Manusia secara alami berjalan (berbuat) sesuai mindset atau kesadaran pikirannya yang terbentuk dari pemahaman yang dimilikinya.
Al allamah Taqiyuddin annabhani Rahimahullah mendefinisikan kesadaran adalah
أما إدراك أن الذي حصل في عملية التفكير
kesadaran merupakan hasil dari aktivitas (proses) berfikir (kitab At-tafkir hal 11)
Selanjutnya agar akalnya dapat menghasilkan kesadaran yang benar maka ia harus memahami jenis-jenis metode berfikir:
A. Berpikir Ilmiah:
Merupakan suatu proses berfikir yang Melibatkan metode ilmiah untuk menyelidiki fenomena alam atau mencari pemahaman yang dapat diuji. Mengutamakan Riset observasi, pengujian hipotesis, dan pengumpulan data yang sistematis. Berfikir ilmiah berfokus pada pencarian penjelasan yang dapat diukur dan diuji secara empiris.
B. Berpikir Logis:
Melibatkan penggunaan aturan dan prinsip-prinsip logika formal dalam penalaran. Fokus pada konsistensi antara premis dan kesimpulan, tanpa harus terkait langsung dengan metode ilmiah. Berfikir logis atau mantiq dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk matematika dan ilmu pengetahuan secara umum pada objek yang terindra namun tidak bisa diterapkan dalam Perkara ghaib atau metafisik yang tidak bisa terindera oleh panca indera dan teknologi sains sebab perkara ghaib ( mughoyabah) tidak terikat oleh dimensi Ruang kita juga tidak terikat dengan susunan-susunan Premis mantiq yang sangat nisbi (Relatif)
C. Berpikir Rasional:
ialah sebuah proses penalaran yang didasarkan pada pertimbangan yang dapat diterima dan dibenarkan oleh akal melalui proses pengamatan dan pembuktian yang terindra dengan mengaitkan fakta dengan informasi tentang fakta tersebut berdasarkan faktor-faktor Pembanding dan nilai-nilai terukur yang sesuai dengan fitrah (sifat alamiah) dan tidak bertentangan dengan realitas atau kenyataan serta menentramkan Jiwa.
D. Asumsi
Merupakan Anggapan atau spekulasi terhadap fakta yang dipengaruhi oleh aspek emosional, keinginan (hawa nafsu) dan Perasaan yang melatarbelakanginya.
Meskipun terdapat irisan persamaan antara berpikir ilmiah, berpikir logis, dan berpikir rasional. Namun sebenarnya memiliki perbedaan secara fundamental yang dapat ditemukan dalam fokus, metode, dan lingkup pemikirannya masing-masing. Berpikir ilmiah lebih terkait dengan metode penelitian empiris, sementara berpikir logis berfokus pada prinsip-prinsip logika, sedangkan berpikir rasional bersifat holistik yang mengaitkan Fakta dengan informasi yang berkaitan dengan realitas fakta tersebut (ma'lumatus sabiqoh) serta membandingkan berbagai nilai, faktor serta berbagai prespektif yang membahasnya. adapun Asumsi sebenarnya bukanlah produk Pemikiran yang lahir dari proses berfikir.
Oleh Sebab itu Pikiran, akal dan nalar merupakan transformasi (proses mengasosiasikan) fakta melalui indera kedalam otak yang disertai informasi awal tentang fakta tersebut yang digunakan untuk menyimpulkannya.
( M Ismail fikrul Islam terj Hal 114)
الفكر الإسلام هو الحكم على الواقع من وجهة نظر الإسلام
Pemikiran Islam adalah upaya menilai fakta Dari sudut pandang atau prespektif (worldview) Islam
(M husein Abdullah Dirosat fil Fikrul islami terj Hal 9)
Dengan demikian agar tujuan berfikir (hadfu at tafkir) dapat menghasilkan pemahaman, kesadaran dan keimanan yang benar maka input Sumber informasinya (database) haruslah benar yang bersumber dari dzat yang maha benar dialah Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah berfirman :
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Barangsiapa mencari jalan hidup (agama) selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Qs Ali Imran 3:85)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar