وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِى ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Siapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya ia akan mendapati dimuka bumi ini tempat hijrah yang luas lagi banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya. maka sungguh telah tetap pahala baginya disisi Allah SWT. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs An Nisa 4:100)
Musim terus berganti waktu terus berlalu, semua yang datang (terlahir) pastikan kembali (mati)...
Betapa singkatnya hidup ini. ternyata semua yang dicinta pastikan pergi...
Setiap masa yang terlewati takkan pernah bisa kembali...
Maka jikalah benar tujuan dipatri pastilah meniti jalan ilahi. karena dunia hanyalah sementara sedangkan akhirat selamanya.....
Hijrah lillah
Semua terus berubah dan akan berakhir begitu pula kehidupan. Pemahaman & pertemanan (Circle) adalah jalan istiqomah dalam berhijrah. bila seorang muhajir (orang yang berhijrah) tidak memiliki pemahaman dan pertemanan yang Benar Maka sulit baginya istiqomah dalam berhijrah untuk menjadi lebih baik dari waktu kewaktu. Bahkan ia bisa kembali kemasa lalu yang akan menjadi penyesalan selamanya diakhirat kelak. sebagaimana Allah menggambarkannya didalam Al Qu'ran:
قَدْ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَتْهُمُ ٱلسَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا۟ يَٰحَسْرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَىٰ ظُهُورِهِمْ ۚ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ
Sungguh merugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhannya; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu (Qs al An'aam 6:31)
Imam ibnu hajar al haitsami menjelaskan didalam fathul mubin :
الهجرة لغةً : الترك، و شرعا: مفارقة دار الكفر الى دار الإسلام خوف الفتنة و وجوبها باق
Hijrah secara bahasa berarti meninggalkan. adapun secara Syar'i hijrah berarti beralih dari darul kufur menuju darul islam (karena ketaatan) takut terjerumus fitnah. dan hukum Hijrah itu wajib selamanya
وحقيقةً: مفارقة ما يكرهه الله تعالى الى غيره لحيدث الآتي [والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه]
sedangkan hakikatnya Hijrah ialah berlepas diri dari Perkara apa saja yang Allah ta'ala benci sebagaimana Nabi saw bersabda Orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang telah meninggalkan apa-apa yang Allah Larang darinya
(Majmu' syuruh arbain hal 87 Markaz ibnu jauzi Mesir 2022)
Perjalanan hijrah yang benar akan menjadikan Seorang hamba mengisi kehidupannya dengan berbagai ketaatan. Sehingga ia takkan "menggadaikan" keimanannya dalam kemaksiatan dan kelalaian apalagi "menjual" agamanya untuk kepentingan pribadi dan keuntungan duniawi. ia akan terus berjuang menjaga kemurnian niatnya dalam ketaatan. Meski terkadang terasa berat dan sulit.
Sedangkan Hijrah lelah
ialah Hijrahnya seseorang karena sesuatu atau keterpaksaan atau tujuan tertentu. Perbedaan hijrah lillah dan hijrah lelah diantaranya bisa dilihat dari amalnya. hijrah lillah amalnya dikendalikan oleh imannya & diatur oleh Syariat Rabbnya sedangkan hijrah lelah amalnya masih dikendalikan oleh dominasi perasaan & nafsunya dan diatur oleh kesenangan syahwatnya & ambisi duniawinya. maka untuk mendapatkan makna hijrah yang sesungguhnya seorang hamba harus Memahami hakikat kehidupan dan tujuan hidupnya yang Sebenarnya.
Uqdatul kubro (Simpul besar kehidupan)
Hujjatul Islam Imam Al Ghazali menjelaskan:
فالمجاهدة مفتاح الهداية لا مفتاح لها سواها
kesungguhan dalam mengkaji islam adalah kunci dari hidayah tidak ada selain dari pada keseriusan (mujahadah) ini ( Ihya ulumiddin hal 45 Darul alamiah 2014 )
Benarnya hijrah Seorang hamba ialah disaat ia telah menemukan Tujuan Hidupnya yang Sesungguhnya. Proses ini harus dimulai dari perenungan akan hakikat dirinya. Dengan senantiasa mengkaji dan merenungi (merefresh) jati dirinya, dari mana ia berasal...? untuk apa ia hidup...? dan akan kemana ia setelah hidup atau kematiannya nanti...?
Sebab Jawaban dari 3 pertanyaan mendasar ini akan menentukan Tujuan kehidupannya. Karena pada akhirnya Hidup ini adalah pilihan. Kitalah yang memilih mempersiapkan masa depan akhirat Kita sendiri...
Sebagaimana Allah azza wa jalla mengingatkan Kita :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat (dipersiapkan)nya untuk hari esok (akhiratnya) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan
وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allahpun menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.(Qs al Hasyr 59:18-19)
Rasulullah Saw juga mengingatkan Kita untuk senantiasa istiqomah dalam berhijrah :
إن الرجل ليعمل الزمان الطويل بعمل أهل الجنة ثم يختم له بعمل أهل النار، و إن الرجال ليعلم الزمن الطويل بعمل أهل النار ثم يختم له بعمل أهل الجنة
Sungguh ada seorang hamba yang benar-benar senantiasa beribadah sepanjang waktunya dengan amalan penghuni surga tapi akhir hayatnya mengerjakan amalan ahli neraka [Su'ul khotimah], dan adapula seorang hamba yang sepanjang hidupnya beramal ahli neraka namun akhir hayatnya mengerjakan amalan penghuni surga [ Husnul khotimah ] (HR Muslim)
إنما الأعمال بخواتيم
sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung akhirnya (HR Bukhari)
[Majmu' syuruh arbain Hal 212 Markaz ibnu jauzi Mesir 2022]