanya tunduk pada aturan yang Allah tetapkan melalui Al-Qur'an dan hadits. Muslim harus menjadikan hukum Allah sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan, baik dalam urusan pribadi, sosial, ekonomi, maupun politik.

Muslim harus berusaha menjadikan aturan-aturan Allah sebagai pegangan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bergaul, bermuamalah (transaksi), dan membangun keluarga.

Menghindari aturan-aturan yang bertentangan dengan syariat Islam dan berusaha hidup sesuai dengan akhlak Islam.

Dalil: Surah Al-Maidah ayat 44:

"Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir."

4. Menyandarkan Segala Harapan, Rasa Takut, dan Cinta Tertinggi Hanya kepada Allah

Tauhid mengajarkan bahwa seorang Muslim harus berharap, takut, dan mencintai Allah lebih dari apa pun. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bisa dicontohkan dengan:

Berharap kepada Allah dalam doa dan tidak mengandalkan manusia atau benda mati sebagai penentu nasib.

Takut hanya kepada Allah dan tidak takut melanggar prinsip agama meski menghadapi tekanan dari lingkungan.

Menjaga cinta kepada Allah di atas cinta kepada harta, keluarga, atau dunia.

Dalil: Surah Al-Baqarah ayat 165:

 "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah."

5. Berusaha Mencapai Ridha Allah dalam Setiap Amal

الهي أنت مقصودي و رضاك مطلوبي

Wahai Allah Engkaulah tujuanku dan hanya ridhoMu yang ku cari

Setiap amal yang dilakukan hendaknya bertujuan untuk mencapai ridha Allah. Ini bisa dicapai dengan:

Menghiasi setiap perbuatan dengan niat baik, seperti membantu orang lain dengan tulus atau melakukan pekerjaan dengan amanah.

Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan agama untuk mendapatkan pujian manusia atau keuntungan duniawi.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

 "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan sesuai dengan niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Khatimah 

Mengimplementasikan makna kalimat tauhid dalam kehidupan seorang hamba berarti menjadikan Allah SWT sebagai tujuan dan pusat dari segala tindakan & Aktivitas kehidupan, ibadah, dan pengharapan dengan memperkuat iman, menjaga keikhlasan, menjadikan Allah sebagai sumber hukum, dan memastikan bahwa segala cinta, harapan, dan rasa takut tertinggi hanya kepada-Nya. Melalui upaya ini, seorang Muslim akan mencapai ketaqwaan yang mendalam dan meraih ridha Allah, yang menjadi tujuan hidup setiap mukmin.

فمعنى لا إله إلا الله الحقيقي:  لا معبود بحق في الواقع إلا الله 

Makna kalimat Tauhid yang sebenarnya ialah tidak ada yang berhak disembah dengan benar dalam realitasnya (sebagai Tuhan) selain Allah [Tuhfatul murid ala jauharid tauhid hal 208 Darussalam Mesir 2019]

Tidak ada komentar: