Rabu, 28 Februari 2024

Bahagia dunia akhirat

Kebahagiaan adalah impian semua orang. secara alami setiap manusia pasti menginginkan yang terbaik dalam kehidupannya. bahkan terkadang ia rela melakukan apa saja untuk meraihnya. Walaupun terkadang sampai terjebak pada zona nyaman (comfort zone) yang melalaikan meski itu bukanlah perkara yang haram. Sebagaimana Allah SWT mengingatkannya didalam AlQur'an :

وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa (lalai) kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik (Qs al Hasyr 59:19)

Allah SWT juga menggambarkan tabiat kebanyakan manusia. Mereka lebih sibuk mengutamakan urusan dunia ketimbang Akhiratnya :

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا.والآخرة خير و أبقى

Tetapi kalian lebih memilih (condong) pada kehidupan duniawi. padahal kehidupan akhirat itu adalah lebih baik dan lebih kekal (Qs Al A'laa 87:16-17)

Yakni kamu lebih mendahulukan kepentingan duniawi dari pada kepentingan akhirat, dan kamu memandangnya sebagai tujuanmu karena di dalamnya terkandung kemanfaatan dan kemaslahatan kehidupanmu [Umdatut tafsir juz 3 hal 595 Darul wafa 2014 Mesir]

Maka bila ingin sukses bahagia diDunia & Akhirat prinsip utamanya ialah menjadikan Islam solusi kehidupannya dan Takwa Merupakan jalan hidupnya dengan mendahulukan urusan Akhirat ketimbang dunia.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya ketakwaan dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.(Qs Ali Imran 3:102) 

Empat tipe kebahagiaan :

A. Bahagia dunia saja 🚷

B. Bahagia akhirat saja 🚷

C. Tidak bahagia dunia akhirat  🚷

D. Bahagia dunia akhirat ✅

Sebagaimana Allah SWT menjelaskan kepada kita didalam Al Qu'ran :

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".(Qs Al Baqarah 2:201)

Dari sini dapat kita mengerti bahwasanya orang tipe pertama ialah orang yang sibuk mengejar dunia tapi abai terhadap akhiratnya sedangkan tipe kedua hanya fokus mengejar akhiratnya namun ia cenderung tidak peduli dengan perkara duniawi adapun tipe ketiga ialah mereka yang berani mengerjakan keharaman demi kesenangan & kebahagiaan semu. Mereka terperdaya, lalai dan tertipu sehingga mereka rugi didunia rugi diakhirat bahkan menderita dunia & akhirat,.....

"Padahal sehebat apapun dan sejauh manapun kita mengejar dunia ini garis finishnya tetaplah kematian"

Allah Subhanahu wa ta'ala menjelaskan didalam firmanNya : 

ٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Qs Al Qashash 28:77) 

So, kita harus menemukan Jalan kebahagiaan yang Sebenarnya yang dengannya kita bisa meraih kebahagiaan didunia & akhirat yang abadi. Maka apa yang harus kita lakukan... ?

Pertama, Husnudzan (Prasangka baik)

Selalulah berbaik sangka dan berfikir positif sebab pikiran positif akan melahirkan emosi positif dan energi positif yang akan membuat hidup kita tenang dan optimis mempersiapkan masa depan yang lebih baik

Kedua, Qona'ah

Qona'ah ialah ridho atas segala ketetapan Rabbnya karena ia menyadari betul Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi hambanya.

Qona'ah akan membuat seorang hamba senantiasa berbaik sangka kepada Allah sehingga kita akan bersabar dalam menjalani berbagai ujian dan kesulitan sekaligus menjadikan kita selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Bahkan Qona'ah adalah Rahasia keikhlasan yakni syukur dalam nikmat dan sabar dalam ujian & musibah

Ketiga, ilmu

Agar senantiasa Husnudzan dan Qona'ah. Kita butuh ilmu untuk membersihkan Hati & Pikiran (Tazkiyatun nafs) Sebab tanpa ilmu kita bukan beramal sholeh tapi justru akan beramal salah. Maka Agar amal kita tidak rusak apalagi sia-sia disinilah islam mewajibkan kita untuk terus belajar 

sebagaimana Allah azza wa jalla berfirman :

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajarannya...? (Qs al Qamar 54:17)

Keempat, iman

kekuatan seorang mukmin sesungguhnya terletak pada keyakinannya yaitu imannya. tanpa iman seluruh amal kita tak ada nilainya disisi Allah Subhanahu wa ta'ala

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (Qs al Israa' 17:9)

Kelima, amal sholeh 

ketaatan pada syariatNya membutuhkan ilmu, kesabaran dan keteguhan hati agar menjadi Amal sholeh yang sempurna. Doa, Tawakal & keikhlasan yang terus dipanjatkan akan berbuah keridhoan, pertolongan dan ketaqwaan. Sebagaimana Nabi saw bersabda :

إن الله لا يقبل من العمل إلا ما كان له خالصا و ابتغي به وجهه

sesungguhnya Allah tidak menerima Amal kecuali amal yang ikhlas untuk mencari keridhoanNya (HR Nasa'i)

Keenam, isti'anah 

Seorang hamba yang senantiasa mengharapkan pertolongan Rabbnya (isti'anah) maka disaat berhasil ia tidak sombong, Namun bila gagal iapun tidak larut dalam kekecewaan & kesedihan. sebab ia tidak bersandar dan bergantung kepada amalnya. Tugasnya ialah menyempurnakan ikhtiarnya yang menjadi Amal sholeh baginya. sedangkan hasilnya ia serahkan kepada Allah SWT 

نَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُم بِإِيمَٰنِهِمْ ۖ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan (Qs Yunus 10:9)

من عرف بعد السفر استعدّ

Siapa yang mengerti akan jauhnya  perjalanan (Akhirat) pasti ia akan menyiapkan perbekalannya...

Minggu, 25 Februari 2024

Sebenarnya Hidup itu pilihan

Orang baik bukanlah orang yang tidak pernah salah, tapi orang yang mau berusaha menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda: 

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون

"Siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia orang yang beruntung, dan siapa yang hari ini ia sama dengan hari kemarin dia tergolong orang yang merugi dan bahkan, sedangkan siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah orang yang celaka." (HR Hakim)

Namun seringkali kita terjebak dengan zona nyaman, kemalasan, keinginan nafsu dan ambisi diri yang melalaikan. padahal sebenarnya kita mampu dan bisa memilih untuk melakukan atau meninggalkannya atau berubah untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Begitulah perjalanan hidup. realitas hidup memang sangat beragam dan begitu kompleks  namun cara kita merespon itulah yang akan menjadi pilihan dalam menyikapi situasi dan keadaan.

Sahabat beriman, Jika sukses dan bahagia didunia saja butuh ilmu (knowledges) dan amal (efforts) apalagi bila ingin bahagia dunia akhirat tentu membutuhkan lebih banyak ilmu, komitmen (azam), konsistensi (istiqomah) dengan Perjuangan dan pengorbanan yang lebih besar lagi. Yakiin mau....? 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

dan bahwasanya seorang manusia itu tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (Qs an Najm 53:39)

Adapun terhadap peristiwa yang diluar kehendak dan kendali kita (musyayyar) maka Allah SWT takkan menuntut kita atas takdirNya. namun sikap kita dalam merespon Qodho (takdir) yang telah Allah tetapkan inilah yang menjadi Ruang pilihan dan amal kita (mukhayyar) yang akan dihisab nantinya.

Sahabat beriman, ilmu akan menjadi obat kebodohan sedangkan banyak mengingat kematian dan penyesalan  akan menjadi "terapi kemalasan"  agar kita lebih  bersabar dan istiqomah dalam "menanam amal sholeh" 

sebab bila kita tak mampu melawan rasa malas maka ia (kemalasan) akan melumpuhkan daya juang dan mengubur cita-cita serta masa depan. padahal sejatinya: 

إنما الدنيا مزرعة الآخرة 

Dunia hanyalah ladang negeri Akhirat. 

Namun jika kita menanam amal salah maka diakhirat nanti kita akan memanen kesalahan buah dari amal kita didunia ini

hujjatul islam imam Al ghazali Rahimahullah mengingatkan : 

علامة إعراض الله عن العبد...اشتغاله بما لا يعنيه

Tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba ialah sibuknya seorang hamba terhadap aktivitas yang tidak Penting atau berarti bagi (agama)nya (Ayyuhal walad hal 34 darul minhaj)

Maka Allah Subhanahu wa ta'ala meyakinkan kita didalam firmanNya :

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ  وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ 
jika kalian berbuat baik maka kebaikan itu untuk diri kalian sendiri dan bila kalian berbuat jahat maka kejahatan itu kembali pada pelakunya (Qs Al Isra' 17:7)

Rabu, 21 Februari 2024

Mulia dengan islam

Sahabat beriman, diskriminasi kasta dalit hindu merupakan Contoh hilangnya rasa keadilan dan kemanusiaan. islam meletakkan kemuliaan pada ketaqwaan bukan pada kasta, nasab, suku, harta, tahta dan lainnya. kemuliaan seseorang ada didalam ketaqwaannya Sebagaimana firman Allah SWT :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Qs al Hujaraat 49:13)

Tiada lain keutamaan diantara kalian dalam pandangan Allah SWT ialah disebabkan ketaqwaan kalian bukan Karena nasab atau jabatan. Nabi saw bersabda:

إن الله لا ينظر إلى صوركم و أموالكم.ولكن ينظر إلى قلوبهم و أعمالكم

Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang cantik atau tampannya wajah dan harta-harta kalian, tapi Allah memandang kepada Hati dan perbuatan (Aktivitas) kalian [Umdatut tafsir Mukhtashor ibnu katsir juz 3 Hal 320 Mesir]

Namun saat ini kita hidup diakhir zaman. Dimana terkadang Kita bingung dalam memilah dan memilih untuk mengikuti kebenaran yang menuntun pada hakikat ketaqwaan yang Sesungguhnya. Tanpa bimbingan ulama rabbani para musyrif dan mursyid Kita akan terombang-ambing dalam lautan ikhtilaf (Perbedaan),  inhirof (penyimpangan) terlebih lagi saat ini dimana pengamalan islam telah banyak "dipangkas", "dikebiri" dan "dibongsai" bahkan Tadhlil (diselewengkan) sehingga terjadilah pergeseran Nilai & Standar kebenaran. 

Akhirnya manusia terjebak pada oportunisme yaitu Prinsip mengejar keuntungan, kepentingan dan kenikmatannya semata tanpa lagi peduli halal dan haram, baik buruk, benar Salah, tercela dan terpuji akibat dari rusaknya cara pandang (mindset). mulai dari mencampuradukkan iman & syariah dengan khurafat dan perdukunan sampai Legalisasi "lokalisasi" Bahkan legalisasi perzinaan (free sex) siswa/i asalkan pakai kontrasepsi.....

Melalui Kebijakan Peraturan Pemerintah  Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksana UU Kesehatan pada 26 Juli 2024.

Maka untuk menyelamatkan ketaqwaan anak & keluarga. Setiap Muslim harus membentengi dirinya dengan Ulumul Syar'i, menata hatinya dengan Tafakkur, Tadabbur dan Tazakkur serta menghiasi hidupnya dengan Amal sholeh

Bagaimana Caranya ...?

Pertama, Ad dars (belajar)

Prinsip utama ilmu ialah untuk diamalkan. inilah tujuan mendasar belajar dalam islam. sehingga kebenaran itu akan bermakna bagi dirinya sebagai tuntunan kehidupannya.

Sayidina Ali ra menuturkan : 

العلم خير من المال.العلم يحرسك و انت تحرس المال. والمال تنقص بالنفقة والعلم يزكو بالإنفاق

ilmu itu lebih baik dari pada harta. ilmu akan menjagamu, sedangkan harta engkau yang akan menjaganya. harta akan berkurang saat digunakan sementara ilmu akan bertambah saat dibagikan (Tadzkirotus sami' juz 1/9, Al Iqna juz 1/25 darul hadits)

Kedua, Al fahmu (memahami)

Ilmu akan menjadi petunjuk dan solusi bila telah dipahami dengan benar dan sempurna. Maka mempelajari literasi islam  secara mendalam, terarah dan terbimbing ialah cara terbaik untuk membentuk pemahaman atau mindset yang benar dalam menumbuhkan kesadaran diri yang benar.

Ketiga, Al iman (meyakini)

Setelah terbentuk kesadaran yang benar dan holistic (kaffah) maka ia akan melahirkan keyakinan yang kokoh yang menjadi sumber utama energi ketaatan dalam menjalani kehidupan yang islami

Keempat, Tathbiq  (mengamalkan)

Manifestasi atau perwujudan ilmu dan iman yang benar ialah amal sholeh & ketaatan yakni keterikatan pada SyariatNya sehingga ia tidak akan menerima tuntunan dan aturan selain dari pada islam.

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (Qs ali Imran 3:85)

Kelima, Istiqomah 

Ada kehidupan setelah kematian yaitu kehidupan akhirat Maka seorang mukmin yang cerdas (Al kais) akan berusaha Meraih kemuliaannya tidak hanya didunia tapi juga diakhirat dengan istiqomah berpegang teguh pada al-Qur'an & Assunnah sebagaimana Imam Malik meriwayatkan didalam Al-Muwaththa’ :

 أَنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال تَركْتُ فيكُمْ أَمْرَيْنِ مَا إِنْ تَمسَّكْتُمْ بِهِمَا لنْ تَضِلُّوا أَبَدًا: كِتَابَ اللهِ، وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ 

bahwasanya Rasulullah saw bersabda :Aku tinggalkan dua warisan di tengah-tengah kalian; kalian tidak akan pernah tersesat selama berpegang padanya: yaitu kitab Allah dan sunah rasul-Nya (HR Imam Malik)

Sahabat beriman, inilah diantara jalan kemuliaan seorang muslim yang diajarkan dan dicontohkan Nabi saw bahkan beliau rela menelan semua kepahitan & penderitaan hidup demi membangun peradaban islam yang mulia ini.

dari abu hurairah ra Nabi saw pernah ditanya :

يا رسول الله من أكرم الناس؟ قال:  أتقاهم

Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling mulia ? Nabi saw menjawab orang yang paling bertaqwa (HR Mutafaqun alaih)

Rabu, 14 Februari 2024

Merajut kebahagiaan keluarga

Manusia itu lemah dan terbatas manusia juga tempatnya salah, khilaf dan dosa. Oleh sebab itulah Allah yang maha Rahman Rabb yang maha Tahu telah menuntun kita dengan SyariatNya untuk menjadi insan yang mulia lagi bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, masyarakat dan agamanya.

Sahabat beriman ketahuilah, seorang mukmin itu akan menjadikan islam sebagai jalan hidupnya dan menjadikan Syariah sebagai Petunjuk kehidupannya termasuk dalam membangun bahtera Rumah tangga yang harmonis dan Romantis.

Allah azza wa jalla mensyariatkan pernikahan untuk menjaga harkat martabat manusia (hifzun nasb wa nafs) dalam mengekspresikan atau menyalurkan naluri seksualnya (gharizatun naw') secara benar dan terhormat. 

Nikah merupakan Aqdun ala manfaah akad pemanfaatan lahir batin atas suami istri dimana islam telah memberikan Peran bagi masing-masing pasangan untuk saling tolong menolong dan melengkapi dalam kebaikan dan ketaqwaan. 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: 

هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ

mereka (istri-istrimu) adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka (Qs Al Baqarah 2:187) 

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian (Perisai) ketakwaan itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Qs Al A'raaf 7:26) 

Allah SWT menjadikan ketaqwaan sebagai jalan merajut keluarga sakinah (ketenangan dan kedamaian), mawaddah (Penuh cinta) wa rahmah (saling menyayangi)

Rasulullah saw juga bersabda: 

Tiga hal siapa yang memilikinya, ia akan merasakan kelezatan iman:

 "hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari yang lain, ia mencintai seseorang karena Allah dan ia benci kembali pada kekufuran seperti ia benci dilemparkan ke neraka"  (HR Bukhari dan muslim) 

ketaqwaan adalah kunci utama  menjadi suami dan istri terbaik yang diajarkan Nabi saw sebab ketaqwaan akan mendatangkan rasa qonaah sehingga ia akan "mencintai suami atau istrinya karena Allah" meskipun pasangannya memiliki kekurangan atau keterbatasan sehingga keduanya akan hidup dalam bingkai ibadah dan ketaatan. 

Suami wajib menafkahi & mendidik keluarga

Tanggung jawab seorang suami tak hanya sekadar memberikan nafkah lahir dan batin melainkan juga wajib baginya memberikan Pendidikan terhadap keluarganya (tarbiyatul auwlad) serta keteladanan (Qudwah) dalam kehidupan rumah tangganya.

keluarga yang dibentuk dalam suasana keimanan, keilmuwan, kasih sayang dan keteladanan akan tumbuh menjadi keluarga ibadurrohman yaitu keluarga yang penuh kasih, Qonaah dan Taat sehingga membuat mereka senantiasa butuh dan dekat kepada Rabbnya.

disinilah peran seorang suami sekaligus ayah bagi anak-anaknya harus senantiasa mengajarkan ilmu-ilmu syar'i (agama) kepada keluarganya untuk diamalkan bukan sebatas pengetahuan semata. ia juga harus berusaha untuk menjadi teladan kebaikan dan ketaqwaan bagi keluarganya dalam mempersiapkan masa depan akhirat keluarganya dengan menanamkan (mengajarkan) ilmu, iman dan amal sholeh sebab ia menyadari betul bahwasanya dunia ini hanyalah tempat bercocok tanam yang panen buahnya nanti akan dipetik di surga kelak. 

الدنيا مزرعة الآخرة فكل ما خلق في الدنيا فيمكن أن يتزود منه للآخرة.

Dunia itu hanyalah ladang negeri Akhirat,  setiap apa saja yang ditanam didunia, maka dia akan menjadi bekal (tabungan)  diakhirat

(إحياء علوم الدين ٢٩٣/٦)

inilah Cinta sejati, cinta yang akan melintasi batas ruang dan waktu menebus keabadian akhirat yang kekal insyaAllah...

istri ummun  wa robbatul bait

Sahabat beriman, Cinta yang tumbuh dari ketaatan akan melahirkan Rasa Qonaah yakni syukur dalam nikmat dan sabar dalam ujian serta cobaan rumah tangga. Qonaah akan membuat ia Ridho atas segala ketetapan Allah meski itu terasa berat, pahit dan sulit dalam menjalaninya.

tapi ia yakin dan percaya bahwasanya Rencana dan ketentuan Allah itu pasti yang  terbaik. Adapun hikmah dibalik ujian dan cobaan dalam rumah tangga sebenarnya akan mendekatkan seorang hamba kepada Rabbnya yang akan membuat ia senantiasa bermunajat dan bersandar pada tuhannya yang maha penyabar (Ash shobur). 

إفتقارالعباد إلى الله من باب شعبة الإيمان

Butuhnya seorang Hamba kepada Allah SWT adalah bagian dari cabang keimanan .

dimana kesabaran dan ketaatan seorang istri pada suaminya menjadi ladang amal Sholih yang akan berbuah ketaqwaan.

Allah yang maha bijaksana berfirman : 

katakanlah; jika kamu benar-benar mencintai Allah,  maka ikutilah aku (Nabi saw) niscaya Allah akan menyayangi kalian semua (Qs Al imran: 31)

khatimah, ilmu, iman dan amal sholeh akan menghasilkan ketaqwaan yang akan  menjadi pondasi dalam membangun keharmonisan Rumah tangga berupa rasa Qonaah, saling mengerti, empati, tolong menolong, sabar dan komitmen untuk saling melengkapi dalam kebaikan dan ketaqwaan.  

sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : 

  وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ

saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan (Qs Al Ma'idah 5:2)

Senin, 12 Februari 2024

Solusi indonesia Berkah

Pemimpin yang baik butuh sistem kepemimpinan yang baik

indonesia yang kita cintai ini membutuhkan solusi mendasar yang holistik (menyeluruh) agar bisa benar-benar merdeka dan berdaulat dari segala bentuk intervensi, penjajahan ekonomi, Teknologi industri dan persenjataan, Cyber attack serta krisis multidimensi melalui Perubahan sistem kepemimpinan yang Adil dan amanah dengan Syariah yang kaffah sebagai jalan terbaik untuk menyelamatkan negeri ini

ibarat Supir yang handal ia juga butuh kendaraan yang handal "Sehat" untuk menghasilkan kinerja yang optimal. demikianlah urgensinya mempersiapkan Pemimpin yang amanah juga sistem pemerintahan yang amanah. 

dari sinilah kita sadari betapa pentingnya Penerapan islam yang merupakan kewajiban yang pasti (ma'lumun min ad dini bidh dhoruroh) Sebagai bukti keimanan (muqtadhoyatul aqidah) serta mewujudkan kemashlahatan, keadilan dan keberkahan didunia maupun diakhirat kelak. 

Namun sayangnya, kesalahan mendasar sebagian kaum muslimin dalam menilai Demokrasi hanyalah sebatas syuro (musyawarah) dan pemilu belaka . padahal pangkal kerusakan demokrasi ialah kebebasan beragama, berbicara, berekspresi dan kebebasan kepemilikan. 

bahkan secara fundamental Demokrasi  merupakan sistem kufur karena esensinya yang Paling mendasar yaitu Vox populy Vox dei = Suara rakyat suara Tuhan yakni mempertuhankan manusia dalam menetapkan hukum yang menentukan standar kebaikan dan kebenaran.

Padahal Allah SWT berfirman : 

ليس كمثله شيء

Dia (Allah) tidak serupa dengan sesuatu apapun (Qs asy syuuro 42:11)

Demokrasi menjadikan Suara rakyat sebagai Suara Tuhan sama saja dengan "Mempertuhankan manusia" yang memiliki otoritas atau wewenang membuat (legislasi) Hukum menggantikan Syariat islam sebagai tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Sebagai insan beriman tentu kita tidak boleh mempersekutukan Allah azza wa jalla dengan sesuatu apapun termasuk manusia

sebab Allah SWT berfirman : 

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (Qs Al Ikhlash 112:4)

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِ

Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun (Qs An nisa: 36)

Pemahaman Aqidah yang benar atau Tauhid yang murni akan Sifat Wajib, mustahil & jaiz bagi Allah Pastilah menolak Demokrasi = Vox populy Vox dei yang menjadikan manusia sebagai pembuat hukum dan aturan menggantikan Tuhan. terlebih lagi bahwasanya pandangan akal manusia itu amatlah nisbi, lemah dan terbatas dalam menjangkau realitas yang begitu kompleks sementara akalnya dibatasi oleh dimensi Ruang  waktu serta dinamika kehidupan yang terus berkembang.

 اما الإسلام  فالسيادة  للشرع وليس للأمة

adapun didalam islam Kedaulatan (Otoritas membuat hukum) hanya hak milik Allah yakni SyariatNya bukan kehendak atau wewenang manusia ( ad dimuqrotiyah nizhomu kufri, hal 49)

bahkan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

قُلْ إِنِّى عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبّى وَكَذَّبْتُم بِهِۦ ۚ مَا عِندِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِۦٓ ۚ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ يَقُصُّ ٱلْحَقَّ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْفَٰصِلِينَ

Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Sesungguhnya Menetapkan hukum itu hanyalah hak (milik) Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik (Qs Al An'aam 6:57)

فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Dan jika kalian berlainan (berbeda) pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Qs An Nisa 4:59) 

Demokrasi Merupakan Antitesis Islam

Sejatinya demokrasi hanya dijadikan sarana untuk menjalankan kepentingan Asing, Aseng, Kapitalis Global, Regional, Lokal, Oligarki, kartel melalui Voting wakil Rakyat yang "terbeli" yang sarat kepentingan dan keuntungan.

Demokrasi menjadikan standar kebenaran atas nama mayoritas atau suara terbanyak sedangkan standar kebenaran islam ialah Syariah yang bersumber dari Al Qu'ran alkareem dan As sunnah an nabawiyah yang bertentangan dengan demokrasi yang berasaskan sekulerisme yang memisahkan Agama dari kehidupan.

أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (Qs Al Ma'idah 5:50)

Kesempurnaan islam sebagai sistem hukum terbaik meliputi seluruh interaksi dan tatanan kehidupan mulai dari individu, masyarakat hingga bernegara yaitu  khilafah islamiyah (ad daulatul ula fil 'alam) yang diwajibkan nabi saw atas seluruh kaum muslimin serta dicontohkan dan dijalankan khulafaur rosyidin sebagai solusi terbaik bagi negeri kita tercinta ini. 

عَن أَبي نَجِيحٍ العربَاضِ بنِ سَاريَةَ رضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنا رَسُولُ اللهِ مَوعِظَةً وَجِلَت مِنهَا القُلُوبُ وَذَرَفَت مِنهَا العُيون. فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوصِنَا، قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عز وجل وَالسَّمعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلافَاً كَثِيرَاً؛ فَعَلَيكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المّهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فإنَّ كلّ مُحدثةٍ بدعة، وكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ. رواه أبو داود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح

Abu Najih Irbādh bin Sāriyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah pernah menasihati kami dengan sebuah nasihat yang menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berujar, ‘Wahai utusan Allah, seakan-akan ini adalah nasihat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat!’ Beliau bersabda, ‘Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak. Sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh sebab itu, Wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunahku dan sunah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk...(HR. Abu Dawud, Tirmizi) beliau berkata bahwa hadis ini hasan sahih hadist ke-28 dalam arbain nawawiyah 

jadi, Penerapan Syariah islam yang kaffah sebagai Tuntunan kehidupan yang paripurna merupakan solusi hakiki mewujudkan Negeri kita tercinta ini menjadi Baldatun  thoyyibatun wa rabbun Ghofur wa ad daulatul ula fil 'alam

islam Solusi Hidup berkah

فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا... 

Putuskanlah perkara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. bagi tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan (syariat) dan jalan hidup (manhaj)...(Qs Al maidah 5:48)

Hijrah kaffah dengan Khilafah

it is time tobe one ummah

والله موافق الى أقوام الطريق

Jumat, 09 Februari 2024

Bersegera Meraih cinta ilahi

Sahabat beriman, Imam Asy syathibi rahimahullah menyimpulkan bahwasanya : 

ما جاء من الأدلة على أن روح العلم هو العمل

Tidaklah datang dari dalil-dalil melainkan bahwasanya nyawa (ruh)nya ilmu ialah Pengamalan [Al Muwafaqot fii Ushul asy Syariah juz 1 hal 43 Darul hadits 2006 Mesir]

Demikianlah tak ada kebahagiaan yang sempurna didunia ini begitulah yang dirasakan Abu dahdah ra Salah seorang sahabat Rasulullah Saw yang memiliki kebun terbesar dimadinah. didalamnya  terdapat 600 batang pohon kurma. Ketika sedang duduk-duduk disisi nabi Saw ia mendengar satu ayat dari kalamullah :

مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah ? pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan berlipat ganda yang banyak. Dan Allahlah yang  menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (Qs Al Baqarah 2:245)

Ia berkata Wahai Rasul, apakah Rabb Kita menginginkan diantara Kita perniagaan yang baik ? Rasul menjawab Benar Wahai Abu dahdah. Ia berkata Wahai Rasul, bentangkan tanganmu,..lalu Abu dahdah membentangkan  tangannya diatas tangan beliau saw seraya berkata Wahai Rasul Aku belanjakan (serahkan) pagarku (kebunku) pada Rabbku. ( Kitab islahul qulub Hal 145 )

Sahabat beriman begitulah karakteristik seorang mukmin yang begitu mencintai Allah dan rasulNya mereka berusaha bersegera dalam kebaikan. Ia ingin setiap ilmu, Amal, harta dan lelahnya menjadi lillah .

لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Kamu sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah itu mengetahuinya (Qs Ali Imran 3:92)

Namun bila seorang hamba suka menunda-nunda atau "Mager" Inilah pintu kelalaian yang membinasakan Karena kemalasan adalah cara terbaik memelihara kebodohan dan kesengsaraan. 

atau hanya sibuk mengejar ambisi dunianya semata Sungguh ia akan semakin jauh dari jalan ketaatan dan dakwah sebagaimana Para tabi'in pernah mengingatkan :

Bagaimana Hati akan bersinar sedang dunia terpahat didalam hatinya ?

Atau bagaimana Hati akan pergi kepada Allah sedang ia dikekang (dikendalikan) oleh nafsunya ?

Atau bagaimana ia akan memasuki (pintu) Allah sedang ia belum suci dari noda kelalaiannya ? ( islahul qulub terj Hal 148 )

Semoga Kita semua dapat mengambil ibrah (pelajaran) dan meneladani sahabat mulia Abu dahda Radhiyallahu anhu untuk bersegera dalam kebaikan, ketaatan serta meraih Ampunan dan cinta ilahi Rabbnya.

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Qs Ali Imran 3:133)