Kebahagiaan dan rezeki dalam Islam adalah konsep yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Rezeki yang diberikan Allah SWT bisa berupa harta, kesehatan, ilmu, atau waktu, ketenangan jiwa dan semua yang dapat membawa kebahagiaan lahir & batin. Sementara kebahagiaan hakiki ialah kedekatan kepada Allah dan keridhaan-Nya, yang puncaknya adalah keselamatan di akhirat.
Keberkahan adalah sumber kebahagian hidup seorang muslim. konsepsi rezeki & kebahagiaan berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, mencakup pemahaman yang holistik, di mana kebahagiaan tidak hanya dilihat dari perspektif materi, tetapi juga dari sudut spiritual, maknawi dan kesenangan abadi diakhirat kelak.
وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِى ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan Rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs An Nisa 4:100)
Pertama Rezeki menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah
Rezeki dalam Islam mencakup segala pemberian dari Allah yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik materi maupun non-materi. Allah adalah Pemberi rezeki yang Maha Pemurah, dan Dia memberikan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya Rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (Qs ath Thalaaq 65:3)
- Rezeki yang Luas :
Allah memberikan rezeki tidak hanya dalam bentuk harta, tetapi juga kesehatan, ilmu, keluarga yang baik, waktu, ketenangan jiwa, dan sebagainya. dijelaskan bahwa rezeki bisa dilipatgandakan berdasarkan amal kebaikan seseorang.
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui." (Qs Al-Baqarah 2:261)
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
(Perumpamaan) atau sifat nafkah dari (orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah) artinya dalam menaati-Nya (adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh buah tangkai, pada masing-masing tangkai seratus biji.) Demikianlah pula halnya nafkah yang mereka keluarkan itu menjadi 700 kali lipat. (Dan Allah melipatgandakan) lebih banyak dari itu lagi (bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas) karunia-Nya (lagi Maha Mengetahui) siapa-siapa yang seharusnya beroleh ganjaran yang berlipat ganda itu [Tafsir Jalalayn Hal 44 Maktabah as shofa Mesir 2004]
- Rezeki Sudah Dijamin :
رَبَّكَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرًۢا بَصِيرًا
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan Rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan (perbuatan) hamba-hamba-Nya (Qs al Israa' 17:30)
Allah SWT menjelaskan bahwa rezeki setiap makhluk itu sudah dijamin. Sehingga seorang hamba tidak boleh terlena & jangan sampai lalai, terjebak dan tertipu mati-matian mengejar dunia yang tak dibawa mati bahkan rela menghalalkan segala cara yang Haram :
ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا مَتَٰعٌ
Allahlah yang meluaskan Rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit dan sementara) (Qs Ar Ra'd 13:26)
- Usaha dan Tawakal :
Islam mengajarkan keseimbangan antara usaha (ikhtiar) dan tawakal (berserah diri). Allah memerintahkan umat-Nya untuk bertebaran di muka bumi mencari rezeki setelah menunaikan shalat.
"...Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."(Qs Al-Jumu'ah 62:10)
- Sedekah sebagai Pembuka Rezeki :
Dalam banyak hadits, Nabi Muhammad SAW mengajarkan pentingnya sedekah sebagai sarana untuk membuka pintu rezeki. Dalam hadits riwayat Muslim, disebutkan bahwa harta tidak akan berkurang dengan sedekah.
"Harta tidak akan berkurang karena sedekah, dan seorang hamba yang pemaaf akan Allah tambahkan kemuliaan padanya (HR. Muslim)
Kedua Kebahagiaan Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah
Kebahagiaan dalam Islam berkaitan erat dengan kepuasan hati, ketenangan jiwa, dan kedekatan kepada Allah. Kebahagiaan tidak semata-mata terkait dengan harta atau kedudukan duniawi, tetapi juga dengan keseimbangan dalam kehidupan spiritual dan amal perbuatan.
- Kebahagiaan yang Hakiki di Akhirat :
Menurut Al-Qur'an, kebahagiaan sejati hanya bisa dicapai ketika seseorang mendapatkan keridhaan Allah dan dimasukkan ke dalam surga. disebutkan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya."(Qs Al-Imran 3:185)
- Ketenangan Jiwa dari Mengingat Allah
Rezeki yang disyukuri adalah sumber ketenangan batin dan kebahagiaan hidup
Sebanyak apapun harta takkan membuat seseorang bahagia bila ia tak mau bersyukur. Maka Allah berfirman mengingatkan bahwa ketenangan hati hanya bisa didapatkan dengan mengingat Allah :
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’d 13:28)
- Syukur sebagai Kunci Kebahagiaan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara Rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah (Qs Al Baqarah 2:172)
Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa rasa syukur adalah kunci kebahagiaan. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi mengatakan bahwa seseorang yang bersyukur dan ridha dengan apa yang Allah berikan kepadanya akan hidup bahagia.
"Sungguh beruntung orang yang memeluk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya." (HR. Muslim)
Ketiga Hubungan antara Rezeki dan Kebahagiaan
Rezeki yang diperoleh dari jalan yang halal dan ma'ruf (baik) adalah pintu keberkahan yang menjadi sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun, Islam mengingatkan bahwa rezeki yang banyak tidak selalu menjamin kebahagiaan, jika seseorang tidak bersyukur atau jauh dari Allah dengan cara yang sedangkan Rezeki yang Haram akan mengundang kesengsaraan didunia dan azab diakhirat.
Keempat Rezeki yang Berkah:
البركة هي زيادة الخير و كثرة منافع
Keberkahan ialah bertambahnya kebaikan dan berlimpahnya kemanfaatan
Kebahagiaan sejati dalam Islam tidak terletak pada jumlah harta, melainkan pada keberkahannya. Rezeki yang halal dan dipergunakan di jalan kebaikan & ketaatan akan membawa kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup.
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ
maka dia memperoleh ketenteraman (ketenangan) dan Rezeki serta surga yang penuh kenikmatan (Qs alWaaqi'ah 56:89)
Keberkahan menjadi sumber kebahagiaan meski dalam keadaan sulit sekalipun. Sebab keberkahan akan menjadikan pemiliknya senantiasa Husnudzan atau berprasangka baik kepada Rabbnya ridho & Qona'ah atas segala ketetapan-Nya ikhlas dan bersabar atas setiap ujian yang menimpanya :
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Qs az Zumar:10)
- Keseimbangan Dunia dan Akhirat:
keberkahan hidup seorang hamba menjadi sumber kebahagiaan yang dihasilkan dari keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Allah azza wa jalla memerintahkan manusia untuk mencari kebahagiaan akhirat, tanpa melupakan bagiannya duniawi.
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ
"Dan carilah pada apa saja yang telah dianugerahkan Allah kepadamu untuk (kebahagiaan) negeri akhiratmu dan janganlah kamu melupakan bagianmu didunia ini. Maka Berbuat baiklah kalian sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu" (Qs al Qashash 28:77)
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۘ وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ فَوْقَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَٱللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi Rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas (Qs al Baqarah 2 :212 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar