Senin, 09 Desember 2024

Menghidupkan Iman diHati

      Ihyaul Qolbi ialah Menghidupkan hati dengan keimanan. hal ini memerlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk membersihkan hati, memperkuat keyakinan serta keistiqomahan dalam ketaatan. Karena Hijrah yang totalitas (kaffah) tidak cukup hanya keinginan semata tapi membutuhkan pemahaman yang benar & utuh serta pengamalan yang terus ditingkatkan & disempurnakan. sehingga dengannya iman menjadi hidup, hati menjadi tentram, tenang dan dipenuhi rasa Qona'ah serta husnudzan (Positif thingking). Adapun jalan menghidupkan hati tersebut dapat ditempuh melalui :

Pertama Tafakkur 

Coba renungkan bagaimana jika hari ini kiamat...?

"Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal" (QS. Ali Imran: 19)

Proses berfikir yang mendalam atau tafakkur ini dilakukan dengan merenungkan berbagai ciptaan Allah, fenomena alam serta berbagai dinamika kehidupan lalu mengambil hikmah dibalik setiap kejadian & berupaya memetik pelajaran dari setiap apa yang dilihat, didengar, dipelajari dan dirasakan.

Misalnya bayangkan bagaimana bila kita terlahir dalam keadaan buta & cacat..? atau mengalami gagal ginjal yang harus cuci darah 3 (tiga) hari sekali...?

Dengan banyak bertafakkur akan menumbuhkan rasa ta'zhim (kagum), syukur, dan cinta kepada Allah sehingga membuat hati lebih dekat kepada-Nya.

Kedua Tazakkur 

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)

Selanjutnya ialah Berzikir atau tazakkur (Mengingat Allah) yakni menghidupkan ingatan kepada Allah disetiap momen kehidupan. Dengan mengingat Allah, hati menjadi lebih tenang dan iman semakin kuat. membiasakan Dzikir, mentadaburi Al-Qur'an termasuk juga mengkaji Turots (literasi islam) merupakan zikrullah.

فإن الإستغال بالعلم من أفضل الطاعات و أولى ما أنفقت فيه نفائس الأوقات

Sesungguhnya menyibukkan diri (kesibukan) terhadap ilmu diantara seutama-utama ketaatan dan merupakan paling utamanya aktivitas dalam menginfakkan waktu yang singkat & sangat berharga [Minhajut tholibin wa umdatul muftin hal 3 Darul ibnul jauzi Mesir 2014]

Hasilnya Tazakkur akan menghapus kelalaian hati dengan menyibukkan diri dalam ilmu dan amal yang akan mengarahkan hidup untuk selalu berada di jalan yang diridhai Allah Ta'ala.

"الذكر شفاء القلب فاكثروا ذكرالله تعالى

Dzikir adalah obatnya hati, maka perbanyaklah mengingat Allah..."

Ketiga Muhasabah 

Diantara hijab hati yang memadamkan cahaya keimanan ialah buruk sangka‚ tamak (serakah)‚ hasad atau iri dengki‚ kesombongan & sikap egois serta berbagai penyakit hati lainnya. Muhasabah adalah proses evaluasi diri untuk memperbaiki diri sebagai jalan membersihkan berbagai penyakit hati serta mengukur sejauh mana level ketaatan kita kepada Allah SWT.

Muhasabah menghantarkan kita untuk menyadari terhadap kelemahan‚ kekurangan dan kesalahan diri. Inilah langkah awal menuju perbaikan diri. 

Sebab berapa banyak manusia yang meninggal sementara ia dalam kelalaiannya....

Dengan muhasabah ini, kita akan lebih waspada terhadap dosa, memperbaiki amal, dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah & muamalah terhadap manusia.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok." (QS. Al-Hasyr: 18)

Keempat Tadabbur 

Al-Qur'an takkan bermakna didalam jiwa serta menuntun jalan kehidupan tanpa penghayatan & perenungan mendalam (tadabbur). dengan menyelami kandungan makna Al-Qur'an‚ memahami pesan-pesan keilahian serta mengambil pelajaran darinya . Karena Tadabbur bukanlah sekadar membaca Al-Qur'an, tetapi juga menghayati maknanya, menggali hikmah, dan mengaplikasikan nilai-nilainya dalam kehidupan.

Sehingga Tadabbur dapat memperbaiki & memperkuat hubungan kita dengan Allah, membimbing akal & hati dalam ketaatan serta memberi panduan hidup yang benar.

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ? Kalau sekiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya" (QS. An-Nisa: 82)

Kelima Musyahadah 

Idrak silah billah atau Musyahadah ialah Menyadari Kehadiran Allah dalam Segala Hal‚ kondisi & keadaan. Sehingga keimanan yang makrifat akan menyaksikan kebesaran Allah dengan akalnya yang jernih & hatinya yang bersih.

Dengan musyahadah, hati meyakini bahwa Allah selalu hadir dan mengawasi setiap gerak-gerik kita bahkan yang tersembunyi didalam dada & lintasan pikiran sekalipun. Ini adalah puncaknya ihsan, sebagaimana malaikat jibril as menjelaskan kepada Rasulullah saw : "Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak bisa melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu."

Musyahadah yang benar akan melahirkan ketulusan hati, rasa malu untuk bermaksiat, melatih keikhlasan dan cinta yang mendalam kepada Allah serta kelembutan hati & empati. Hal ini Allah jelaskan dalam Al-Qur'an surah Ali Imran 3 : 92 :

لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Kamu tidak akan pernah sampai kepada kebaikan (yang sempurna yakni pahala dan Surga-Nya) hingga kamu membagikan (memberikan) sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan itu maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Maka Allah SWT akan mengganti atasnya) [Tafsir jalalain hal 62 Maktabah Ash shofa Mesir 2004]

keenam Muroqobah 

Muroqobah ialah Merasakan Pengawasan Allah. kesadaran bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala perbuatan, ucapan, lintasan hati & pikiran setiap hamba-Nya.

Hakikat Muroqobah ialah menjaga kita dari perbuatan dosa dan semangat dalam kebaikan karena hati selalu merasa berada dibawah pengawasan Allah SWT dalam setiap tindakan.

Buah dari Muroqobah akan melahirkan sifat amanah, istiqamah, dan rasa takut kepada Allah yang akan membawa menuju ketakwaan yang hakiki yakni Taat secara kaffah (totalitas).

 "Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan..." (QS. Al-Hadid: 4)

Tidak ada komentar: