Senin, 29 Januari 2024

Sukses itu Proses Bukan Protes

Siapapun berkesempatan untuk meraih kesuksesannya, karena Sukses merupakan hak semua orang. 

siapapun bisa mempersiapkan kesuksesannya dimulai dari memprogram mindset sukses didalam pikirannya. Selanjutnya barulah ia memaksimalkan Potensi dirinya melalui perencanaan yang baik, strategi yang tepat serta management yang efektif dan dinamis dalam mengelola Potensi, sumber daya, peluang dan momentum yang dipersiapkan dan terus dikembangkan. Adapun Doa dan Tawakal Merupakan "jalan langit" menyempurnakan semua prosesnya.

Setelah mengoptimalkan konsep Perencanaan dan bisnis model, maka langkah berikutnya ialah Adaptasi dengan sarana dan Potensi yang tersedia serta mengembangkan berbagai kreativitas dan solusi inovatif. Karena adaptasi Merupakan kausalitas (hukum Sebab akibat) yang membuat kita tetap survive (bertahan) dan terus bertumbuh menjadi lebih baik. kemudian fokus terpenting selanjutnya ialah menjaga komitmen dan konsistensi pada Tujuan adalah kunci keberhasilan yang harus terus diperjuangkan. 

jadi kesuksesan itu sebenarnya adalah Proses atau ikhtiar yang diperjuangkan bukan protes atau keluhan yang dilegitimasi (benarkan) untuk  menyerah pada keterbatasan, kelemahan diri dan keadaan.

bahkan Allah SWT berfirman menegaskan : 

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Qs ar Ra'd 13:11)

Dengan demikian seorang Muslim yang ingin Meraih kesuksesannya haruslah mencurahkan hati, pikiran, modal, tenaga waktu segenap daya dan upaya untuk meningkatkan kompetensi diri (scale up), Produk & layananan  yang dapat menjadi add value & differentation (nilai tambah dan keunggulan) untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

So, tugas utama Kita ialah meng-install software kemakmuran (success mindset) ➡️ take to action ➡️ focus on your Purposes. 

Konsep rezeki dalam islam

Sahabat beriman, dari uraian sederhana  ini dapat kita simpulkan sukses itu bukanlah sekedar soal modal, aset (harta), Penampilan dan gaya hidup glamor apalagi flexing tapi kesuksesan Sebenarnya ialah kekayaan Mental (Sarwatul fikriyah) yang menjadi mindset kesadaran (awareness) kemakmuran dan kebahagiaan yang dimiliki seseorang. Namun yang harus disadari bahwasanya konsep sukses didalam Islam itu berorientasi akhirat & keberkahan bukan sekedar kekayaan materi (harta) tetapi juga kekayaan hati (Qalbu).

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ 
Pada Hari itu tak lagi berguna harta Dan tidak lagi bermanfaat anak-anakmu kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Qs Asy Syu'araa' 26:89) 

Doa akan meneguhkan pengharapan dan ikhtiar akan menghilangkan kekhawatiran yang akan menghantarkan pada tujuan✨ 

 إنما الأعمال بالخواتيم

Tiada lain Sesungguhnya (keberhasilan) Pekerjaan itu  ditentukan dari hasil akhirnya (HR imam Bukhari)

Investasi Akhirat

Dakwah Islam merupakan tonggak membangun peradaban mulia Serta tabungan amal sholeh yang terus mengalir menuju kebahagiaan yang kekal abadi. Allah azza wa jalla berfirman :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak (menyeru) kepada Allah ? Dia mengerjakan amal shaleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (Muslim) (Qs Fushshilat 41:33)

Sahabat beriman, masa depan Seorang muslim ialah kampung Akhirat dan
Tabungan Amal sholeh terbaiknya adalah mengajak (menyeru) pada kebaikan.

Nabi Saw menjelaskan tentang keutamaan dakwah :

من دلّ على الخير فله مثل أجر فاعله
siapa yang telah menunjukkan pada kebaikan maka baginya serupa pahala yang melakukannya. (HR Muslim)
Inilah yang disebut Dakwah. Dakwah merupakan sarana terbaik dalam memupuk ketaqwaan yang akarnya ialah keimanan, batangnya ketaatan, cabangnya adalah syariah dan rantingnya akhlak & adab mulia serta daunnya ialah ihsan (muroqobah) yang akan berbuah keridhoanNya yang menghantarkannya menjadi umat terbaik.

Sebagaimana Allah azza wa jalla berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah (Qs Ali Imran 3:110)

Sahabat beriman betapa besar fadhilah (keutamaan) dakwah. Dengannya keberkahan ilmu akan dirasakan & menjadi kebaikan yang menuntun manusia kejalan hidayah dan menjadi solusi bagi kehidupan 

Dakwah meniscayakan Para pengemban dakwah untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dalam keilmuan, ketaatan, keistiqomahan, kesabaran, ketulusan bahkan pengorbanannya. Sebab ia akan menjadi cerminan keteladanan bagi  saudaranya. 
المؤمن مرأة المؤمن
seorang mukmin itu akan menjadi cermin bagi mukmin lainnya. 
inilah hakikat dakwah yang akan menjadikan kita Pribadi yang mulia shofy (bersih hatinya)  dan naqy (jernih pikirannya) sehingga ia memiliki kelembutan hati, keteguhan jiwa dan ihsan ( kebijaksanaan) 

Mengajak pada kebaikan
Aktivitas Dakwah merupakan Salah satu Investasi produktif masa depan terbaik seorang mukmin yang Pahalanya akan terus mengalir meskipun orangnya telah meninggal dunia. Dari Abu Hurairah ra.
إِذا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ  – رواه مسلم والترمذيّ وأبو داود والنسائيّ وابن حبّان عن أبي هريرة  

Ketika seseorang meninggal dunia, maka telah terputuslah amalannya kecuali tiga hal, yaitu: 
Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh kepada orangtuanya (HR Imam Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasai, dan Ibnu Hibban)

Kendati demikian dakwah bukanlah siapa yang terbaik melainkan siapa yang mau berbuat baik.dengan begitu siapapun bisa berdakwah dengan Potensi yang dimilikinya sebagai tabungan amal sholih bagi Pelakunya yang menjadi investasi akhiratnya berupa amal jariyah Pahala yang terus mengalir dari ilmu yang bermanfaat  yang disampaikan Dan diajarkannya serta Aktivitas Dakwah yang dilakukannya.

"Bila dakwah adalah kewajiban maka jadikanlah ia Poros kehidupan"

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Qs An Nahl 16:125)

Nikmat Umur dan kesehatan

Waktu adalah anugerah kehidupan dimana Setiap yang hidup pasti akan mati. ini adalah kepastian yang tak dapat kita pungkiri dan tak dapat pula dihindari. itulah mengapa Umur atau usia merupakan Nikmat terbesar kehidupan. sebab umur tak lagi dimiliki oleh orang yang telah Mati meskipun Sebenarnya orang mati tersebut masih menginginkan kehidupan.

Sahabat beriman, Karenanya kita harus senantiasa  mensyukuri nikmat Umur dan kesempatan yang Kita miliki jangan disia-siakan, diratapi apalagi disesali 

Sahabat beriman, Sadarilah  Kebahagiaan itu hanyalah milik orang yang pandai bersyukur dan selalu berbaik sangka

So, Janganlah Kita Larut & tenggelam dalam masa lalu, kekecewaan,  kemarahan, kebencian dan kesedihan maupun hanyut dalam Angan-angan Serta ketidak pastian masa depan

Tapi lakukan yang terbaik Hari ini Dan maksimalkan Potensi Kita saat ini sebab Kita tak selamanya Sehat dan memiliki kesempatan 

Karena Hidup ini begitu indah dan penuh makna bagi siapapun yang mensyukurinya serta menyadari bahwa Tuhannya yang Maha bijaksana akan menguji siapa yang terbaik diantara setiap hambanya

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ 

Dialah Allah yang menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji kalian siapa yang terbaik amalnya (Qs Al mulk 67:2)

Oleh karena Hidup  didunia Ini hanyalah sementara, Maka perbanyaklah Persiapkan Bekal Untuk Kehidupan Abadi Kita di kampung Akhirat, Optimalkan waktu dan kesempatan Kita untuk Beribadah Kepada Allah SWT.

Singkirkan semua Penghalang & hambatan yang merintanginya termasuk sikap malas dan kebodohan

Sahabat beriman...

Ketahuilah, Nikmat waktu ialah Umur yang produktif sedang nikmat Sehat ialah modal dan kesempatan untuk menyempurnakan ikhtiar. Keduanya Merupakan aset berharga kehidupan yang harus dimaksimalkan untuk mengumpulkan "Tabungan Amal sholeh" untuk Masa depan kita yang abadi yaitu kampung akhirat....

Yakinlah kita bisa dan mampu jika kita mau dan istiqomah. Jangan Pernah putus asa dan menyerah karena

Selalu Ada pelajaran dalam setiap pengalaman, selalu ada hikmah dari setiap pilihan dan selalu ada konsekuensi atas setiap keputusan yang akan menjadi Amal sholeh atau menjadi Amal Salah ...?📝

والعصر، إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati dalam mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran (Qs al 'Ashr 103:1-3)

Minggu, 21 Januari 2024

Memahami eksistensi Tuhan

Membuktikan keberadaan sang Pencipta Segala sesuatu (prima causa) merupakan kebutuhan paling mendasar bagi setiap  manusia. agar ia dapat menjalani kehidupan sesuai fitrah (naluri alami)nya dengan pemahaman dan keyakinan yang benar. Dengan Pengamatan yang jujur dan Landasan Hati yang bersih dalam mencari kebenaran eksistensi Tuhan akan menuntun perjalanan spritualnya dengan benar.

Asal mula penciptaan

 a. Komunis ateisme dan saintisme 

Proses penciptaan terjadi melalui evolusi dialektika materi dalam timeline atau interval waktu yang sangat Panjang bukan diciptakan Tuhan sehingga materi dan energi itu kekal

 b. Agnostic dan Sekulerisme 

Tuhan menciptakan Alam semesta, manusia dan kehidupan namun agama harus  dipisahkan dari kehidupan sehingga manusia bebas berbuat dan menjalani kehidupan sekehendaknya menjadi liberal dan hedonis

 c. Islam 

Tuhan menciptakan segala sesuatu dan menciptakan keteraturan didalamnya baik berupa sunatullah kausalitas maupun kitab suci dan Rasul yang membawanya sebagai petunjuk serta tuntunan kehidupan.

disinilah  manusia membutuhkan tuntunan kehidupan dari Tuhannya sang Maha Pencipta yang menjadi sababul asbab (Prima causa) yang menciptakan dari ketiadaan  menjadi ada membentuk realitas Ruang dan waktu .

Berbagai teori sains yang terus "terkoreksi" dan berkembang serta lompatan teknologi seperti James web semakin membuktikan bahwasanya singularitas dan inflasi cosmic yang begitu kompleks tidak mungkin terjadi secara acak dan kebetulan semata tanpa Pencipta.

۞ إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلْبُكْمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ

Sesungguhnya seburuk-buruknya binatang (manusia) disisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak berfikir ( tidak mau mendengar dan memikirkan kebenaran) (Qs al Anfaal 8:22)

Pengamatan dan Perenungan yang jernih lagi mendalam terhadap eksistensi alam semesta, manusia dan kehidupan akan menghantarkan kita pada keyakinan yang pasti akan adanya Tuhan sebagai Khaliq atau pencipta (Prima causa) seperti yang dilakukan nabi Ibrahim as.

meskipun dzat Tuhan itu tidak bisa terindera dan diukur dengan Alat ukur Apapun Serta dengan satuan ukur apapun. sebab Tuhan yang benar yang menciptakan segala sesuatu (sababul asbab) itu mustahil terikat oleh dimensi Ruang dan waktu yang diciptakannya sendiri.

maka hipotesis materi & energi itu kekal adalah Batil (salah) sebab akan menjadikan Allah bukanlah dzat tunggal yang maha kekal dan bukan pula yang maha pencipta lagi maha kuasa atas segala sesuatu. Padahal bila mau mengakui dengan jujur Kita dapati bahwa :

العالم حادث. كل حادث له صانع. فالعالم له صانع

Alam semesta itu baharu (tercipta). setiap yang baharu memiliki pencipta. maka Alam semesta ini memiliki pencipta (Al badru tholi' syarhu jam'ul jawami' hal 32 Darul ibnul jauzi Mesir)



kesimpulannya Tuhan itu ada secara hakiki bukan sekedar fantasi dan imaginasi orang yang meyakininya.  

Karena eksistensi alam semesta, manusia dan kehidupan adalah Dalil (bukti) logis dan rasional yang pasti akan adanya Pencipta  sebab tidak mungkin keteraturan yang begitu kompleks yang ditemukan sains dan teknologi serta dirumuskan dalam berbagai disiplin pengetahuan ini terjadi secara acak dan kebetulan semata dalam timeline waktu panjang melalui proses dialektika dan evolusi yang absurd (mustahil dan ilusi) sebab semua peralatan sederhana sekalipun yang kita pakai Pasti ada Produsen atau penciptanya apalagi makrokosmos yang begitu kompleks ini..... 

إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk disisi Allah ialah orang-orang yang ingkar, karena mereka itu tidak beriman (Qs al Anfaal 8:55)  

Dengan Pengkajian yang jujur meniscayakan manusia membutuhkan tuntunan Tuhannya yang Maha tahu atas setiap ciptaannya sebagai Qoidah fikriyah (Mindset) atau konsepsi berfikirnya sekaligus Qiyadah fikriyah (Wordview) atau Cara pandang dan prespektifnya.

Islam menjadi ilmu yang menuntun manusia pada penghambaan yang benar kepada eksistensi Tuhan yang sesungguhnya. Islam juga menjadi solusi kehidupan yang adil dan manusiawi dan Islam akan menempa manusia menjadi pribadi yang sabar dan sadar bahwasanya setiap pilihan memiliki konsekuensi kehidupan baik dunia maupun akhirat.

Sabtu, 20 Januari 2024

Mengenal Islam

Tak kenal maka tak sayang tak sayang maka tak Cinta. Yuk kenalan Apa itu Islam ...?

ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

"Seseorang yang telah merasakan nikmatnya iman ialah orang yang ridha dengan Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta Muhammad sebagai Rasulnya." (HR Muslim)

Islam merupakan dienullah Agama sekaligus tatanan kehidupan (nizhom) yang tegak diatas Pondasi keyakinan (belief) serta tuntunan (guides) dan aturan kehidupan (Rule of game) dalam semua aspeknya baik individu, masyarakat dan negara baik lahir maupun batin. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ تِبْيَٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Qs an Nahl 16:89) 

Definisi islam

الإسلام هو الدين الذي أنزله الله على سيدنا محمدٍ، لتنظيم علاقة الإنسان بخالقه، وبنفسه، و بغيره من بني الإنسان

islam adalah Agama yang  Allah SWT turunkan kepada nabi muhammad saw,  untuk mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, dirinya sendiri dan hubungan antar sesama manusia. 

وعلاقة الإنسان بخالقه تشمل العقائد و العبادات، وعلاقته بنفسه تشمل الخلاق،  والمطعومات والملبوسات، وعلاقة بغيره تشمل المعاملات والعقوبات

hubungan manusia dengan khaliq (Tuhan)nya meliputi perkara Aqidah (Tauhid) dan ibadah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri mencakup Akhlaq (adab),  makanan dan minuman serta pakaian juga mengatur hubungan antar sesama manusia meliputi Seluruh muamalah dan Uqubat (Nizhomul islam hal 71)

Nabi Saw bersabda :

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَا

"Islam dibangun di atas lima (dasar) ; Persaksian dengan menafikan adanya tuhan yang berhak disembah (diibadahi) selain Allah ﷻ dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadan." (HR Bukhari)

Hadits mulia diatas menjelaskan 5 Rukun Islam sebagai pokok ibadah Seorang hamba. Selanjutnya kesempurnaan islam itu terletak pada Tuntunan atau aturan (Syariat)nya yang lengkap dan komprehensif meliputi ibadah, sosial, ekonomi, akhlak, pendidikan, politik, pemerintahan, hukum dan peradilan yang digali (istinbat) dari Al-Qur'an dan As sunnah serta apa yang ditunjuk oleh keduanya yaitu ijma' sahabat dan Qiyas Syar'iyah.

إن غاية إرسال الرسل و إنزال الكتب هي عبادة الله وحده لا    شريك له، وفق المنتج الذي شرعه سبحانه

Sesungguhnya Tujuan diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab-kitab agar (manusia) beribadah kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya sesuai manhaj yang telah diSyariatkanNya (Syarhul Waroqot Fii ushulil fiqh hal 5 Maktabah Syafi'iyah Mesir)

Maka Syariat Islam Inilah penutup dan penyempurna Syariat sebelumnya yang menjadi tuntunan ibadah sekaligus Solusi berbagai Persoalan kehidupan. Solusi baik lahir maupun batin mulai dari individu, masyarakat hingga negara yang tersimpan didalam khazanah Islam atau literasinya (Turost) berupa ulumul Aqidah (Tauhid dan Ushuluddin), Syariah (Fiqih dan Ushul fiqh) serta Ulumul ihsan (Adab dan Tazkiyatun nufus atau tashawuf) dan Tsaqofah (Afkarul islam). islam  juga merupakan mabda (ideologi ilahi) yang bersumber dari Al-Qur'an dan As sunnah.

Sahabat beriman, islam adalah jalan hidup seorang muslim. mempelajari dan mengamalkan (menerapkan)nya merupakan kewajiban yang akan mendatangkan Rahmat, keadilan dan keberkahan kehidupan

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu (Qs Al Ma'idah 5:3)

Semoga Kita terus istiqomah mengkaji (mempelajari) Literasi Islam Aamiin....

Kamis, 18 Januari 2024

Cara berpikir islami

Manusia secara alami berjalan (berbuat) sesuai mindset atau kesadaran pikirannya yang terbentuk dari pemahaman yang dimilikinya. 


Al allamah Taqiyuddin annabhani Rahimahullah mendefinisikan kesadaran adalah 

أما إدراك أن الذي حصل في عملية التفكير

kesadaran merupakan hasil dari aktivitas (proses) berfikir (kitab At-tafkir hal 11)

Selanjutnya agar akalnya dapat menghasilkan kesadaran yang benar maka ia harus memahami jenis-jenis metode berfikir: 

A.  Berpikir Ilmiah:

Merupakan suatu proses berfikir yang Melibatkan metode ilmiah untuk menyelidiki fenomena alam atau mencari pemahaman yang dapat diuji. Mengutamakan Riset observasi, pengujian hipotesis, dan pengumpulan data yang sistematis. Berfikir ilmiah berfokus pada pencarian penjelasan yang dapat diukur dan diuji secara empiris.

B.  Berpikir Logis:

Melibatkan penggunaan aturan dan prinsip-prinsip logika formal dalam penalaran. Fokus pada konsistensi antara premis dan kesimpulan, tanpa harus terkait langsung dengan metode ilmiah. Berfikir logis atau mantiq dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk matematika dan ilmu pengetahuan secara umum pada objek yang terindra namun tidak bisa diterapkan dalam Perkara ghaib atau metafisik yang tidak bisa terindera oleh panca indera dan teknologi sains sebab perkara ghaib ( mughoyabah) tidak terikat oleh dimensi Ruang kita juga tidak terikat dengan susunan-susunan Premis mantiq yang sangat nisbi (Relatif) 

C.  Berpikir Rasional:

ialah sebuah proses penalaran yang didasarkan pada pertimbangan yang dapat diterima dan dibenarkan oleh akal melalui proses pengamatan dan pembuktian yang terindra dengan mengaitkan fakta dengan informasi tentang fakta tersebut berdasarkan faktor-faktor Pembanding dan nilai-nilai terukur yang sesuai dengan fitrah (sifat alamiah) dan tidak bertentangan dengan realitas atau kenyataan serta menentramkan Jiwa. 

D. Asumsi

Merupakan Anggapan atau spekulasi terhadap fakta yang dipengaruhi oleh aspek emosional,  keinginan (hawa nafsu) dan Perasaan yang melatarbelakanginya. 

Meskipun terdapat irisan persamaan antara berpikir ilmiah, berpikir logis, dan berpikir rasional.  Namun sebenarnya memiliki perbedaan secara fundamental yang dapat ditemukan dalam fokus, metode, dan lingkup pemikirannya masing-masing. Berpikir ilmiah lebih terkait dengan metode penelitian empiris, sementara berpikir logis berfokus pada prinsip-prinsip logika, sedangkan berpikir rasional bersifat holistik yang mengaitkan Fakta dengan informasi yang berkaitan dengan realitas fakta tersebut (ma'lumatus sabiqoh) serta membandingkan berbagai nilai, faktor serta berbagai prespektif yang membahasnya. adapun Asumsi sebenarnya bukanlah produk Pemikiran yang lahir dari proses berfikir.

Oleh Sebab itu Pikiran, akal dan nalar merupakan transformasi (proses mengasosiasikan) fakta melalui indera kedalam otak yang disertai informasi awal tentang fakta tersebut yang digunakan untuk menyimpulkannya.

( M Ismail fikrul Islam terj Hal 114)

الفكر الإسلام هو الحكم على الواقع من وجهة نظر الإسلام 

Pemikiran Islam adalah upaya menilai fakta Dari sudut pandang atau prespektif (worldview) Islam

(M husein Abdullah Dirosat fil Fikrul islami terj Hal 9) 

Dengan demikian agar tujuan berfikir (hadfu at tafkir) dapat menghasilkan pemahaman, kesadaran dan keimanan yang benar maka input Sumber informasinya (database) haruslah benar yang bersumber dari dzat yang maha benar dialah Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah berfirman :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Barangsiapa mencari jalan hidup (agama) selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Qs Ali Imran 3:85)

Senin, 15 Januari 2024

Apakah akal sumber kebenaran ?

Menemukan kebenaran adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Namun bagaimana Cara Kita menemukan hakikat kebenaran itu ?

Bisakah akal menjadi standar kebenaran mutlak bagi segalanya...?

أول الهداية خاطر أي خطّر على باله

Permulaan hidayah ialah Perenungan (berfikir)  yakni orang yang merenungkan apa yang ada dalam benak ( hati &  pikiran )nya [ Ayyuhal walad hal 35 darul minhaj ]

Sahabat beriman, agar kita dapat melakukan Perenungan (tafakkur) yang benar Maka penting bagi Kita memahami hakikat akal dan kebenaran itu sendiri.

Apa itu kebenaran ?

ke·be·nar·an n 1 keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya (sumber KBBI online)

Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan, Penalaran dan objek (sumber Wikipedia.id)

Dengan kata lain secara umum Kebenaran ialah kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan

Selanjutnya Apa itu Akal ?

Akal adalah pikiran yang diprogram (software) untuk mengaitkan fakta dengan database informasi (ma'lumatus sabiqoh) yang terdapat didalam otak (hardware). 

العقل متركز وجوده على وجود المعلم السابق لدى الدماغ، و إن كان الواقع شرطا ضروريا لوجود العملية العقلية، أى لوجود الفكر أو التفكير

Akal itu bertumpu pada adanya database (resources) informasi sebelumnya yang tersimpan diotaknya. Sedangkan fakta ialah syarat utama (elemen mendasar) bagi adanya kinerja akal yakni bagi adanya aktivitas pemikiran atau proses berfikir

(Alallamah Taqiyuddin An nabhani, At-tafkir Hal 11)

Syarat-syarat berfikir

1. Otak yang sehat

2. Panca indera atau alat penginderan

3. Fakta yang terindera

4. Informasi sebelumnya

(Ma'lumat sabiqoh)

Proses berfikir merupakan upaya mengasosiasikan (mengaitkan red) fakta dengan informasi tentang fakta tersebut 

(M Ismail Fikrul Islam terj Hal 117)

Realitas akal

1. Terbatas oleh dimensi ruang

2. Terbatas oleh dimensi waktu

3. Bergantung pada informasi sebelumnya (alma'lumat Assabiqoh)

Dengan demikian Proses berfikir merupakan cara kerja Akal dalam mengolah sistem informasi terprogram dari ma'lumatus sabiqoh yang menjadi Operating sistem (OS) bagi otak yang berfungsi memproses input data dan fakta yang diterimanya sehingga menghasilkan output berupa Values (nilai-nilai) maupun knowledges (Pemikiran dan kesadaran).

Dari uraian diatas dapat kita pahami bahwasanya akal itu lemah Dan terbatas. Yaitu lemah Validasi kebenaranya Karena bergantung pada input database informasi atau Ma'lumatus sabiqoh yang masuk dan dimiliki otaknya. Bila databasenya benar Maka Potensi nilai (value) yang akan dihasilkan Dari pemrosesan fakta dan datanya akan  benar, namun sebaliknya Bila ma'lumatus sabiqoh yang dimiliki otaknya Salah Maka outputnya pun akan salah. 

Serta akal juga terbatas dimensi Ruang Dan waktu yakni  terbatas jangkauan dalam dimensi Ruang dimana disaat bersamaan contohnya akal Tanpa teknologi apapun Dan tanpa informasi Dari siapapun tidak akan mampu memastikan berapa jumlah orang yang mati Dan jumlah orang lahir dihari yang sama itu secara Tepat, benar dan tanpa kesalahan sedikitpun, serta akal juga terbatas bahkan tidak mampu dalam menjangkau realitas masa lalu atau fakta dimasa mendatang

Maka disinilah manusia membutuhkan Islam sebagai resources (sumber) informasi yang benar yang akan menuntunnya pada pemikiran dan kesadaran yang benar.

الفكر الإسلام هو الحكم على الواقع من وجهة نظر الإسلام 

Pemikiran Islam adalah upaya menilai fakta Dari sudut pandang atau prespektif (worldview) Islam (M husein Abdullah Dirosat fil Fikrul islami terj Hal 9)

فالعقل متبوع فيما لا يمنع منه الشرع، و الشرع مسموع فيما لا يمنع منه العقل. لأن الشرع لا يرد بما يمنع منه العقل، والعقل لا يتّبع فيما يمنع منه الشرع. فلذلك توجه التكليف الى من كمل عقله

Akal itu diikuti dalam perkara yang Syariat tidak mencegah darinya. sedangkan Syariat itu mendengarkan (memperhatikan) dari perkara apa saja yang akal tidak menghalanginya. Sebab Syara' tidak ditujukan terhadap perkara - perkara yang akal terhalang dari menjangkaunya. begitu pula akal tidak mengikuti perkara apa saja yang Syariat telah melarang dari padanya. demikianlah taklif hukum (islam) diberikan kepada orang yang telah sempurna akalnya (Adabud dunia wad dien hal 71 Darul 'Alamiah)

kesimpulannya akal hanyalah tools (alat) untuk berfikir bukanlah sumber apalagi standar kebenaran. Akal itu berfungsi untuk menggali (mengkaji) kandungan Al-Qur'an dan As sunnah sebagai sumber dan standar kebenaran sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ? (Qs al Qamar 54:17)

Sabtu, 13 Januari 2024

Memahami bid'ah secara syar'i

" Persatuan merupakan kunci meraih pertolongan dan kemenangan Allah azza wa jalla "

Dengan demikian dibutuhkan Pemahaman yang benar & komprehensif (syumuliyyah) tentang Islam termasuk perkara bid'ah yang dengannya akan menyelamatkan kita dalam beriman dan beramal serta membersihkan agama dari setiap penyimpangan dan kesesatan dalam Aqidah dan ibadah serta menghindarkan kita dari berbagai perselisihan dan sikap saling menyalahkan ta'zir (mencela), tadhlil (menyesatkan) bahkan takfiri (mengkafirkan).

Definisi bid'ah

 البدعة لغَةً : مِنْ بَدَعَ الشَّيْءَ يَبْدَعُهُ بَدْعًا ، وَابْتَدَعَهُ : إِذَا أَنْشَأَهُ وَبَدَأَهُ .وَالْبِدْعُ : الشَّيْءُ الَّذِي يَكُونُ أَوَّلاً ، وَمِنْهُ قَوْله تَعَالَى : قُل مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُل

Bid’ah secara bahasa: berasal dari ba-da-‘a asy-syai’ yabda’uhu bad’an wa abtada’ahu:  artinya  mengadakan dan memulai. Dan Al Bid’u : adalah sesuatu yang ada pertama kali, dengan makna ini allah azza wa jalla berfirman:

قُلْ مَا كُنتُ بِدْعًا مِّنَ ٱلرُّسُلِ وَمَآ أَدْرِى مَا يُفْعَلُ بِى وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ وَمَآ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٌ مُّبِينٌ

Katakanlah: aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan (Qs al Ahqaaf 46:9)

Al alim syaikh atho' abu rusytah hafidzahullah dalam soal jawabnya menjelaskan :

adapun bid'ah secara syar'i adalah  perbuatan yang menyalahi perintah asy-Syâri’ (Allah dan Rasul) yang telah dinyatakan atau dijelaskan tatacara (kaifiyyah) penunaiannya.

Dengan kata lain bid'ah perkara baru yang bertentangan dengan Syariat. Adapun perkara atau perbuatan yang menyalahi atau menyelisihi hukum-hukum syara’ (Syariah) yang tidak dinyatakan tatacara pelaksanaanya, maka itu masuk dalam bab hukum syara’ baik  khitob taklifi berupa halal haram pada benda, wajib, sunnah (mandub), mubah, makruh dan haram  maupun khitob wadh'inya berupa sah, batal, fasad dll pada perbuatan.

Bahkan Ibnu Rajab alhambali dalam kitab Jâmi’ul Ulum Wal Hikam menyatakan:

وَالْمُرَاد بِالْبِدْعَةِ مَا أُحْدِثَ مِمَّا لاَ أَصْل لَهُ فِي الشَّرِيعَة يَدُلّ عَلَيْهِ ، وَأَمَّا مَا كَانَ لَهُ أَصْل مِنْ الشَّرْع يَدُلّ عَلَيْهِ فَلَيْسَ بِبِدْعَةٍ شَرْعًا وَإِنْ كَانَ بِدْعَة لُغَة

Yang dimaksud dengan bid’ah adalah apa apa yang diadakan yang tidak ada pokok (asal/dasar)nya dalam syari’ah yang menunjukkan atasnya, adapun jika ada asal/pokok/dasar dari syari’ah maka itu bukan termasuk bid’ah secara syar’i, walaupun itu bid’ah secara bahasa.

Sedangkan mubtadi' atau pelaku Bid'ah ialah :

المبتدع من خرج عن الحق. والحق :كل ما وافق الكتاب و السنة والإجماع والقياس

Ahli Bid'ah ialah orang yang keluar (menyelisihi) dari kebenaran. Adapun kebenaran adalah segala sesuatu yang sesuai Al-Qur'an, As sunnah, Ijmak dan Qiyas [ Jalaaul afham syarhul Aqidatul awam Hal 19 Haiah As shofwah 2020 ]

Memahami dalil bid'ah secara Benar

Imam Muslim didalam shohihnya meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah:

… فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

… Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat…

Pada riwayat lain Imam Muslim juga telah mengeluarkan didalam Shahîh-nya dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: orang-orang arab badui datang kepada Rasul saw, dan mereka memakai pakaian tebal dan kasar maka beliau melihat buruknya kondisi mereka dimana kebutuhan telah menimpa mereka. Maka Beliau mendorong orang-orang untuk bersedekah. Mereka lambat sehingga terlihat hal itu dalam wajah beliau. Jarir berkata: kemudian seorang laki-laki dari Anshar datang dengan membawa dirham, kemudian datang yang lain, kemudian berturut-turut sehingga diketahui kebahagiaan di wajah beliau. Maka Rasulullah saw bersabda:

«مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ»

“Siapa yang mencontohkan di dalam Islam contoh yang baik, lalu dilakukan setelahnya karena contohnya itu, dituliskan untuknya semisal pahala orang lain yang melakukannya, dan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa saja yang mencontohkan di dalam Islam contoh yang buruk, lalu dilakukan setelahnya karenanya, dituliskan atasnya semisal dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”

Dari sini secara zhahir tampak seakan terdapat Pertentangan (Ta'arudh). lafadz Kullu (setiap/semua) pada asalnya bermakna Amm (umum) namun juga bisa bermakna mu'zhom atau sebagian besar jika terdapat dalil-dalil takshis yang membatasi cakupan maknanya seperti hadits kedua diatas sehingga makna kullu pada kalimat kullu bid’ah (setiap bid’ah) disini adalah dimaksudkan untuk makna sebagian bukan makna keseluruhan, yakni bid’ah yang buruk saja berdasarkan kaidah ithlaaqul kulli wa iraadatul juz’i (yang disebut semua namun yang dimaksud adalah sebagian) seperti firman Allah subhanahu wa ta'la :

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا

Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.

Kalimat “merampas tiap-tiap bahtera” (يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا) maksudnya bukan semua kapal, namun kapal yang baik-baik saja, oleh karena itu dikatakan “aku bertujuan merusakkan bahtera itu” yakni agar tidak dirampas raja. Jadi kata kullu (setiap) bisa digunakan untuk menyatakan sebagian saja yaitu kapal yang bagus saja sehingga tidak termasuk kapal yang ditumpangi nabi musa dan khidir as yang Rusak meskipun Allah menjelaskan pada ayat yang mulia ini menggunakan kata "Kulla

contoh lain juga Allah jelaskan didalam alqur'an bahwasnya :

وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu (setiap/semua) yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?(Qs Al Anbiyaa' 21:30)

pada ayat ini Allah azza wa jalla  menjelaskan segala sesuatu  Allah ta'ala ciptakan dari air, namun telah ma'lum kita ketahui bersama bahwasanya jin Allah ciptakan dari Nar (api) dan malaikat Allah ciptakan dari Nur (cahaya) padahal Allah telah menegaskan dalam ayat ini bahwasanya Allah SWT menciptakan segala/setiap sesuatu yang hidup berasal dari pada air dengan menggunakan frase " kulla syain hayyun".

inilah yang disebut dalam kaidah ushul  ithlaaqul kulli wa iraadatul juz’i (yang disebut semua namun yang dimaksud adalah sebagian) sehingga tidak terjadi Ta'arudh (pertentangan) satu makna dalil dengan dalil lainnya yang dikenal dengan kaidah ammun makhsus yakni kata yang bersifat umum namun dilalahnya khusus sehingga setiap kata kullu tidak boleh diartikan hanya secara mutlak atau keseluruhan  tapi juga bisa bermakna sebagian atau mu'zhom bergantung pada Qorinah-Qorinah yang meliputinya seperti dua contoh ayat diatas.

Lalu apakah setiap bid'ah itu sesat...?

Berdasarkan Penelaahan nash-nash hadits dan Al-Qur'an yang shahih dan teliti kita dapati Syariat islam tidaklah memutlakan  setiap perkara yang baru (hadits) merupakan bid'ah yang sesat, tetapi harus dilakukan Pengkajian & Penggalian hukum terhadap realitas faktanya (Pahmul waqoiq) sebagai  manathul hukmi (objek hukum) serta mengkaji dalil-dalil yang berkaitan dengannya (Pahmun nushus) melalui proses ijtihad yang syar'i.

الْحَدِيثُ نَقِيضُ الْقَدِيمِ ، وَالْحُدُوثُ : كَوْنُ شَيْءٍ بَعْدَ أَنْ لَمْ يَكُنْ

Al hadits (sesuatu yang baru) itu adalah lawan dari qadiim (yang terdahulu), dan huduts: keberadaan sesuatu setelah sebelumnya tidak ada. dimana belum ada yang melakukan hal yang baru tersebut dimasa Nabi Saw.

disinilah pentingnya peran seorang mujtahid yang bertugas menggali nash-nash syar'i baik AlQur'an maupun Assunnah untuk mengistimbat (menetapkan hukum syara') yang shahih. 

Al hafizh almuhadits imam ibnu hajar al haitsami menukil didalam kitabnya fathul mubin : 

قال الشافعي: ما أُحدث و خالف كتابا أو سنةً أو إجماعا أو أثرا فهو البدعة الضالة. و ما أحدث من الخير ولم يخالف شيئا من ذلك... فهو البدعة المحمودة

Al imam As Syafi'i Rahimahullah menjelaskan: Apa saja yang dibuat-buat dan menyelisihi Al-Qu'ran, As Sunnah, ijma' sahabat dan atsar. maka ia adalah bid'ah dholalah. sedangkan perbuatan yang dibuat-buat diantara kebaikan yang tidak bertentangan dengan Al-Qu'ran, as sunnah, ijma', Qiyas syar'i maka itu adalah bid'ah mahmudah

الحاصل: أن البدع الحسنة متفق على ندبها. وهي ما وافق شيئا ممّا مرّ ولم يلزم من فعله محذور شرعي، ومنها ما هو فرض كفاية  كتصنيف العلوم و نحوها مما مرّ

kesimpulannya : bahwasanya bid'ah hasanah disepakati atas kesunahannya terhadap perbuatan yang sesuai Nash atau dalil yang lalu dan tidak temasuk larangan yang syar'i mengerjakannya bahkan diantara fardhu kifayah seperti penyusunan ulumul Syar'iyyah dan lainnya (Majmu syuruh Arba'in hal 225 Markaz ibnul jauzi Mesir 2022)

Batasan bid'ah

لا تتوقف على أمر بها بخصوصها وكذا يقال في كل تخصيص لدليل عام بدليل خاص أو عام، لأنه حينئذ عليه أمر الشرع، بخلافه لغير دليل

Pengamalan dalil umum tidak bergantung (bersandar) dengan kekhususannya. demikianlah dinyatakan pada setiap pengkhususan bagi dalil yang umum terhadap dalil yang khusus ataupun umum. oleh karena itu wajiblah mengamalkan dalil umum Sebagaimana yang telah diperintahkan  Syariat. ini berbeda dengan amalan yang tidak memiliki dalil (Majmu syuruh Arba'in hal 229 Markaz ibnu jauzi Mesir 2022)

Namun, Untuk memperjelas bahwasanya  penggunaan lafadz kullu itu tidaklah selalu mutlak melainkan terdapat takhsis dan taqsim dapat kita perhatikan dan tadabburi firman Allah azza wa jalla ini :

ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ فَٱعْبُدُوهُ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ

Demikian itu ialah Allah Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu (Qs Al An'aam 6:102)

Pada ayat ini dijelaskan Allah SWT menciptakan segala sesuatu menggunakan lafadz "kulli" dimana bila maknanya dipaksa harus mutlak tanpa pengkhususan (takhsis) dan tanpa batasan (Qoyid) Maka berarti Allah menciptakan segalanya termasuk dirinya sendiri. Tentu ini adalah Pemahaman yang keliru, bathil dan menyesatkan. Maha suci Allah azza wa jalla yang azali (tak berawal dan tak berakhir) dzat yang Maha hidup (Al hayyu) lagi Maha berdiri sendiri tanpa bergantung pada sesuatu apapun (Al qoyyum).

Demikian pula Bid'ah hasanah dalam pembagian Aqidah Trinitas wahabi berupa 3 (trilogi) Tauhid dimana Nabi saw tak pernah membuatnya, sahabat nabipun tak pernah melakukannya begitu pula para salafush sholeh tak pernah mengajarkan dan mencontohkan ajaran Trinitas Tauhid ini Bahkan imam Ahlus sunnah wal jamaah sekalipun imam Abul hasan al As'ary tidak pernah melakukan bid'ah pembagian tauhid seperti ini.

Inilah sebagian Almu'aradh asy syar'i (sanggahan syar'i) untuk mendudukkan serta Memahami makna kullu secara shahih dimana tidak semua Bid'ah itu Sesat, tetapi harus ditafriq (pisahkan) dan ditafshil (rinci) agar Kita Selamat dari kekeliruan Karena Salah menarik kesimpulan.

Begitu pula Amirul mukminin fil hadist Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalany menukilkan:

قَالَ الشَّافِعِيّ " الْبِدْعَة بِدْعَتَانِ : مَحْمُودَة وَمَذْمُومَة ، فَمَا وَافَقَ السُّنَّة فَهُوَ مَحْمُود وَمَا خَالَفَهَا فَهُوَ مَذْمُوم " أَخْرَجَهُ أَبُو نُعَيْم بِمَعْنَاهُ مِنْ طَرِيق إِبْرَاهِيم بْن الْجُنَيْد عَنْ الشَّافِعِيّ ، وَجَاءَ عَنْ الشَّافِعِيّ أَيْضًا مَا أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ فِي مَنَاقِبه قَالَ " الْمُحْدَثَات ضَرْبَانِ مَا أُحْدِث يُخَالِف كِتَابًا أَوْ سُنَّة أَوْ أَثَرًا أَوْ إِجْمَاعًا فَهَذِهِ بِدْعَة الضَّلاَل ، وَمَا أُحْدِث مِنْ الْخَيْر لاَ يُخَالِف شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَهَذِهِ مُحْدَثَة غَيْر مَذْمُومَة "

Imam Asy Syafi’i Ra berkata: Bid’ah itu ada dua: yang terpuji (mahmudah) dan tercela (mazmumah), bid'ah yang sesuai sunnah maka ia terpuji, sedangkan bid'ah yang menyelisihi sunnah maka ia tercela” dikeluarkan Abu Nu’aim dengan maknanya dari jalan Ibrahim bin Junaid dari imam Asy syafi’i, dan dari Asy Syafi’i juga yang dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam manaqibnya berkata: “al muhdatsaat (yang diada adakan) itu ada dua bagian, yang bertentangan dengan kitab, atau sunnah, atau atsar atau ijma’ maka ini adalah bid’ah yang sesat, dan apa yang diadakan berupa kebaikan tidak bertentangan dengan sesuatupun dari yang demikian (kitab, atau sunnah, atau atsar atau ijma), maka ini adalah muhdatsah yang tidak tercela”

Dibagian lain Al Hafidz  imam Ibnu Hajar Al asqolani mengutip Al Izzu bin Abdissalaam (wafat 660 H):

وَقَالَ اِبْن عَبْد السَّلاَم : فِي أَوَاخِر " الْقَوَاعِد " الْبِدْعَة خَمْسَة أَقْسَام " فَالْوَاجِبَة " كَالاشْتِغَالِ بِالنَّحْوِ الَّذِي يُفْهَم بِهِ كَلاَم اللَّه وَرَسُوله لانَّ حِفْظ الشَّرِيعَة وَاجِب ، وَلاَ يَتَأَتَّى إِلاَ بِذَلِكَ فَيَكُون مِنْ مُقَدَّمَة الْوَاجِب ، وَكَذَا شَرْح الْغَرِيب وَتَدْوِين أُصُول الْفِقْه وَالتَّوَصُّل إِلَى تَمْيِيز الصَّحِيح وَالسَّقِيم " وَالْمُحَرَّمَة " مَا رَتَّبَهُ مَنْ خَالَفَ السُّنَّة مِنْ الْقَدَرِيَّة وَالْمُرْجِئَة وَالْمُشَبِّهَة " وَالْمَنْدُوبَة " كُلّ إِحْسَان لَمْ يُعْهَد عَيْنُهُ فِي الْعَهْد النَّبَوِيّ كَالاجْتِمَاعِ عَلَى التَّرَاوِيح وَبِنَاء الْمَدَارِس وَالرُّبَط وَالْكَلاَم فِي التَّصَوُّف الْمَحْمُود وَعَقْد مَجَالِس الْمُنَاظَرَة إِنْ أُرِيدَ بِذَلِكَ وَجْه اللَّه " وَالْمُبَاحَة " كَالْمُصَافَحَةِ عَقِب صَلاَة الصُّبْح وَالْعَصْر ، وَالتَّوَسُّع فِي الْمُسْتَلَذَّات مِنْ أَكْل وَشُرْب وَمَلْبَس وَمَسْكَن . وَقَدْ يَكُون بَعْض ذَلِكَ مَكْرُوهًا أَوْ خِلاَف الاوْلَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ .

Dan telah berkata Ibnu Abdissalaam dalam akhir kitab “al qawa’id”, “Bid’ah itu ada lima bagian, 

1. Bid'ah yang wajib; seperti belajar ilmu nahwu (dan balaghah) untuk memahami kitabullah dan sunnah rasul-Nya, karena menjaga syari’ah itu wajib, dan tidak bisa terlaksana kecuali dengan nya (nahwu) maka itu menjadi pembuka yang wajib…, 

2. Bid'ah yang haram; (pemikiran) apa yang ditetapkan oleh yang menyelisihi sunnah, dari kalangan Qadariyah, Murjiah dan Musyabbihat (yang menyerupakan Allah dengan makhluq), 

3. Bid'ah yang mandub/sunnah; setiap kebaikan yang tidak dilakukan pada masa nabi, seperti tarawih berjama’ah, membangun madrasah, rubath, perkataan dalam hal tasawwuf yang terpuji, mengadakan majelis diskusi/ceramah jika yang dikehendaki adalah ridlo Allah SWT

4. Bid'ah yang mubah ; seperti bersalaman setelah sholat subuh dan ashar, mencukupi diri dengan yang lezat2 berupa makanan, minuman, pakaian dan rumah, serta

5. Bid'ah yang makruh atau khilaful ‘aula (menyelisihi yang utama)

Standar amal 

Ringkasnya, Menyalahi tatacara yang dilakukan oleh Rasul dalam menunaikan perintah dari al-Kitab dan as-Sunnah, penyimpangan ini menjadi bid’ah sayyiah yang di dalamnya ada dosa besar. Dan perkara tersebut wajib ditunaikan sebagaimana Rasul Saw menunaikannya dengan perbuatan beliau (ittiba' lil arrasul).

Adapun apabila terdapat amaliyah yang terlihat seakan menyalahi atau menyelisihi ketentuan asy-Syari’(Allah dan Rasul) yang bersifat mutlak atau umum yang asy-Syâri’ TIDAK menjelaskan rincian tatacara penunaian atau pelaksanaannya, maka perkara ini masuk dalam hukum-hukum syara’ baik “khitob at-taklif –haram, makruh…” ataupun “khitob al-wadh’i –batil, fasad, sah dll meskipun ia merupakan bid'ah hasanah misalnya seperti penyusunan mushaf al-Qur'an yang Kita baca dan amalkan saat ini pada awalnya ditolak oleh sahabat mulia khalifah Abu bakar as shiddiq RadhiyaAllahu anhu karena dianggap bid'ah dan bertentangan dengan hadits nabi Sholallahu alaihi wasallam sebagaimana dinukilkan Al Hafizh Al muhaddits Imam Suyuti didalam Ulumul Qur'annya :

"فقلت لعمر "كيف تفعل شيئا لم يفعله رسول الله ؟

Maka aku (Abu bakar) berkata kepada Umar bin khattab : "bagaimana engkau akan melakukan sesuatu yang nabi Saw tidak pernah melakukannya...?"

(Al itqon fi ulumil Qur'an Bab ke-18 fii jam'ihi wa tartibihi Hal 90 Cek DKI Beirut)

Maka jika Rasul tidak melakukan suatu perbuatan sementara kita melakukannya, maka pembahasannya masuk dalam bab hukum syara’ dari sisi khithab at-taklif atau khithab al-wadh’i sehingga jelaslah hukum syara’ tentangnya apakah fardhu, mandub (sunnah), mubah, makruh atau haram… ataukah batil, fasid, sah…

kesimpulannya :

Terminologi bid'ah hanya digunakan oleh  para salafus sholeh dalam persoalan Aqidah dan ushul (prinsip pokok) Ibadah bukan dalam furu' (cabang)  ibadah  dan  dalam  akad-akad muamalah yang merupakan  ruang lingkup hukum syara’.

Dengan demikian miqyasul amal atau standar kebenaran amal seorang muslim dalam beribadah dan muamalah adalah hukum syara' atau Syariah islam yakni Wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram yang diistimbat (digali) dari Al-Qu'ran dan As-sunnah serta apa yang ditunjuk oleh keduanya ijma' sahabat dan Qiyas syar'iyah bukan yang lainnya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.(Qs An Nisa 4:59)

Jumat, 12 Januari 2024

Benarkah energi itu kekal ?

Teori kekekalan energi hanyalah Dogma Ateisme untuk menafikkan atau meniadakan tuhan. Hipotesis ini "dianggap atau diklaim" sebagai kebenaran sains untuk menolak eksistensi Tuhan sebagai Prima causa (sababul asbab) yang menciptakan partikel elementer pembentuk energi dan materi

Mitos energi yang tak dapat diciptakan dan dimusnahkan disimulasikan menggunakan media air dan hidrogen pada sistem tertutup yang selalu dijadikan sebagai pembenaran Narasi Doktrin kekekalan energi yang dirumuskan dalam hukum termodinamika 1 yang diklasifikasikan melalui berbagai jenis energi ditinjau dari aspek pembentukannya.  

Sebenarnya secara filosofis  terdapat paradoks dan kecacatan prinsip terhadap "Dogma kekekalan energi" bila dikembalikan pada definisi energi itu sendiri. mengapa ? 

Didalam kamus KBBI :

ener·gi /énérgi/ n Fis kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari); tenaga;

https://kbbi.web.id/energi.html

Energi = daya sedangkan materi = masa sehingga secara Prinsip Energi bukanlah materi. Dari sini Dapat dipahami bahwasanya Energi Merupakan Representative dari daya (E) Adapun materi representative dari pada Massa (M) maka kesimpulanya materi bukanlah Energi 

Dengan demikian meskipun keduanya dapat saling bertransformasi namun itu bukanlah alasan bahwasanya energi itu kekal. adapun klaim energi tidak bisa dimusnahkan (habis) melainkan hanya berubah dari satu bentuk kebentuk lainnya sebenarnya hanya Penyesatan Teologis untuk menolak keberadaan tuhan sebagai pencipta sekaligus pemilik sumber materi dan Energi sebab sesungguhnya  siklus  pembentukan energi baik yang terbarukan ataupun tidak terbarukan adalah konversi materi menjadi daya (kekuatan) yang akan habis saat terjadi usaha (effort) atau gaya. dimana daya akan habis atau musnah (hilang) bila materi yang menjadi sumber energinya habis. 

AlQur'an menjelaskan bahwasanya :

ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ
Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu (Qs Az Zumar 39:62)

contoh : 

Bensin merupakan sumber energi tak terbarukan yang berupa material cair yang dikonversi menjadi energi gerak untuk menjalankan motor atau mobil.  jika sumber energi (Bensin) pada motor tersebut habis maka akan habis pulalah energinya sehingga motor tidak lagi dapat bergerak atau dijalankan. 
Gak percaya ? Silakan dipraktekkan dan disimulasikan sendiri...😂

adapun asumsi bahwasanya daya atau energi yang habis terpakai untuk menjalankan motor tadi akan berubah menjadi bentuk energi yang lain hanyalah ilusi ...
ini hanyalah doktrin atau Propaganda yang dirasionalisasikan dalam hukum termodinamika sebagai alasan primitif untuk membenarkan Dogma hukum kekekalan energi yang tak dapat diciptakan dan dimusnahkan namun hanya bertranformasi dari satu bentuk kebentuk lainnya.

Contoh lainnya, asupan makanan yang kita konsumsi sebagian akan dikonversi menjadi energi sebagian lagi menjadi nutrisi bagi tubuh melalui metabolisme pencernaan dan organ sisanya akan menjadi feses atau pub yang kembali menjadi materi bukan energi atau bentuk daya lainnya

begitu juga air yang kita minum sebagiannya menjadi sumber energi, sebagian lagi menjadi unsur elementary tubuh kita dan sisanya menjadi urine dan keringat yang kembali menjadi materi bukan energi ataupun daya lainnya

adapun mekanisme alam (biologis) yang mengurai material feses dan urine ini adalah topik yang terpisah dari Doktrin kekekalan energi. Sebab ini merupakan transformasi biologis kimiawi dari satu bentuk materi menjadi bentuk materi lainnya bukan dari satu bentuk energi  kebentuk energi lainya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman 

ولا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Janganlah kamu sembah (pertuhankan) bersamaan dengan Allah, sesuatu apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan (ketetapan) dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (Qs Al Qashash 28:88)

Kamis, 11 Januari 2024

Rahasia Selamat dunia akhirat

Godaan, nafsu dan ambisi dapat menjerumuskan kita pada kelalaian yang serius dimana kita bisa kehilangan prioritas dalam ibadah dan ketaatan. padahal kebahagiaan hakiki yang sebenarnya itu terlahir dari hati yang bersih (shofy) dan pikiran yang jernih (naqy) yang tumbuh dari keimanan yang murni  yang berjalan diatas tuntunan syariat yang sempurna (syamilah) sehingga menghasilkan lurusnya niat dan benarnya amal dimana ia tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang dimilikinya. bahkan perhatian dan prioritasnya senantiasa dalam ketaatan prinsipnya ialah

تقديم الأهم على المهيم

Mendahulukan perkara yang paling utama atas berbagai keutamaan. 

    Mengapa ...? 

   sebab hidupnya hanyalah sementara.... 

   waktu dan umurpun amatlah singkat

    Sementara kemampuan dan kesempatan begitu terbatas

    sedang musibah, Sakit dan ajal dapat datang kapanpun dimanapun tanpa konfirmasi apapun,... 

Mencari Pertolongan Allah

1. Isti'anah : Mendapatkan pertolongan dan bantuan Allah SWT dalam menjalani dan menghadapi tantangan hidup akan menjadi solusi terbaik bagi seorang hamba

2. Ketenangan Hati : Merasakan ketentraman batin dan keamanan hati takkala bergantung dan bersandar kepada Allah SWT 

3. Kekuatan Mental : Mengembangkan kekuatan mental dan emosional.

4. Pengampunan Dosa : Memperoleh pengampunan dosa dan ladang amal sholeh

5. Kedekatan dengan Allah : Meningkatkan kedekatan dan hubungan dengan Allah SWT dengan senantiasa hati bersandar & terpaut kepada-Nya 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

قُلْ مَتَٰعُ ٱلدُّنْيَا قَلِيلٌ وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا

Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.(Qs an Nisa 4:77)

maka betapa meruginya kita bila disibukkan dengan berbagai perkara yang tidak lebih utama apalagi hal-hal mubah bahkan sia-sia (lagwun) yang memalingkan, sementara masih banyak kewajiban syariah yang harus segera ditunaikan secara syar'i  berdasarkan khitab wadh'i pelaksanaannya seperti dakwah mengembalikan kehidupan islam saat ini yang menjadi AlQodhiyah almashiriyah yakni Perkara yang utama berupa melaksanakan Hukum-hukum Allah secara kaffah.

Syaikh Ibnu Athoillah al iskandari Rahimahullah ta'ala dalam kitabnya alhikam mengingatkan kita

مِنْ عَلاَمَاتِ اِتّـِباعِ الهوَى. المُسَارَعَة ُاِلىَ نَوَافِلَ الخيْرَاتِ والتّكاَسُلُ عنِ القِياَمِ بِالوَاجِباتِ 

Diantara tanda-tanda seorang hamba mengikuti hawa nafsu ialah bersegera pada amalan-amalan sunnah namun Abai (Malas) menjalankan amalan yang Wajib

sebab Hakikatnya ketaatan ialah Aulawiyah (prioritas amal) bukan sekedar rutinitas ibadah  apalagi hanya urusan duniawi semata

sehingga kita dapat terhindar dari beribadah hanya  sekedar menggugurkan kewajiban dan mengejar kesholehan dan kemaslahatan dirinya sendiri semata tapi

kita juga akan berupaya menjadi Pengemban dakwah  yang  penuh ketaqwaan dan kebijaksanaan yang juga beramal untuk "menghidupkan agama" serta menuntun manusia  menuju cahaya kemuliaan Islam yang hakiki

الإلتزام في أولوية العلم الضروري علامة لسالك من معرفة حقيقة الدين أن كل عبادة يحتاج الى العلم

Tekad (komitmen) dalam memprioritaskan ilmu Agama yang Paling utama adalah tanda dari Ma'rifat (Pahamnya) sesorang mu'min akan hakikat Agamanya bahwasanya setiap ibadah membutuhkan Ilmu.

Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

diantara tanda baiknya Islam seseorang, dia akan meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya[HR Tirmidzi]

Rabu, 10 Januari 2024

Jangan Pernah menyerah....

Sahabat nabi Saw Sayyidina Ali Ra pernah berujar mengingatkan kita : 

علو الهمة من الإيمان

ketinggian Cita-cita bagian dari (tingginya kadar) keimanan. 

sehingga Nilai sebuah Cita-cita Bukanlah sekedar wacana dan Angan-angan apalagi khayalan dan ilusi. 

Cita-cita (himmah) adalah doa dan harapan yang diperjuangkan menjadi Kenyataan

Al allamah Qodhi taqiyuddin an nabhani rahimahullah didalam kitabnya at tafkir menjelaskan :

الفكر قبل العمل، العمل من أجل الغاية

berfikir sebelum bertindak dan berusaha untuk meraih tujuan

disinilah kita sadari bahwasanya Sukses itu dijemput bukan ditunggu, dipersiapkan bukan hanya diharapkan, diperjuangkan bukan hanya penantian. dengan demikian  mewujudkan himmah ( cita-cita) haruslah dipersiapkan berbagai sunnatullah atau kaidah kausalitasnya.

 الأولوية هي تقديم الأهمّ من المهم

Prioritas adalah mendahulukan perkara yang paling utama (yang menghantarkan pada tujuan) diatas berbagai keutamaan lainnya

Focus on The Great Purpose

ala kulli hal disinilah komitmen (azzam)  dan konsistensi (keistiqomahan) sesungguhnya itu diuji. 

Allah Subhanahu wa ta'ala yang maha Rahman berfirman: 

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Qs Ali Imran 3:159)

Dengan demikian kita harus senantiasa Optimis dan terus berinovasi dalam meraih cita-cita yang telah kita Azzamkan. sebab siapa saja yang tidak mau dan bisa beradaptasi (inovasi) maka ia akan tergusur, tersingkir dan tenggelam. 

so, kita boleh kalah, kita boleh salah dan gagal Namun kita tak boleh Menyerah karena kesalahan dan kegagalan yang telah diperhitungkan dengan cermat & benar  akan menjadi pelajaran berharga yang membuat kita menjadi lebih baik yang akan menghantarkan pada keberhasilan.

Sahabat beriman, agar Kita tidak kecewa Dan putus asa Maka jangan pernah bergantung kepada makhluk jangan pula bersandar kepada amal. bergantunglah dan bersandarlah hanya kepada Rabbmu yang maha penolong saat dalam setiap usaha dan perjuanganmu

 Never Give up to be success

فتّح الله لكم رزقا واسعا و سهّل أموركم و جعلنا من الصالحين 

❇️ keep Istiqomah

Sabtu, 06 Januari 2024

Membersihkan hati menjernihkan pikiran

حياة القلب علم فاغتنمه وموت القلب جهل فاجتنبه
"hidupnya hati dengan ilmu maka ambillah (carilah) ia ilmu itu. sedang matinya hati ialah dengan kebodohan maka jauhilah ia kebodohan"
(ta'lim muta'lim fii thoriqil ta'alum hal 79, Daru ibni katsir)

Kejernihan pikiran (naqy) dan kebersihan hati (shofy) merupakan kunci ketenangan dan kebahagiaan. Kewajiban syar'i seorang hamba selain mempelajari berbagai hukum syara' bagi ibadah fisiknya (jawarih) juga mengharuskan ia mempelajari ulumul roqoiq (ilmu-ilmu yang melembutkan Hati dan nafsiyah) agar ia dapat berlepas diri dari belenggu kejahilan serta dapat mengharmonisasi antara Rasio & Rasanya 

 Nabi saw bersabda : 

ما أنزل الله داء إلا أنزل الله شفاء

Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Allah juga menurunkan Obatnya (HR Bukhari) 

وقد جعل النبي ﷺ  الجهل داء وجعل دواءه سوال العلماء 

Sungguh Nabi Saw telah menjadikan kebodohan itu Penyakit dan menjadikan Obat dari Penyakit kebodohan itu ialah bertanya kepada Orang yang mengetahui (Ulama). 

(Muqoddimah kitab adda'u wad dawaa'  ibnul Qoyyim Al jauzi)

Sahabat beriman, ilmu Aqidah (Tauhid) yang lurus dan sempurna ialah pintu utama membersihkan hati yang akan menjadikan zuhud, syukur, sabar dan ikhlas itulah Qona'ah senantiasa terpatri serta terhindar dari berbagai  penyakit hati dan kelalaian.

Hujjatul islam imam Al ghazali Rahimahullah memberi nasehat : 

علامة إعراض الله عن العبد..اشتغاله بما لا يعنيه

Tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba  ialah sibuknya seorang hamba terhadap aktivitasnya yang tidak Penting/berarti bagi (agama)nya

(Ayyuhal walad hal 34 darul minhaj)

Untaian sajak pengingat diri (self reminder)

Ada kemurnian iman yang menembus batas logika

ada keyakinan ilahi yang mendobrak batas nalar

ada ketulusan yang menjadi energi kesabaran

sungguh kebesaran jiwa telah mengkerdilkan kefanaan dunia

sungguh kebersihan hati telah merobohkan tembok kepalsuan dan keserakahan

sungguh ketenangan bathin telah menenggelamkan semua kekecewaan dan kegundahan

Adapun hamba dunia meski lahir berhias kesholehan tapi "Wahn" masih bersarang dihati sehingga matinya nurani dan hilangnya empati diri apalagi itsar dihati (sikap dermawan yang hakiki mendahulukan saudaranya meski ia juga membutuhkan). 

Tinggalkanlah hamba dunia yang bakhil karena sejatinya ia jauh dari Rabbnya, jauh dari makhluk, jauh dari jannah tapi dekat dengan Neraka yang membakar tumpukan hartanya sebagai santapan ketamakan jiwanya

Ya ibadurrohman,...... 

sebaik-baik Obat kegundahan akal dan keresahan jiwa ialah "menghidupkan hati" dengan tadabbur, tafakkur dan tazakkur✨

syahdan, tapi biarkanlah Karena hanya kesucian jiwa yang akan membawa kita berlabuh dipuncak keridoan ilahi.....

 قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya  dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Qs asy Syams 91:9)


Benarkah Tuhan tidak ada...?

Hal mendasar yang harus Kita pahami bahwasanya sains itu terbatas pada bukti empirik pada object yang terikat oleh dimensi ruang waktu yang bisa diukur dalam kajian ilmiah, Laboratorium Dan teleskop   sedangkan Tuhan Merupakan  subject yang menjadi prima causa Pencipta yang tidak  terbatas dan terikat oleh dimensi ruang waktu yang diciptakanNya. 
Sehingga seringkali  kebenaran Islam dipertentangkan  oleh hipotesis sains yang terus berubah-ubah, terkoreksi dan terus berkembang dimana Kita sadari bahwasanya hipotesis sains itu bukanlah Absolutely Matrix (nilai mutlak) atau standar kebenaran hakiki yang tak mungkin salah atau keliru sehingga sains tidak bisa dijadikan alasan Menolak eksistensi Tuhan sebagai Prima causa (sababulasbab) pencipta yang menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan. 

secara rasional teoritis Singularitas merupakan bukti eksistensi keberadaan Tuhan. sebab mustahil eksistensi alam raya ini ada dari ketiadaan atau mengadakan dirinya sendiri atau tiba-tiba ada dengan sendirinya tanpa penciptaan, dimana perjalanan waktu itu dimulai setelah terjadinya bigbang dan pertumbuhan alam semesta yang mengembang. Kendati demikian Sejatinya teori sains  hanyalah formulasi eksperimental yang dirumuskan untuk merekontruksi Hukum kausalitas dalam membuktikan serta mensimulasikan  Proses Penciptaan serta keteraturan alam raya makrokosmos, mikrocosmos serta dinamika kehidupan itu sendiri yang dideskripsikan dalam simulasi timeline evolusi yang sangat panjang.

Adapun Secara logis kita dapat membuktikan eksistensi Pencipta atau Tuhan dari realitas sederhana dimana adanya Produk (karya) membuktikan adanya Produsen (Creator) begitu pula adanya makhluk (Ciptaan) mengharuskan dan meniscayakan adanya kholiq atau Pencipta sekaligus pengatur Alam semesta, manusia, hewan, tumbuhan segalanya dijagad Raya yang begitu menakjubkan dan kompleks ini.

أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَاۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ 

Apakah dia tidak dapat melihat  orang-orang yang telah ingkar (kafir) itu, bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan dan Kami jadikan dari air itu berbagai macam makhluk hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman... ? 

(Qs Al-Anbiya 21:30)

jalan cinta para Pejuang

Dakwah ialah pilihan hidup mulia. jalan cinta dan ketaatan pejuang ilahi menebar hidayah islam dan Rahmat kepenjuru alam

Dakwah adalah simbol ketulusan, kasih sayang dan kepedulian yang menembus batas ruang dan waktu 

Dakwah menjadi wasilah meraih Ampunan,  Rahmat dan tabungan (investasi) Amal sholih yang telah Allah SWT janjikan 

didalam kitab al azkar an nawawiyah diterangkan dari abu hurairoh ra Nabi Saw bersabda :

من دعا الى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا

Siapa yang telah berdakwah (menyerukan) kepada Petunjuk (islam) maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala dari orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi dari pahala-pahala mereka itu sedikitpun (HR Muslim) 

Dakwah merupakan jalan keridhoan, jalan Kemenangan serta bukti Cinta dan ketaatan yang sesungguhnya untuk menjaga dan menyebarkan Risalah ilahi. karena

فلا تزال طائفة من هذا الأمة تقوم على حفظ أصول الدين

akan senantiasa ada suatu thoifah (kelompok) dari umat ini yang akan menegakkan Penjagaan atas ushuludin (Pilar-pilar Utama agama)

( Ayyuhal walad hal 11 darul minhaj )

Sahabat beriman, namun dakwah itu tak hanya sekedar belajar, mengajar dan menyampaikan kebenaran tapi dakwah juga harus menjadi sarana Merajut kebersamaan yang saling mengisi, menguatkan dan melengkapi dalam kebaikan dan ketaqwaan. 

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Dan saling tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(Qs al Ma'idah 5:2) 

Sahabat beriman, semoga kita senantiasa bersama orang-orang yang mencintai Allah dan RasulNya yang dengannya  Allah azza wa jalla memberikan mahabbahNya kepada kita semua Aamiin....

أنت مع من أحببت

Engkau bersama Orang yang kau cintai 💚

Jumat, 05 Januari 2024

Ternyata Bahagia itu Pilihan

Bahagia itu merupakan Pilihan sadar dari Pikiran Positif  seseorang dalam merespon sesuatu yang dihadapinya baik maupun buruk.  sehingga bahagia Bukanlah sekedar kebetulan apalagi keberuntungan semata apalagi misteri yang tak pasti ,.... 

kebahagian itu terlahir dari keluasan ilmu yang mendalam, kemurnian iman yang lurus, kebersihan jiwa yang ikhlas & Kelapangan hati yang tulus serta kejernihan pikiran yang melahirkan Prasangka Baik, Rasa syukur, optimisme dan ketenangan batin.

🔀 Keep & control  our mindset + our heart 🧠❤

إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ

Sesungguhnya, didalam tubuh ini terdapat segumpal daging. bila ia baik, maka baiklah seluruh amalannya, Namun jika ia rusak, maka rusaklah seluruh amalan dirinya. ketahuilah Sesungguhnya ia adalah hati” (HR Bukhari dan Muslim)

imam ibnul qoyim al jauziyah juga menjelaskan bahaya tipu daya iblis dalam meracuni Hati dan pikiran manusia: 

وأعظم الخلق غرورا من اغترّ بالدنيا وعاجلها، فآثرها على الآخرة، رضي بها من الآخرة. حتى يقول بعض هؤلاء: الدنيا نقد و الآخرة نسيئة والنقد أنفع من النسيئة

Tipuan terbesar manusia ialah orang yang telah tersibukkan atau terperdaya oleh dunianya dan desakan ambisinya. Sehingga ia akan mendahulukan urusan dunianya ketimbang Akhirat. bahkan sebagian mereka berkata:  dunia itu cash sementara akhirat ditangguhkan. sehingga yang cash itu lebih bermanfaat dari pada akhirat yang ditangguhkan (ditunda)....(Ad da'u wa dawa'u hal 31 cet darul 'alamiah)

Padahal Allah SWT berfirman :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ طُوبَىٰ لَهُمْ وَحُسْنُ مَـَٔابٍ

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (Qs ar Ra'd 13:29)

Menata hati & pikiran

Menghadirkan Allah selalu di hati dan pikiran dengan Tafakkur, Tadabbur dan Tazakkur (zikrullah) 

Kesadaran yang benar akan menuntun hati dan pikiran dalam ketaatan, ketenangan dan kebahagiaan.

Sahabat beriman, Sejatinya kehidupan ialah kumpulan (akumulasi) keputusan dari berbagai pilihan yang diambil berdasarkan presepsi dan pemahaman yang dimiliki dalam merespon sesuatu ..... 

Dengan demikian untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan tindakan yang benar serta kebijaksanaan (wisdom) yang baik kita harus senantiasa meningkatkan "kualitas  berfikir & berzikir" yang dengannya akan "Merefresh (menata) hati & Pikiran serta mengupgrade Pemahaman dan Kematangan jiwa (an nafs)". disinilah pentingnya seorang hamba mendatangi Majelis ilmu (halqoh) dan majelis dzikir (hilqoh)  untuk  meningkatkan kebersihan hati dan kejernihan pikirannya.

Meningkatkan ketaatan untuk selalu bersama Allah

imam nawawi menukil hadits Qudsi dalam Arbain nawawi haidts ke-38 Nabi saw bersabda :

... وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ

dan tidaklah seorang hamba telah mendekatkan dirinya kepadaku lebih aku cintai dari melaksanakan Apa saja yang telah aku wajibkan baginya serta  senantiasa menyempurnakannya dengan mengerjakan amal nawafil ( amalan-amalan sunnah ) hingga Aku (Allah) mencintainya. jika aku telah mencintainya maka aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, matanya yang dengannya ia melihat, tangannya yang bertindak dengannya, kakinya yang berjalan dengannya. dan bila ia meminta maka aku pasti akan memberinya dan jika ia meminta pertolongan, maka Aku Pasti menolongnya (HR Bukhari)


disamping itu juga Doa merupakan sarana efektif untuk  memberikan input informasi positif  dalam memprogram mindset (pikiran)  sebagai media afirmasi (deklarasi sugesti) dan repetisi (Rekomitmen dan selftalk) misalnya seperti kita berdoa :

Ya Allah Rabb yang Maha penyayang dengan penuh kesadaran aku MENGHAPUS semua Rasa luka, kekecewaan, kesedihan dan trauma. juga dengan penuh keikhlasan memaafkan siapapun termasuk  memaafkan diriku sendiri serta Membuang semua Prasangka BURUK, Khawatiran, kecemasan serta Menghancurkan Mental Blok, Blamingsystem & Toxic mindset.

serta dengan Penuh keyakinan dan optimisme membuka lembaran baru kehidupan yang Lebih baik, lebih bermakna, lebih positif, lebih Bahagia & lebih berarti.

Reprogram  yourmind

selanjutnya kita harus terus berupaya membangun Positif mindset dalam menyikapi dan merespon segala sesuatu karena

💠 Positif thingking merupakan  Obat hati Dan pikiran

1️⃣ Selalu Berusaha mencari cara untuk bersyukur 

2️⃣ Menjadikan masalah sebagai peluang

3️⃣ Mengambil pelajaran dari setiap peristiwa

4️⃣ Menjadi lebih baik dari setiap keadaan

5️⃣ Membangun optimisme

📵 Negatif thingking adalah Racun hati dan pikiran

1️⃣ Selalu mencari alasan untuk  mengeluh

2️⃣ Menganggap peluang sebagai masalah

3️⃣ Mencari-mencari "kambing hitam" dan menyalahkan keadaan 

4️⃣ Larut dan tenggelam dalam penyesalan

5️⃣ Menyerah dalam pesimisme dan kepasrahan

Sahabat beriman, sebagai penutup kita harus senantiasa memupuk keimanan dengan keilmuan dan tadabbur serta menyiraminya dengan tafakkur dan dzikrullah untuk menghasilkan hati yang sehat & bersih

المؤمن الحقيقي من يعيش الدنياه من أجل فوج الآخرة

Seorang mukmin sejati itu ialah orang menjadikan kehidupan dunianya untuk meraih kehidupan akhiratnya


ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Kembalilah engkau kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya (Qs al Fajr 89:28)