Kandungan Al-Qur'an merupakan bukti yang melampaui zamannya. kesempurnaan dan kebenarannya dapat dibuktikan dari keterpeliharaanya dalam hafalan, tulisan dan khazanah yang menyimpan ragam perbedaan, dan perkembangan dari tujuh aspek dalam Al-Qur'an diantaranya :
1. Tujuh Irama (Maqamat) membaca Al-Qur'an
Pengertian:
Qira'at Sab'ah merujuk pada tujuh bacaan yang disampaikan oleh imam qira'at terkemuka berdasarkan periwayatan dari Rasulullah SAW. adapun Maqamat seperti Bayati, Hijaz, dan lainnya adalah jenis-jenis irama atau nada seni membaca Al-Qur'an untuk memperindah bacaan tanpa mengubah makna dan kaidah tajwid.
Perbedaan:
Qira'at Sab'ah: Variasi bacaan yang berlandaskan perbedaan tata cara pengucapan, harakat, dan hukum-hukum tertentu dalam bacaan Al-Qur'an yang telah diakui otoritasnya. Bayati, Hijaz, Soba', Rast, Jiharkah, Nahawand, Sikkah:
Perkembangan:
Irama maqamat berkembang lebih pesat di dunia Islam modern, terutama dalam kompetisi tilawah Al-Qur'an. Namun, tidak semua ulama setuju dengan maqamat jika dianggap berlebihan dan mengganggu kekhidmatan bacaan.
2. Sab'atul Lughah : seperti Bani Hudhail dan Bani Tamim
Pengertian:
Sab'atul Lughah merujuk pada tujuh logat atau dialek bangsa Arab yang digunakan dalam penyampaian Al-Qur'an. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam tujuh huruf (ahruf sab'ah). Dialek ini mencerminkan keberagaman bahasa suku-suku Arab pada masa itu, seperti:
Bani Hudhail: Dikenal dengan keindahan sastra mereka.
Bani Tamim: Logat yang khas dengan kejelasan pengucapan.
Perbedaan:
Dialek ini mencakup variasi pengucapan huruf, makhraj, dan kosa kata tanpa mengubah makna.
Misalnya, kata tertentu dapat dilafalkan dengan variasi vokal atau konsonan sesuai logat suku.
Perkembangan:
Pada masa pengumpulan Al-Qur'an di era Khalifah Utsman bin Affan, sebagian dialek disatukan dalam mushaf standar untuk menghindari perpecahan di kalangan umat Islam. Dialek Quraisy dipilih sebagai standar karena merupakan dialek Rasulullah SAW.
3. Sab'atul Riwayah seperti Riwayat Imam Nafi' dan Imam 'Amir:
Pengertian: Sab'atul Riwayah mengacu pada bacaan yang disampaikan oleh tujuh imam qira'at besar. Setiap imam memiliki dua perawi utama yang meriwayatkan bacaan mereka, seperti:
Imam Nafi': Riwayat Warsh dan Qalun.
Imam 'Amir: Riwayat Hisyam dan Ibnu Zakwan.
Perbedaan:
Bacaan ini melibatkan variasi dalam tajwid, panjang-pendek harakat, serta cara pengucapan tertentu yang didasarkan pada sanad sahih dari Rasulullah SAW.
Contoh perbedaan:
Bacaan "Maliki" (QS Al-Fatihah 1:4) oleh Imam Hafs vs "Maaliki" oleh Imam Warsh.
Perkembangan:
Bacaan tujuh imam ini diakui secara luas di dunia Islam. Namun, riwayat Hafs 'an 'Asim adalah yang paling banyak digunakan di seluruh dunia Muslim saat ini.
Bacaan ini dipelajari melalui jalur sanad dan diwariskan dengan penuh kehati-hatian.
Khulashoh
Ketiga aspek ini menunjukkan keindahan, keberagaman, dan kedalaman ilmu Al-Qur'an:
1. Qira'at Sab'ah berfokus pada variasi bacaan sesuai riwayat yang sahih.
2. Sab'atul Lughah menunjukkan keluwesan Al-Qur'an dalam menyatukan beragam suku Arab.
3. Sab'atul Riwayah menampilkan jalur transmisi otentik bacaan dari Rasulullah SAW.
Kesemuanya saling melengkapi dalam melestarikan kemurnian dan keindahan Al-Qur'an.
وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat Kasih sayang-Nya (Qs al A'raaf 7:204)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar