Persamaan dan perbedaan antara sufi dan ahli thariqah secara Syar'i dapat dipahami dalam konteks pengajaran dan amaliah yang mereka lakukan. Meskipun sufi dan ahli thariqah memiliki tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian jiwa, pendekatan dan metode yang mereka gunakan bisa berbeda. Namun ada beberapa uraian mengenai persamaan dan perbedaan keduanya :
Persamaan antara Sufi dan Ahli Thariqah
Tujuan Spiritual
- Baik sufi maupun ahli thariqah memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai kedekatan dengan Allah (ma'rifatullah) melalui proses tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).
- Mereka sama-sama menekankan pentingnya memperbaiki hati, mengendalikan hawa nafsu, dan menjalani hidup dengan penuh ketakwaan serta kesadaran akan kehadiran Allah.
Zikir dan Ibadah
- Keduanya menekankan pentingnya zikir dan ibadah yang berkesinambungan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Zikir, doa, dan ibadah khusus lainnya dipandang sebagai jalan untuk menyucikan hati dan mencapai ketenangan batin.
Akhlak
- Baik sufi maupun ahli thariqah sangat menekankan akhlak yang mulia, seperti keikhlasan, kesabaran, rendah hati, dan kedermawanan.
- Mereka berusaha mencontoh akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Tawakal dan Zuhud
- Keduanya memiliki ajaran tentang tawakal (berserah diri kepada Allah) dan zuhud (mengurangi keterikatan pada hal-hal duniawi) dengan tetap memenuhi kewajiban hidup sehari-hari sesuai syariat.
Perbedaan antara Sufi dan Ahli Thariqah:
1. Pendekatan Amaliah:
- Sufi : Istilah "sufi" sering kali merujuk pada seseorang yang mengamalkan tasawuf secara umum tanpa harus terikat pada struktur tertentu. Sufi bisa jadi menjalani tasawuf secara individual dengan menekankan pada ibadah, zikir, dan penyucian hati sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah.
- Ahli Thariqah : Merupakan penganut tasawuf yang terikat dalam sistem thariqah atau tarekat tertentu. Mereka mengikuti amalan yang lebih terstruktur, dipandu oleh seorang mursyid (guru spiritual) dalam rangka menempuh jalan menuju Allah. Thariqah memiliki silsilah guru yang berhubungan dengan Rasulullah SAW, dan setiap tarekat bisa memiliki metode zikir, wirid, dan amalan-amalan khusus tersendiri.
2. Struktur dan Bimbingan :
- Sufi : Tidak selalu terikat dengan mursyid atau guru spiritual yang terorganisir dalam suatu sistem thariqah. Seseorang bisa disebut sufi selama dia mengamalkan tasawuf sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
- Ahli Thariqah : Dalam thariqah, seorang murid (salik) harus mengikuti petunjuk dan bimbingan seorang mursyid. Mursyid ini adalah orang yang diakui memiliki kedekatan spiritual dengan Allah, dan melalui bimbingannya, murid diharapkan bisa lebih cepat mencapai pencerahan spiritual.
3. Amalan Khusus:
- Sufi : Sufi bisa melakukan amalan-amalan tasawuf yang umum, seperti zikir, tahajud, atau ibadah sunnah lainnya, tanpa aturan yang terlalu terikat dengan tarekat tertentu. Amalan mereka lebih individual dan tidak terikat dengan metode tertentu selain yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah.
- Ahli Thariqah : Dalam tarekat, terdapat amalan-amalan dan wirid yang sudah ditetapkan oleh pendiri tarekat atau mursyid. Misalnya, tarekat Naqsyabandiyah memiliki zikir khusus yang berbeda dengan tarekat Qadiriyah. Amalan ini juga dilakukan secara lebih teratur dan terstruktur, kadang-kadang diikuti dengan latihan spiritual yang lebih intensif.
4. Penekanan pada Silsilah :
- Sufi : Seorang sufi tidak harus menekankan silsilah dalam bimbingan spiritualnya. Tasawuf bisa diikuti tanpa keharusan adanya jalur guru yang terhubung kepada Rasulullah SAW.
- Ahli Thariqah : Salah satu elemen penting dalam thariqah adalah silsilah (sanad), yaitu rantai guru yang terhubung dari mursyid hingga Rasulullah SAW. Ahli thariqah percaya bahwa keberkahan dan keberhasilan dalam mencapai pencerahan spiritual banyak dipengaruhi oleh adanya koneksi ini.
5. Pengorganisasian:
- Sufi : Lebih bersifat individual dan tidak terikat dengan organisasi tertentu.
- Ahli Thariqah : Thariqah umumnya memiliki sistem organisasi yang jelas dan teratur. Setiap murid berada dalam lingkup kepemimpinan mursyid yang bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan.
Khatimah
Secara umum, baik sufi maupun ahli thariqah berusaha mencapai tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian jiwa dan ibadah. Namun, ahli thariqah memiliki struktur dan amalan yang lebih teratur, sedangkan sufi lebih bebas dalam pendekatannya. Meski ada perbedaan dalam metode dan struktur, kedua kelompok tetap berpegang pada prinsip-prinsip syariat dan akhlak yang baik sebagai fondasi dari perjalanan spiritual mereka.
" Menyelami lautan makrifat dikedalaman mutiara Qur'an, mengarungi samudera hikmah dari keteladanan nabi yang mulia tanpanya seorang salik akan terhanyut dalam sangkaan & khayalan, terombang-ambing dalam tipu daya syaithan tenggelam dalam samudera kebodohan yang menyesatkan..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar