Jumat, 04 Oktober 2024

Benarkah singularitas bukti keesaan Allah ?

Membangun pondasi keimanan islam dilakukan dengan berfikir rasional tanpa mengharuskan berfikir empiris yang diperuntukkan bagi object inderawi. 

jika ada pertanyaan siapakah yang menciptakan Allah sebagai prima causa ? Tentu ini adalah kecacatan berfikir (logical fallacy) karena Subtansi tuhan yang Sebenarnya haruslah bersifat Azali yakni entintas yang tak berawal dan tak berakhir. 

Apakah Tuhan itu nyata atau hanya imaginasi (khayalan) orang yang meyakininya...?

Alam semesta tidaklah mungkin muncul dari ketiadaan secara acak tanpa penyebab. Dimana penyebab ini haruslah berada di luar dimensi ruang dan waktu itu sendiri serta bersifat kekal. Inilah alasan paling logis adanya Tuhan secara nyata bukan sekedar konsepsi Serta imaginasi penganutnya. Sebab realitas sederhana sekalipun membutuhkan Pencipta atau produsen. misalnya ekosistem android Samsung, Xiaomi, oppo, vivo atau ekosistem apple iphone, ipad, iwatch, MacBook dll yang Kita gunakan ini semuanya memiliki produsen yang menciptakan atau memproduksinya. Bukan tercipta dengan sendirinya secara tiba-tiba dan kebetulan apalagi kosmologis yang begitu rumit dan kompleks ini.

Siapakah yang menciptakan titik singularitas ? 

Membenturkan agama dan sains merupakan kejumudan berfikir seperti yang dilakukan para gerejawan eropa pada masa dark age. Padahal klaim dan hipotesis yang benar tidaklah bertentangan dengan akal sehat, realitas dan kausalitas. Sedangkan sains terus terkoreksi dan berkembang sehingga mustahil Tuhan sebagai prima causa itu diciptakan dari yang lain. Begitu pula Big bang mustahil tercipta dari ketiadaan. Allah SWT berfirman :

لَوْ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy dari pada apa yang mereka sifatkan (Qs al Anbiyaa' 21 : 22)

Lalu apa yang menyebabkan terjadinya ledakan big bang ?

 أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Dan apakah orang-orang yang ingkar (kafir) itu tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ? (Qs al Anbiyaa' 21:30)

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu adalah makhluq ciptaan Allah SWT. Argumentasi Sains tentang singularitas sering digunakan sebagai bukti empiris untuk menggambarkan konsep keesaan Allah, meskipun demikian teori sains ini mungkin saja terkoreksi dan berubah. Namun Islam tidak menjadikan hipotesis sains termasuk Singularitas dalam kosmologi yang merujuk pada titik awal alam semesta dimana semua hukum fisika tidak berlaku dan segala sesuatu bersatu dalam satu titik yang tidak terdefinisi sebagai dasar fundamental keimanan 

Konsep ini hanya dianggap sebagai bukti kebesaran dan keesaan Allah karena ia menunjukkan adanya titik asal dari segala sesuatu dalam ajaran Islam, Allah merupakan pencipta segala sesuatu, termasuk alam semesta. Singularitas kosmologis bisa dipahami sebagai manifestasi dari kuasa Allah yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan.

Namun, perlu dicatat bahwa konsep "singularitas" adalah istilah sains, dan penggunaannya untuk membuktikan keesaan Allah adalah pendekatan filosofis-teologis yang melibatkan interpretasi spiritual dari fenomena fisik. Dalam perspektif iman, singularitas bisa dipandang sebagai tanda kebesaran Tuhan, tetapi tidak secara langsung merupakan "bukti ilmiah" dalam pengertian sains murni.

Jadi, bagi orang yang beriman, singularitas bisa dipahami sebagai salah satu tanda atau bukti kebesaran dan keesaan Allah, tetapi bagi komunitas ilmiah, singularitas hanya merupakan fenomena fisik yang masih diteliti lebih lanjut tanpa melibatkan aspek teologis.

۞ أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ قَادِرٌ عَلَىٰٓ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ وَجَعَلَ لَهُمْ أَجَلًا لَّا رَيْبَ فِيهِ فَأَبَى ٱلظَّٰلِمُونَ إِلَّا كُفُورًا

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya ? Maka orang-orang zalim itu tidaklah menghendaki kecuali pengingkaran ( kekafiran ) [Qs al Israa' 17:99]

Tidak ada komentar: