Membuktikan keberadaan sang Pencipta Segala sesuatu (prima causa) merupakan kebutuhan paling mendasar bagi setiap manusia. agar ia dapat menjalani kehidupan sesuai fitrah (naluri alami)nya dengan pemahaman dan keyakinan yang benar. Dengan Pengamatan yang jujur dan Landasan Hati yang bersih dalam mencari kebenaran eksistensi Tuhan akan menuntun perjalanan spritualnya dengan benar.
Asal mula penciptaan
a. Komunis ateisme dan saintisme
Proses penciptaan terjadi melalui evolusi dialektika materi dalam timeline atau interval waktu yang sangat Panjang bukan diciptakan Tuhan sehingga materi dan energi itu kekal
b. Agnostic dan Sekulerisme
Tuhan menciptakan Alam semesta, manusia dan kehidupan namun agama harus dipisahkan dari kehidupan sehingga manusia bebas berbuat dan menjalani kehidupan sekehendaknya menjadi liberal dan hedonis
c. Islam
Tuhan menciptakan segala sesuatu dan menciptakan keteraturan didalamnya baik berupa sunatullah kausalitas maupun kitab suci dan Rasul yang membawanya sebagai petunjuk serta tuntunan kehidupan.
disinilah manusia membutuhkan tuntunan kehidupan dari Tuhannya sang Maha Pencipta yang menjadi sababul asbab (Prima causa) yang menciptakan dari ketiadaan menjadi ada membentuk realitas Ruang dan waktu .
Berbagai teori sains yang terus "terkoreksi" dan berkembang serta lompatan teknologi seperti James web semakin membuktikan bahwasanya singularitas dan inflasi cosmic yang begitu kompleks tidak mungkin terjadi secara acak dan kebetulan semata tanpa Pencipta.
۞ إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلْبُكْمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya seburuk-buruknya binatang (manusia) disisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak berfikir ( tidak mau mendengar dan memikirkan kebenaran) (Qs al Anfaal 8:22)
Pengamatan dan Perenungan yang jernih lagi mendalam terhadap eksistensi alam semesta, manusia dan kehidupan akan menghantarkan kita pada keyakinan yang pasti akan adanya Tuhan sebagai Khaliq atau pencipta (Prima causa) seperti yang dilakukan nabi Ibrahim as.
meskipun dzat Tuhan itu tidak bisa terindera dan diukur dengan Alat ukur Apapun Serta dengan satuan ukur apapun. sebab Tuhan yang benar yang menciptakan segala sesuatu (sababul asbab) itu mustahil terikat oleh dimensi Ruang dan waktu yang diciptakannya sendiri.
maka hipotesis materi & energi itu kekal adalah Batil (salah) sebab akan menjadikan Allah bukanlah dzat tunggal yang maha kekal dan bukan pula yang maha pencipta lagi maha kuasa atas segala sesuatu. Padahal bila mau mengakui dengan jujur Kita dapati bahwa :
العالم حادث. كل حادث له صانع. فالعالم له صانع
Alam semesta itu baharu (tercipta). setiap yang baharu memiliki pencipta. maka Alam semesta ini memiliki pencipta (Al badru tholi' syarhu jam'ul jawami' hal 32 Darul ibnul jauzi Mesir)
kesimpulannya Tuhan itu ada secara hakiki bukan sekedar fantasi dan imaginasi orang yang meyakininya.
Karena eksistensi alam semesta, manusia dan kehidupan adalah Dalil (bukti) logis dan rasional yang pasti akan adanya Pencipta sebab tidak mungkin keteraturan yang begitu kompleks yang ditemukan sains dan teknologi serta dirumuskan dalam berbagai disiplin pengetahuan ini terjadi secara acak dan kebetulan semata dalam timeline waktu panjang melalui proses dialektika dan evolusi yang absurd (mustahil dan ilusi) sebab semua peralatan sederhana sekalipun yang kita pakai Pasti ada Produsen atau penciptanya apalagi makrokosmos yang begitu kompleks ini.....
إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk disisi Allah ialah orang-orang yang ingkar, karena mereka itu tidak beriman (Qs al Anfaal 8:55)
Dengan Pengkajian yang jujur meniscayakan manusia membutuhkan tuntunan Tuhannya yang Maha tahu atas setiap ciptaannya sebagai Qoidah fikriyah (Mindset) atau konsepsi berfikirnya sekaligus Qiyadah fikriyah (Wordview) atau Cara pandang dan prespektifnya.
Islam menjadi ilmu yang menuntun manusia pada penghambaan yang benar kepada eksistensi Tuhan yang sesungguhnya. Islam juga menjadi solusi kehidupan yang adil dan manusiawi dan Islam akan menempa manusia menjadi pribadi yang sabar dan sadar bahwasanya setiap pilihan memiliki konsekuensi kehidupan baik dunia maupun akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar