Sebuah Renungan untuk Jiwa yang lalai
Hidup didunia ini laksana seorang musafir yang menyiapkan perbekalan perjalanan akhirat. Dunia ini hanyalah tempat persinggahan bukan akhir dari perjalanan kehidupan yang abadi. Karena Allah SWT berfirman :
"setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya."(QS. Ali Imran: 185)
Meskipun tahu Seringkali kita terlena, sibuk mengejar dunia—harta, jabatan, kesenangan. maka, sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang menuju negeri akhirat ? Ingatlah, setiap perbuatan kita, sekecil apa pun, akan dihisab. Allah SWT berfirman:
"Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."(QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Setiap tetesan keringat yang dikeluarkan untuk kebaikan, setiap kesabaran yang tertahan, bahkan setiap luka batin yang tak tergores, semuanya akan tercatat sebagaimana dosa-dosa kita pun tak luput dari catatan-Nya. Tidak ada tempat untuk bersembunyi dari pengadilan-Nya kelak. Allah berfirman:
"Pada hari itu manusia diberitahu apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya."(QS. Al-Qiyamah: 13)
Bayangkan ketika kita berdiri dihadapan Allah yang maha melihat setiap perbuatan kita....?
Disaat semua nikmat-Nya yang sering kita abaikan diperlihatkan. Apa yang akan kita katakan ? Apa alasan kita ketika catatan amal ditunjukkan, dan kita menyadari bahwa dunia ini telah melalaikan kita dari persiapan untuk akhirat ?
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita:
"Orang yang paling cerdas adalah orang yang banyak mengingat mati dan mempersiapkan bekal untuk setelahnya. Itulah orang yang benar-benar cerdas."(HR. Ibnu Majah)
Maka, jadikanlah hidup ini ladang amal. Tiap langkah, tiap ucapan, dan tiap perbuatan haruslah bernilai akhirat. Jangan biarkan kita menyesal saat semuanya telah terlambat. disaat setiap tarikan nafas menuntut haknya ?
bagaimana bila setiap detak jantung menuntut balasannya atas semua kelalaian hidup kita....?
لا يُشككنّك في الوعد عدمُ وقوع الموعود و إن تعيّنَ زمنه لِئلا يكون ذلك قدحا في بصيرتك و اخمادا لنور سريرتك
Jangan pernah engkau meragukan janji Allah yang belum terwujud meski waktunya telah ditentukan agat itu tidak menjadikan pandangan batinmu tercemari (rusak) dan memadamkan cahaya keimanan dihatimu [Syarhu Alhikam hal 9 AlHaromain]
setiap hari Kita bekerja, berusaha dan berjuang mati-matian demi mengejar dunia yang tak dibawa mati. Namun, mari kita renungkan sejenak‚ benarkah semua yang kita kejar ini benar-benar akan menemani kita saat menghadap-Nya nanti..?
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah tipu daya (permainan), senda gurau, perhiasan, saling berbangga di antara kamu dan saling berlomba dalam kekayaan dan anak-anak. Seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan orang-orang kafir, kemudian menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras dan ampunan serta rahmat dari Allah. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kenikmatan yang menipu." (Qs Al hadid : 20)
Sungguh, segala yang kita kejar di dunia ini adalah fana. Harta, jabatan, kesenangan duniawi—semua itu akan terhenti saat kita menghembuskan nafas terakhir. Apa yang kita bawa pergi ? Hanya amal perbuatan kita yang akan menemani kita dalam perjalanan panjang menuju kehidupan abadi yang sesungguhnya, kehidupan setelah mati...
Tak ada yang lebih berharga didunia ini selain iman dan amal shalih yang kita tanamkan dalam kehidupan ini. Dunia tempat kita mencari rezeki dan berusaha untuk mendapat ridha Allah serta meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Jangan sampai kita tersilaukan‚ lupa‚ lalai dan terperdaya oleh gemerlap dunia yang fana ini...
Cobalah sejenak berhenti dan renungkan, apakah tujuan hidup kita hanya untuk mengumpulkan harta dan status sosial ? Apakah kita rela mengorbankan waktu dan tenaga hanya untuk sebuah kesenangan dunia yang hanya sementara ? Inilah saatnya kita merenung dan mengevaluasi kembali apa yang benar-benar penting dalam hidup ini...
Setiap nikmat yang menjadi taat itulah Berkah
tapi nikmat yang melalaikan itu istidroj (azab yang ditunda) yang menjadi Nigmah (siksaan) diakhirat
Sebaiknya, kita mati-matian berusaha untuk meraih akhirat, untuk memperbaiki diri, untuk memperbanyak amal kebaikan. Setiap amal yang kita lakukan dengan ikhlas karena Allah akan memberikan kita kebahagiaan yang tiada tara di kehidupan yang kekal. Sesungguhnya dunia ini hanyalah ladang tempat kita menanam benih-benih amal yang akan kita tuai kelak di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda:
"Jika seorang anak Adam meninggal, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim)
Saudaraku, Jangan biarkan dunia ini menguasai hidup kita. Jangan biarkan kebahagiaan duniawi yang sementara menutupi kebahagiaan kita yang abadi di akhirat kelak. Kejarlah sesuatu yang tidak akan pernah mati : amal soleh yang menjadi bekal akhirat & akan menemani kita di alam barzakh nanti. Jangan sia-siakan waktu kita yang sangat singkat ini karena Dunia ini sementara akhirat selamanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar