Senin, 24 Juni 2024

Mengenal Aqidah Salafush sholeh

إن العقيدة هي أساس الدين

Sesungguhnya Aqidah Merupakan dasar didalam beragama [Syarah Aqidah thohawiyah Hal 12 Ibda' 2014 Mesir]

Sedangkan Tauhid adalah dasar keimanan yang menjadi pondasi keislaman. Adapun ketelitian & kehati-hatian merupakan kunci keselamatan dalam beraqidah dan beribadah.

Syaikh Sholeh bin fauzan Rahimahullah menjelaskan : 

والعقيدة عمل قلبي ، و هي إيمان القلب بالشيء و تصديقه به

Aqidah Merupakan Aktivitas (Amalan) Hati ia adalah keyakinan didalam Hati terhadap sesuatu dan membenarkan terhadapnya 

والعقيدة شرعا هي إيمان بالله وملائكته و كتبه و رسله و اليوم الآخر، و الإيمان بالقدر خير و شره،  وتسمى هذه أركان الإيمان

Aqidah secara syar'i ialah iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitabNya, para Rasul, hari Akhir dan beriman dengan Taqdir baik & burukNya. ia dinamakan juga Rukun iman (Aqidah Tauhid hal 9 Darul 'alamiah 2017)

Adapun Manhaj (Thoriqoh) Salaf dalam isbat Aqidah yang shahih dibangun berdasarkan dalil Aqli & Naqli dengan hujjah yang Qoth'i atau pasti.

Al allamah Imam Taqiyuddin annabhani Rahimahullah mendefinisikan :

العقيدة الإسلامية هي الإيمان بالله و ملائكته وكتبه و رسله و اليوم الآخر و بالقضاء و قدر خيرهما وشرّهما من الله تعالى. 

Aqidah islamiyah adalah iman terhadap Allah, Para malaikat,  kitab, Rasul, hari akhir, dan beriman terhadap Al Qodho wal Qodar baik dan buruk keduanya dari Allah Ta'ala.

 و معنى الإيمان هو تصديق الجازم المطابق للواقع عن دليل. لأنه إذا كان التصديق عن غير دليل لا يكون إيمانا

Sedangkan makna Iman ia adalah pembenaran secara pasti yang sesuai dengan fakta dan berdasarkan dalil. sebab Apabila ada Pembenaran atau keyakinan yang diperoleh tanpa dalil maka ia tidak bisa menjadi keimanan.

 وجود الدليل على كل ما يطلب الإيمان به حتى يكون الصديق به إيمانا. فوجود الدليل شرط أساسي في وجود الإيمان 

Keberadaan dalil atas setiap perkara yang menuntut keimanan terhadapnya sampai menjadikannya pembenaran atas sesuatu yang diimani. maka adanya dalil merupakan syarat mendasar bagi adanya keimanan [Asy Syakhsiyah Al islamiyah juz 1 Hal 30 Darul ummah 2003]

Dari sini keimanan tidak boleh disandarkan pada asumsi dan sangkaan (wahm) juga tidak boleh diserahkan pada perasaan manusia semata (wijdan) maupun ditetapkan Berdasarkan Premis-premis mantiq filsafat. namun i'tiqod (keyakinan) islam haruslah lahir dari dalil Aqli (Tafakkur) dan dalil Naqli (Tadabbur) melalui proses berpikir Tasyri'i tentang ayat-ayat Qauniyah secara logis & rasional dalam pembuktian keberadaan atau eksistensi Pencipta, Rasul dan Al Qur'an yang disebut tafakkur sebagaimana Nabiyullah Ibrahim alaihis Salam. serta mengkaji ayat-ayat Qauliyah atau Nash-nash syar'i yang terkandung didalam Al Qu'ran dan As sunnah yang disebut Tadabbur Berdasarkan Qowaid atau kaidah-kaidah Syar'iyah.

Meskipun demikian tak dapat dipungkiri adanya mazhab-mazhab didalam memahami furu' (cabang) Aqidah Sebab tidak semua kaum Muslimin mampu menjadi mujtahid untuk berijtihad langsung dari Al-Qur'an Al Kareem dan As Sunnah an nabawi. Seperti Sunni (Aswaja), Syiah, Mu'tazilah, Wahabi dll.

Namun saat ini sangat disayangkan  terdapat firqoh salafi wahabi yang sering kali menebar kebencian dan permusuhan melalui syubhat-syubhat Pemikirannya untuk menyerang dan memecah belah kaum Muslimin agar mengikuti ijtihad mazhabnya.

Allah azza wa jalla berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan Adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat pada ketaqwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qs Al Ma'idah 5:8)

Misalnya tuduhan bahwasanya Asya'iroh menyimpulkan kalamullah itu makhluq. Padahal Al-Qur'an Merupakan kalamullah yang redaksi dan maknanya berasal dari Allah SWT. Adapun Taqsim (pembagian) kalamullah kepada lafdzi dan nafsi adalah bentuk ketelitian dan kehati-hatian ulama ushul ahlus Sunnah wal jama'ah sebagai Tafriq (perincian) dari imam Asy'ari didalam Al ibanah 'an ushulid diniyah agar kaum muslimin terhindar dari tadhlil (penyesatan) & takfir (mengkafirkan) ahlul iman atas fitnah khulqul Qur'an yang dilakukan mu'tazilah. Sebagaimana penjelasan Al arif billah An nawawi al bantani As syafi'i al asa'iroh rahimahullah :

أن تؤمن بكتبه معنى الإيمان بالكتاب التصديق بأنها كلام الله المنزل على رسله عليهم الصلاة و السلام

Engkau beriman terhadap kitab-kitabNya. makna iman terhadap kitabNya adalah membenarkan bahwasanya ia Merupakan Kalamullah yang diturunkan atas para RasulNya alaihim sholatu wa salam (Kasyifatus saja fii syarhi Safinatin najah hal 33 Darul 'alamiah 2018)

Begitu pula Sebagaimana yang dijelaskan Al imam al hafizh almuhaddits ibnu hajar al haitsami as syafi'i Rahimahullah didalam kitabnya fathul mubin : 

[وكتبه] بأنها تعالى كلام الله الأزلي القديم، القائم بذاته. المنزه عن الحرف  و الصوت، و بأنه تعالى أنزلها على بعض رسله بألفاظ حادثة في ألواح أو على لسان الملك وبأن كل ما تضمنته حق و صدق

Beriman terhadap kitab-kitabNya. bahwasanya kitab-kitabNya itu merupakan Kalamullah yang azali lagi qodim yang berdiri sendiri dan disucikan dari huruf dan suara yang baharu (huduts). dimana Allah menurunkan Kalamullah pada sebagian Rasul-RasulNya dengan lafadz yang beragam yang baharu (hadits) dalam ketetapannya atau melalui lisan malaikat bahwa segala sesuatu yang terkandung didalamnya adalah kebenaran lagi terpercaya (Majmu syuruh arba'in hal 146 Markaz ibnu jauzi 2022)

Namun berbeda dengan taqsim Trinitas Aqidah wahabi yang Merupakan bid'ah tauhid yang tak pernah dilakukan Nabi Saw dan para sahabat radhiyallahu anhum serta menyelisihi salafush sholeh yang dapat mengeluarkan kaum muslimin dari keimanannya jika tidak disikapi dengan teliti, adil dan penuh kehati-hatian. wa naudzubillah

Al allamah Al muhaddits Sayid Alwi al maliki al hasani mengingatkan : 

لا يجوز التكفير بارتكاب المعاصي مع الإيمان و الإقرار بالشهادتين

Tidak boleh mengkafirkan (Takfir) Pelaku maksiat yang masih beriman dan menetapkan syahadat didalam dirinya. 

dari Anas Ra Nabi Saw bersabda : 

ثلاث من أصل الإيمان : الكفّ عمَن قال: لا إله إلا اللّٰه؛ لا نُكفّره بذنب ولا نخرجه عن الإسلام بالعمل

Tiga pilar keimanan : menahan diri dari mengkafirkan (takfiir) orang yang mengimani kalimat tauhid Laa ilaha illa Allah karena dosanya dan tidak boleh kita mengeluarkan orang dari islam karena amalnya

لذلك نُحذّر كلَ التحذير من المجازفة بالتكفير

Oleh karena itu kita harus benar-benar Mewaspadai dengan penuh kehati-hatian dari setiap bahaya Takfiri atau mengkafirkan (kaum Muslimin) (Mafahim yajibu an tushoha 82-83 t.t Haiah shofwah al malikiyah)

Aqidah Salafush sholeh bukanlah Doktrin Bid'ah Tauhid trinitas 

Sebenarnya bila mau jujur akan Kita temukan kepalsuan klaim dusta doktrin Aqidah trinitas wahabi ini yang dinisbatkan kepada salafush sholeh. Karena Doktrin Bid'ah ini baru disusun dan dikembangkan oleh Syaikh Muhammad bin abdul wahab at tamimi Wafat 1792. Doktrin ini sama sekali tidak ada dalil-dalil Syar'i yang membagi-bagi Tauhid juga tak pernah diajarkan Nabi Saw dan dicontohkan para sahabat Radhiyallahu anhum. Namun Sayangnya doktrin Aqidah trinitas ini justru dijadikan senjata untuk "membegal" Aswaja dan menyerang umat islam dengan memaksakan syubhat-syubhat asumsi (auham)  pemikirannya.

Allahu al muwafiq, inilah akibat klaim kebenaran tanpa kejujuran, kehati-hatian dan keadilan sehingga menjerumuskan pengikutnya pada fanatik buta dalam bertaqlid. padahal ibnu taimiyah Wafat 1328 M dan Syaikh M abdul wahab 1792 M itu adalah ulama kholaf bukanlah ulama salafush sholeh.

Khotimah, kita memang harus memurnikan Aqidah dan ibadah dengan teliti dan selektif namun kita juga harus bersikap Hati - Hati, adil dan bijaksana tidak boleh membabi buta "memerangi" saudara muslim kita yang berbeda pandangan dalam perkara ikhtilaf atau khilafiyah ijtihad meskipun kita juga  harus berlepas diri dalam setiap penyimpangan (inhirof). Waallahu a'lam

Mewaspadai doktrin Neo khowarij :

1. Selalu merasa paling Benar dan mengaku paling salaf tapi meninggalkan Qowaid syar'iyah dan Ushul fiqih dalam memahami Al Qu'ran dan As sunnah

2. Ceroboh & Gampang menyalahkan dengan menjadikan doktrin Aqidahnya sebagai "senjata" untuk menyesatkan (Tadhlil) dan mengkafirkan (Takfiri) saudaranya seiman yang berbeda pandangan dengannya 

3. Rajin membid'ahkan amaliyahnya saudaranya dengan syubhat-syubhat Pemikirannya

4. Gemar menuduh ahli Bid'ah dan ahli syubhat dengan siapapun yang berbeda ijtihad dengan firqoh (kelompok)nya

5. Mengaku Manhaj salafush sholeh tapi meninggalkan Ushuluddin dan Ushul fiqih salafush sholeh dengan membuat mazhab  Aqidah baru 

6. Membegal Aqidah salafush sholeh kepada ulama kholaf ibnul taimiyah dan Muhammad bin Abdul wahab dengan Bid'ah Tauhid trinitas

7. Eklusif, Anti perbedaan dan anti ta'wil dalam Memahami dalil-dalil Syar'i serta tidak mau berlaku Adil dan Tasamuh (berlapang Hati ) dalam menyikapi perbedaan (ikhtilaf)

8. Membegal Islam wa bil khusus Manhaj ahlus Sunnah wal jama'ah (ASWAJA) melalui propaganda kajian Sunnah dan konten dakwahnya dengan Tahrif (penyelewengan) Ushuluddin melalui ta'liqot (komentar Syarah & hasyiah kitab) serta "membelokkan" kandungan isi dan pandangan kitab-kitab mu'tabar melalui syuruh & taqrirot kutub Turost muktabaroh yang menjadi literasi Islam

9. Fokus menyerang amaliyahnya umat Islam secara keji, tak bermoral dan tak beradab tapi bisu, buta & tuli bahkan membiarkan perampasan masjidil Aqsho dan pembantaian (genosida) Z!onis laknatullah terhadap saudaranya diPalestina

10. Memahami al-Qur'an & Assunnah secara tekstual (mantuq) dan menggali hukum Syara' tanpa Ushul fiqh

11.  Mengaku (mengklaim) ahlus Sunnah wal jamaah tapi manhaj Aqidahnya zhahiriyah dan mujassimah yang tasybih & tafdhil dalam beristidlal.

Rasulullah ﷺ bersabda : 

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

 "Seorang muslim itu adalah jika manusia lainnya selamat dari kejahatan lisan dan tangannya, adapun muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang-orang yang menjauhi apa yang Allah larang." (HR Imam Ahmad)

Selasa, 11 Juni 2024

kesurupan dalam islam

Tragedi Vina hanyalah potongan kecil potret Suram, Rusaknya pergaulan Remaja saat ini. Dimana para remaja hari ini mereka tumbuh dan berkembang jauh dari tuntutan Syariat sehingga terjadilah krisis etika, moral & kehilangan kendali dirinya.

kesurupan atau kerasukan 

Apakah kerasukan (kesurupan) itu nyata..?

atau halusinasi, skizofrenia (gangguan mental berat), epilepsi atau hanya ilusi pikiran belaka...

fenomena kesurupan (talabus) didalam Islam merupakan kondisi dimana manusia mengalami gangguan syaithan baik berupa bisikan hingga kerasukan (takhabbutu). ini sebagaimana yang Allah SWT terangkan didalam Al Qu'ran :

ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيْطَٰنُ مِنَ ٱلْمَسِّ

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan (yatakhabbathu) syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. (Qs al Baqarah 2:275)

Nabi Saw juga menjelaskan :

إنّ ااشيطان يجري من آدم مجرى الدمّ

Sesungguhnya syaithan merasuk didalam diri anak adam melalui aliran darahnya (HR Bukhori & Muslim) 

Berdasarkan Ayat dan hadits mulia diatas dapat Kita pahami bahwasanya syaithan dapat merasuk kedalam tubuh manusia (lihat Ruqyah Jin, sihir & terapinya Hal 85 Syaikh Wahid Abdussalam Ummul Qura)

Meskipun demikian tidak Setiap orang yang terlihat kerasukan (talabus) itu benar kesurupan. bisa jadi ia sedang mengalami depresi, stress atau frustasi berat (Skizofrenia) atau mengidap penyakit medis tertentu seperti Ayan atau epilepsi.

Ruh mayit tinggal dialam Barzakh

Jadi, Benarkah Linda kerasukan Roh vina ...?

Arwah Merupakan bentuk jamak dari kata Ruh yang berarti sirrul hayah (Nyawa atau Rahasia kehidupan) dimana manusia sangatlah terbatas pengetahuannya tentang Ruh tersebut.

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".( Qs Al Israa' 17:85 ) 

Syaidina Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu berkata:

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « إن القبر أول منازل الآخرة فمن نجا منه فما بعده أيسر منه ، ومن لم ينج منه فما بعده أشد منه »

Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Alam kubur adalah awal perjalanan akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka setelahnya lebih mudah. Barang siapa yang tidak berhasil, maka setelahnya lebih berat (HR Imam At tirmidzi) 

Alam kubur (Barzakh) adalah fase pemisah antara Alam dunia menuju Alam akhirat. Arwah Orang meninggal tetap berada disana sampai datangnya Hari kiamat. Adapun yang bergentayangan menyerupai seseorang mayit ialah Jin Qorinnya atau syaithan yang menjelma seperti orang tertentu tetapi bukan Ruh orang tersebut. Dari Abu hurairoh ra Rasulullah Saw bersabda :

...Tidak ada mayat (Roh) gentayangan menjadi hantu kuburan...(HR Muslim)

Syaithan dan jin Qorin

Allah azza wa jalla berfirman :

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

Dan Allah menciptakan jin dari nyala api (Qs Ar Rahmaan 55:15)

Jin merupakan salah satu makhluk Allah SWT yang diciptakan dari api. Sedangkan Syaithan merupakan laqob (gelar) bagi makhluk Allah yang ingkar baik dari bangsa jin maupun manusia yang menjauhkan dari kebenaran. Sebagaimana telah Allah SWT ingatkan didalam Al Qur'anul Kareem:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari kalangan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan (Qs Al An'aam 6:112)

Dengan demikian bisikan dan perkataan syaithan itu tidak bisa dijadikan standar kebenaran Karena tabiat dasarnya syaithan adalah penipu lagi pendusta.

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (petunjuk) Tuhannya Yang Maha Rahman, maka kami uji baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi Qorin (teman) yang selalu menyertainya (Qs Az Zukhruf 43:36)

Mengisi waktu dengan ilmu dan amal sholeh

Terjadinya berbagai kemaksiatan, tindak kejahatan dan pembunuhan disebabkan lemahnya keimanan sehingga mudah terperdaya bujuk rayu Syaithan baik Dari kalangan Jin maupun sesama manusia yang menjauhkan dari ketaatan kepada Allah SWT. Maka cara menghindarinya ialah dengan membekali diri dengan giat mengikuti majelis-majelis ilmu & zikir. Karena ilmu akan menguatkan keimanan sedangkan zikir akan membentengi Hati & pikiran dari bisikan, tipu daya dan jebakan Syaithan.

Bahkan Allah subhanahu wa ta'ala menutup Surat terakhir didalam AlQur'anNya dengan sebuah peringatan (tanbih) kepada manusia agar berhati-hati dari bisikan Syaithan baik kalangan Jin maupun Syaithan dari kalangan manusia. 

ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ

Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada (hati) manusia. dari kalangan jin dan manusia (Qs An-Nas 114:5-6)

وعليك يا أخي بمراقبة الله تعالى في حركاتك و سكناتك و لحظانك و طرفاتك و خطرانك و اراداتك و سائر حالاتك و استشعر قربه منك. 

hendaklah engkau saudaraku merasa diawasi Allah (Muroqobah) baik dalam gerakmu, diammu, pandanganmu, kedipan serta lintasan hati dan pikiranmu, keinginan serta seluruh keadaanmu. Merasalah Allah dekat bersamamu. 

واعلم إنه ناظر إليك و مطلع عليك لا يخفي عليه منك خافية

Sadarilah, bahwasanya Allah selalu memandangmu dan mengamatimu tak ada apapun darimu yang luput dan tersembunyi padanya ( Risalah muawanah wal muzhahirati wal muwazaroti hal 5)

Sabtu, 01 Juni 2024

Hidayah itu dijemput atau ditunggu..?

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu

بإتمام الهداية و التوفيق بإتمام سببهما

yakni dengan menyempurnakan Hidayah dan TaufiqNya dengan menyempurnakan sebab-sebab untuk meraihnya [Tafsir Ruhul ma'ani juz 3/328 Qs Al Ma'idah 5:3 Darul hadits mesir]

Lafadz hudan atau hidayah berasal dari akar kata hada yahdi hidayatan yang berarti ar rosyad yakni tuntunan atau bimbingan.

الهداية شرعا هي الإهتداء الى الإسلام و الإيمان به

(Sehingga) Hidayah secara syar'i artinya tertunjukinya seseorang kepada islam dan ia beriman terhadapnya (Asy Syakhshiyah al islamiyah juz 1 hal 97 Darul ummah 2003)

Dengan demikian hidayah itu merupakan Petunjuk yang dicari, dipelajari dan dikaji yakni petunjuk yang diupayakan untuk mendapatkannya tetapi ia juga merupakan mawahib (Anugerah) yang Allah SWT berikan kepada siapa saja yang selalu berusaha bersungguh-sungguh mencarinya.

Allah azza wa jalla berfirman :

مَّنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

Siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah, maka sesungguhnya ia berbuat untuk  dirinya sendiri. dan barangsiapa yang tersesat maka sesungguhnya kesesatannya itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul (Qs al Israa' 17:15) 

Jenis- jenis hidayah 

" Kilauan mutiara kebenaran islam akan terus terkubur, terpendam dalam lautan kemalasan berfikir dan belajar

1. Hidayah kholqiyah

Akal & Hati merupakan hidayah penciptaan (kholqiyah). maka Siapapun yang berakal dan memiliki perasaan hati (wijdan) Sesungguhnya ia telah memiliki Hidayah.

Sahabat beriman, Rasa keingintahuan adalah jalan utama menjemput hidayah (bidayatul hidayah). Sedangkan Berfikir mendalam dengan Tafakkur yaitu mengkaji Ayat-ayat kauniyah dan Tadabburi yakni mengkaji Ayat-ayat Qauliyah merupakan sarana seorang hamba mengenal akan hakikat dirinya, Tuhannya serta Tujuan kehidupannya. Berfikir islami (Tasyri'i) menjadi jalan membangun kesadaran diri agar senantiasa istiqomah menyiapkan masa depan akhiratnya yang Kekal abadi.

karena kesadaran diri (Awareness) adalah kunci Perubahan. Maka siapapun yang ingin berubah maka ia harus merubah mindset pikirannya terlebih dahulu agar sesuai dengan tuntunan dan tujuan kehidupannya yakni islam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk (Hidayah), Maka Allah akan menambahkan petunjuk itu kepada mereka dan memberikan balasan atas ketakwaannya. (Qs Muhammad 47:17) 

2. Hidayah Irsad wal bayan

Islam datang merubah cara pandang. Merubah kejahilan (kebodohan) menuju jalan kebenaran, keselamatan, keadilan dan kebahagiaan. Allah subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan petunjukNya hidayah Al irsyad wal bayan didalam Al-Qur'an & As Sunnah.

Maka Bagi seorang hamba yang ingin mendapatkan PetunjukNya (hidayah). Hendaknya ia senantiasa belajar dan mengkaji hidayah al irsyad (tuntunan) wal bayan (Penjelasan) berupa Al Qur'an, As sunnah, Ijmak sahabat dan Qiyas syar'iyah yang terhimpun didalam ulumul syar'i yaitu ilmu Aqidah (Tauhid) dan ilmu-ilmu Syariah (fiqih & Tashawuf).

Dengan demikian Seorang muslim haruslah senantiasa bertafakkur dan Tadabbur mempergunakan hidayah kholqiyah (akal & hatinya) untuk berfikir, merasakan dan memahami hidayah irsyad wal bayan yang telah Allah azza wa jalla turunkan sebagai petunjuk dan solusi kehidupannya.

لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Sungguh kami benar-benar telah menurunkan AlQur'an  yang didalamnya berisi petunjuk bagi kalian. Mengapa kalian tidak Memahaminya..? (Qs Al Anbiyaa' 21:10)

3. Hidayah Taufiq wal inayah

Imam khatib Asy Syarbini Rahimahullah mendefinisikan :

التوفيق : الذي هو  خلق قدرة الطاعة في العبد

Taufiq adalah kemampuan berbuat taat yang Allah ciptakan bagi hambaNya (Al Iqna  syarhu taqrib hal 28 Darul hadits Mesir)

Allah Ta'ala telah memberi Kita kemampuan Akal dan Hati nurani untuk berfikir Dan merasakan, menimbang dan memutuskan memilih jalan ketaatan atau kefasikan sebagaimana firmanNya :

وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ

Dan kami telah menunjukkan Dua jalan (Qs al Balad 90:10) 

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا

Maka kami menunjukkan pada manusia jalan keburukan dan ketaqwaan (Qs Asy Syams 91:8) 

Oleh Karena itu, manusia sendirilah yang menentukan Pilihan hidupnya. Jadi Solusinya manusia harus selalu meningkatkan hubungannya kepada Allah SWT yang disebut  Idrak silah billah. Sebab seberapa kuat konektivitas sinyal keimanan seorang hamba kepada Tuhannya ditentukan dari seberapa luas pengetahuan dan pemahamannya terhadap hidayah irsyad wal bayan juga tergantung seberapa dalam & kokoh kebenaran Islam menghujam (tertanam) didalam benaknya serta terpatri direlung jiwanya yang menjadi pondasi keimanan yang akan menjadi energi ketaatannya dalam beribadah kepada Allah SWT serta terikat pada Sunnah NabiNya SAW.


Imam ibnul Qoyim Al jauziyah mengingatkan :

تعمي بصيرة القلب، تطمس نوره و تسدّ طرق العلم و تحجب 
موادّ الهداية
Butanya mata Hati akan memadamkan cahaya hidayah, menutupi jalan-jalan ilmu Serta menghalangi Cahaya hidayah 
(Ad da' wad dawa' hal 70 dar 'alamiah)

Khotimah
Tanpa petunjuk Kita akan kehilangan arah, terombang-ambing dalam ketidaktahuan dan ketidakpastian. oleh Karena itu, untuk mendapatkan hidayah Taufiq wal inayah hendaknya Kita senantiasa meluruskan niat, menjernihkan pikiran, membersihkan Hati Serta senantiasa mengharapkan bimbingan dan pertolongan Allah SWT dalam mengkaji, mempelajari dan Memahami al-Qur'an dan As sunnah.
 
Bahkan Nabi Saw mengajarkan kita berdoa :
اللهم إني أسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى
Yaa Allah,...
Sesungguhnya aku memohon hidayah TaufiqMu, ketaqwaan, kebersihan jiwa dan kekayaan hati (HR Muslim)